Belajar siswa yang afektif meliputi nilai emosi, semangat, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari berguru afektif. Proses berguru afektif meliputi dasar yang merupakan bentuk dari sikap, emosi, semangat, minat dan sikap individu (mental).
Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses berguru afektif.
Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan hasil dari berguru langsung.
Pelajar sanggup dibantu semoga lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan putus asa sangat perlu untuk membantu pelajar memperoleh pengertian diri dan kematangannya.
Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.
Bagaimana para pelajar mengikuti keadaan dan memberi reaksi terhadap situasi akan memberi dampak dan efek terhadap proses berguru afektif.
Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan menempel sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah akan tetap menempel pada keseluruhan proses perkembangan.
Sikap lebih gampang dibuat alasannya yakni pengalaman yang menyenangkan.
Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar sikap kelompok.
Proses berguru di sekolah dan kesehatan mental mempunyai relasi yang erat. Pelajar yang mempunyai kesehatan mental yang baik akan sanggup berguru lebih gampang daripada yang mempunyai masalah.
Belajar afektif sanggup dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan kelas.
Bidang penilaian atau penilaian pendidikan merupakan aspek yang tidak kalah penting untuk dikembangkan di masa depan. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai seorang guru yakni keterampilan dalam merancang dan melakukan penilaian, baik yang menyangkut ranah sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotorik).
Berdasarkan fakta yang ada, masih banyak guru termasuk Guru PAI yang masih perlu dilatih dalam bidang penilaian pendidikan, khususnya penilaian sikap.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas Guru PAI dalam memahami banyak sekali kompetensi yakni pemberdayakan KKG PAI yang ada di kabupaten/kota KKG merupakan kelompok kerja atau musyawarah guru yang difungsikan sebagai wadah untuk menyebarkan profesionalisme guru.
Kelompok ini dipandang sangat strategis dan perlu terus diberdayakan guna terwujudnya guru yang professional. Oleh alasannya yakni itu, Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama memprogramkan pemberdayaan KKG PAI dengan keinginan meningkatnya motivasi para guru PAI dalam pengembangan kompetensi dan profesionalisme.
Agar kiprah KKG sebagai kelompok atau organisasi profesional maksimal maka harus diberdayakan pada segala bidang, menyerupai dari segi pengelolaan atau management, perencanaan program, pelaksanaan program, penilaian program, pengembangan program, dan seni administrasi training GPAI, sehingga sebagai kepanjangan tangan Kementerian Agama dalam Sosialisasi Kebijakan Pemerintah menjadi lebih bermakna.
Melihat kiprah KKG PAI SD tingkat Kab/Kota sangat strategies dalam upaya pengembangan dan peningkatan kompetensi guru PAI SD, maka Direktorat Pendidikan Agama Islam, Ditjen Pendidikan Islam merasa perlu untuk memberi support kepada organisasi profesi tersebut biar lebih berdaya dan memberi pencerahan kepada KKG PAI SD biar lebih berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya, yaitu melalui Pemberian Dana Bantuan Pemberdayaan KKG PAI SD Tingkat Kabupaten/Kota.
Pertama Keberadaan KKG PAI SD tingkat Kab/Kota di seluruh Indonesia hingga dengan ketika ini belum berfungsi dan berperan sebagaimana yang diharapkan. Kendalanya, antara lain KKG tidak mempunyai sumber pendanaan yang bisa menggerakkan agenda maupun acara yang telah dibentuk masing-masing. KKG juga pada umumnya tidak mempunyai sarana, peralatan, maupun media pembelajaran yang diharapkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan dalam KKG.
Kedua Peraturan Pemerintah RI No. 55 Tahun 2007 Bab II Pasal 2 perihal Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan mengamanatkan biar pengelolaan Pendidikan Agama Islam bisa membentuk insan Indonesia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia dan bisa menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intra dan antar umat beragama.
Pendidikan Agama Islam juga diharapkan bisa mewujudkan berkembangnya kemampuan penerima didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Agama Islam yang menyelaraskan penguasaan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Sesuai amanat pasal 3, dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama. Dan pada Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 16 Tahun 2010 bab ketiga pasal 3 ayat 2 yang lain disebutkan bahwa setiap penerima didik pada sekolah berhak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya.
Ketiga Untuk mewujudkan tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI) di SD perlu dipersiapkan suatu pengelolaan PAI yang betul-betul terencana, terarah, sesuai kebutuhan dan potensi sekolah, sehingga berdampak positif terhadap hasil berguru penerima didik.
