Sunday, 11 August 2019

Jadi Berakal Peluang Bisnis Dalam Kesempitan Pun Dapat Jadi Berkah


Peluang Bisnis Dalam Kesempitan Pun Bisa Makara Berkah. Dalam kehidupan ini musibah bisa tiba kapan saja dan di mana saja. Tak peduli siapapun Anda, kadang tanpa terduga, musibah bisa datang. Tentu saja, kehadiran musibah itu biasanya sangat tidak diharapkan. Apalagi musibah itu mengakibatkan luka, derita dan hilangnya harta benda bahkan nyawa. Oleh alasannya ialah itu, dalam doa yang dipanjatkan, orang sering memohon dijauhkan dari petaka.

Lalu, kalau tak mengharapkan musibah namun musibah tiba juga, bagaimana cara menyikapinya? Untuk hal yang satu ini, kita bisa mencar ilmu dari Bernie Ecclestone. Salah seorang pendiri balapan Formula 1 ini, bisa mengubah musibah menjadi berkah. Petaka yang menimpanya memang sempat membuatnya susah. Namun itu hanya sesaat saja, dengan cerdas beliau bisa mengubah musibah jadi berkah. Dengan musibah yang menimpa, beliau justru mendapat rezeki.

Saya sebut musibah alasannya ialah pada suatu waktu beliau dirampok, dihajar hingga babak belur oleh para perampok. Jam tangan Hublot seharga Rp 4 miliar raib digondol perampok. Dalam keadaan badan yang penuh luka, beliau minta orang untuk mengambil foto dirinya. Kemudian, hasil dari foto tersebut beliau kirim ke CEO Hublot, Jean Claude Biver. Dia tulis catatan di bawah foto yang beliau kirim: "See what people will do for a Hublot".

Apa yang dilalakukan oleh CEO Hublot, Jean Claude Biver, terhadap foto tersebut? Bagi Jean Claude Biver foto yang dikirim oleh Bernie Ecclestone mempunyai nilai yang sangat penting untuk melejitkan ketenaran Hublot. Untuk itu, beliau meminta izin Bernie Ecclestone untuk mengakibatkan foto tersebut sebagai iklan dan memasang foto Bernie Ecclestone yang sedang babak belur dengan judul besar: "See what people will do for a Hublot".

Setalah iklan tersebut dipasang di banyak sekali media publikasi kawan Hublot, terjadi peningkatan penjualan jam tangan Hublot yang luar bisa. Karena itu, Hublot kemudian membayar miliaran rupiah buat Bernie Ecclestone yang dipasang sebagai bintang iklan.

Apa yang sanggup kita pelajari dari kreativitas Bernie Ecclestone pada dikala ditimpa petaka?

Pertama, apabila Anda menggeluti dunia bisnis, maka dalam keadaan apapun, bagaimanapun dan di manapun, kesadaran bisnis harus tetap terjaga. Setiap bencana baik itu bencana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, kalau sanggup dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, akan bernilai bisnis. Perhatikan, banyak pengusaha yang berhasil mendulang kesuksesan di balik krisis ekonomi yang pernah melanda negeri ini pada 1997-1998.

Contohnya, beberapa pengusaha sarungan dari Sidogiri sukses mendirikan BMT Sidogiri pada dikala krisis ekonomi mulai melanda Indonesia pada 1997. Saat krisis ekonomi mulai mendera, mereka mendirikan BMT Maslahah dengan modal Rp 13,5 juta dengan tujuan untuk membantu kaum dhuafa dari jeratan rentenir. Tiga tahun kemudian, pada pertengahan 2000, mereka mendirikan BMT UGT Sidogiri yang sekarang (2016) memiliki aset lebih dari Rp 1,8 triliun.

Krisis ekonomi tidak menciptakan mereka gentar untuk hijrah dari ekonomi ribawi ke ekonomi syariah. Terbukti, ekonomi syariah ternyata lebih tahan dari gempuran krisis daripada ekonomi konvensional. Pada dikala bank-bank konvensional rontok, BMT Sidogiri perlahan namun niscaya berkembang sehingga menorehkan prestasi jago di tingkat nasional.

Kedua, terkadang peluang bisnis itu tiba dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka dari itu, bersiaplah setiap dikala untuk menyongsong peluang bisnis meskipun akan hadir dalam waktu dan kawasan yang tidak atau kurang tepat. Apabila Anda terlambat menyongsongnya, maka peluang bisnis itu akan disambar oleh orang lain. Jadi, jangan hingga terlambat memanfaatkan peluang bisnis sebelum kesudahannya ditangkap oleh orang lain. Bila peluang bisnis itu hadir, segera bertindak cepat untuk menangkap peluang. Kaidahnya, siapa cepat beliau akan dapat, siapa lambat beliau akan ketinggala.

Ketiga, peluang bisnis itu kadang hanya sekali tiba dalam hidup Anda. Karena itu, ketika beliau datang, jangan hingga tidak memanfaatkan peluang bisnis itu dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, jangan hingga ragu dan jangan hingga terlalu usang mengambil kesempatan tersebut. Orang-orang yang suka memancing tahu persis, sekali terlambat menarik kail, maka hilanglah kesempatan untuk mendapat ikan besar. Berarti, kita dituntut untuk bertindak cepat pada dikala yang sempurna semoga mendapat hasil yang maksimal.

Keempat, jangan hingga terlambat dalam mengambil keputusan dikala peluang bisnis datang. Berfikir sebelum bertindak itu baik sekali. Namun, kalau terlalu usang dalam berfikir sehingga terlabat mengambil keputusan, maka peluang bisnis akan pergi. Nokia kesudahannya harus undur diri dari bisnis telepon seluler alasannya ialah terlambat dalam mengambil keputusan untuk mencar ilmu dari lingkungan bisnis yang berubah dengan sangat cepat.

Oleh: Mokh. Syaiful Bakhri (BMT Sidogiri)

No comments:

Post a Comment