Pengelolaan hasil pembelajaran PAI yang berkualitas dipengaruhi oleh banyak sekali faktor di antaranya : kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, tata kelola, dan penerima didik itu sendiri. Dari sekian banyak faktor, pendidik atau guru yakni faktor yang paling dominan, alasannya yakni dalam proses pembelajaran guru atau pendidik merupakan subject dan pelaku utamanya.
Keempat Peran dan fungsi guru dalam system dan proses pendidikan sangat penting. Karena itu, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 perihal guru dan dosen mensyaratkan biar guru pada setiap satuan pendidikan minimal berkualifikasi S.1 atau D.4.
Di samping itu, guru wajib lulus mengikuti agenda sertifikasi untuk memastikan bahwa guru tersebut professional. Bagi guru PAI yang sudah berkualifikasi S.1 dan sudah lulus sertifikasi, pada tahap berikutnya mempunyai kewajiban untuk setiap ketika meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan kompetensinya sehingga terjamin kinerjanya tetap baik sesuaidengan kebutuhan dan perkembangan.
Kelima Secara eksplisit tujuan pendidikan nasional begitu luas, ideal, dan nuansa agamisnya sangat kuat. Hal tersebut, memposisikan pentingnya PAI, sekaligus menempatkan guru agama khususnya guru mata pelajaran PAI di SD pada peran, fungsi, tugas, dan tanggungjawab yang relative lebih berat dibanding guru mata pelajaran lainnya.
Pembelajaran PAI tidak hanya sekedar menawarkan pengetahuan, tetapi lebih dari itu harus bisa menanamkan dan membiasakan sikap, karakter, kepribadian, dan prilaku terpuji. Karena itu pula, guru PAI perlu mempunyai kesadaran dan keikhlasan yang lebih pula untuk menjalankan instruksi etiknya sebagai guru, terutama kesadaran untuk menyebarkan dan meningkatkan mutu profesinya baik dilakukan secara sendiri-sendiri atau bahu-membahu dengan guru PAI lainnya.
Keenam Peraturan Menteri Agama RI Nomor : 16 Tahun 2010 perihal Pengelolaan Pendidikan Agama di Sekolah, mengamanatkan biar guru agama (PAI) mempunyai sejumlah kompetensi yang mencakup 6 (enam) kompetensi, yaitu : Kompetensi pedagogic, Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial, Kompetensi professional, Kompetensi kepemimpinan, dan Kompetensi spiritual. Dengan adanya kompetensi tersebut, diharapkan guru Pendidikan Agama Islam tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer of knowledge, tetapi juga sebagai qudwah hasanah yang digugu dan ditiru sikap dan perilakunya sebagai cerminan pengejawantahan nilai-nilai fatwa Islam.
Ketujuh ecara kuantitas jumlah Guru PAI SD yang berstatus PNS dan Non PNS, secara nasional kurang lebih ada 127.797 orang. Secara kualitas, kondisi Guru PAI ketika ini pada umumnya relatif masih rendah, dan harus terus ditingkatkan. Kualitas yang dimaksud, antara lain wawasan dan kompetensi sebagai Guru PAI, serta kompetensi dalam menyebarkan RPP, menyebarkan materi ajar, implementasi pembelajaran, dan kemampuan mendesain instrumen penilaian pembelajaran.
Dengan diberlakukannya kebijakan pemerintah perihal Kurikulum-2013 ketika ini, guru dituntut haruslebih kreatif, inovatif, dan profesional. Guru harus bisa mendesain perencanaan, melakukan dan menciptakan penilaian yang lebih baik dibanding dengan guru masa kemudian sebelum diberlakukannya Kurikulum-2013.
Kedelapan Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama RI secara teknis telah menetapkan bahwa perlu ada agenda berkelanjutan perihal training terhadap guru PAI SD terkait dengan peningkatan wawasan dan kompetensinya yang diformat sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI, kebutuhan guru PAI, dan juga situasi, kondisi, dan potensi yang berkembang di sekolah. Program training berkelanjutan dimaksud yakni pemberian pertolongan operasional dalam rangka memberdayaan dan pencerahan bagi KKG PAI SD tingkat Kab/Kota.
Pada mulanya sang pembuat pensil berkata pada pensil “ada lima hal yang harus kau ketahui sebelum saya mengutusmu ke dunia, ingatlah lima hal itu dan kau akan menjadi pensil terbaik yang pernah ada”.
Kamu bisa menciptakan karya-karya besar, tapi hanya bila kau membiarkan dirimu dalam tangan seseorang yang memegangmu. Dari waktu ke waktu kau akan mengalami hal yang menyakitkan yang mempertajam dirimu, pengalaman ini ialah tuntutan mutlak untuk menjadi pensil terbaik. Kamu mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kesalahan apapun yang telah kau lakukan. Bagian terpenting dari dirimu ialah bab yang ada pada bab terdalam dari dirimu
Apapun kondisinya, kau harus terus menulis. Kamu harus meninggalkan jejak yang jelas, yagn sanggup dibaca dengan jelas, sekalipun dalam kesulitan yang sulit
Pensil memahami, berjanji untuk mengingat, dan kemudian masuk kedalam kotak dengan penuh pemahaman akan tujuan pembuatnya.
Sekarang gantilah “pensil” dengan “nama anda”. Ingatlah selalu dan jangan pernah melupakannya. Dan anda akan menjadi langsung yang terbaik yang pernah ada.
Anda akan bisa menciptakan hal-hal besar, jikan hanya anda membiarkan diri anda dituntun oleh sang Pencipta dan membiarkan sesama mengakses kemampuan yang anda miliki
Dari waktu ke waktu anda akan mengalami hal yang menyakitkan, melalui banyak sekali kesulitan dan masalah. Tapi pengalaman ini anda butuhkan untuk menjadi langsung yang kokoh
Anda mempunyai kemampuan memperbaiki setiap kesalahan yang anda lakukan. Dengan melalui hal itu, anda akan berkembang dan tumbuh
Bagian terpenting dari dirimu ialah bab terdalam dari jati dirimu
Pada setiap jalan yang anda lalui, anda harus meninggalkan tanda / jejak yang jelas
Setiap orang sama ibarat pensil, diciptakan oleh Pencipta secara unik dengan tujuan tertentu, dengan memahami dan mengingatnya, mari kita melanjutkan penggilan kita sebagai guru dan orang renta dengan penuh makna dan menjalin kekerabatan bersahabat dengan Pencipta dan sesame dalam kehidupan kita sehari-hari.
Renungan Untuk Para Orang Tua. Sebenarnya ini hanya untuk kalangan sendiri, bukan musik yang biasa tersebar dimana-mana tapi sebuah rekaman sebuah program tamat tahun Pondok Pesantren Sidogiri. MP3 ini di dedikasikan untuk para wali santri Sidogiri sebagai renungan akan tanggung jawabnya terhadap anak-anaknya yang di mondokkan di PP. Sidogiri.
Namun aku merasa ini juga perlu didengarkan ke semua kalangan khususnya untuk orang renta yang menginginkan anaknya mempunyai ilmu yang bermanfaat.
Teks puisi :
Kepada wali santri Engkau jauh-jauh kemari menitipkan anakmu pada kyai Engkau jauh-jauh kemari menggantungkan impian pada sidogiri Engkau jauh-jauh kemari mengirim kebutuhan anakmu setiap bulan Dan engkau jauh-jauh kemari mendatangi setiap panggilan undangan Semoga ketulusan diterima dan anakmu mulya
Mungkin engkau titipkan anakmu disini biar sanggup mendalami ilmu agama Mungkin engkau titipkan anakmu disini biar sanggup hidup mulya Mungkin engkau titipkan anakmu disini biar kondusif dari perbuatan bebas yang lepas Atau mungkin engkau titipkan anakmu disini biar hidupmu yang bebas dan lepas Tak ada yang tahu, hanya Allah dan hatimu
Setiap anak lahir dalam keadaan suci Lalu orang renta yang sanggup membawanya Menjadi yahudi, nasrani, atau majasi atau tetap suci Terserah kamu orang renta kemana anakmu akan kamu bawa Pada kyai ataukah pada pencuri Terserah kamu orang renta kemana anak-anakmu akan kamu bawa Apakah hidup mulya atau hidup yang hina
Mungkin engkau telah mendidiknya sebelum kemari Maka izinkanlah sidogiri mendidiknya dengan caranya sendiri Mungkin juga engkau tidak sempat mendidiknya Maka izinkanlah sidogiri mendidiknya sebelum engkau mati
Dan ketika kematianmu tiba Apakah yang akan engkau pertaruhkan Harta, tahta, semua sirna, semua tak kamu bawa semuanya hampa Kecuali engkau punya amal ibadah Kecuali engkau punya amal jariyah Kecuali engkau punya ilmu manfaat Atau engkau punya anak Sholeh dan sholehah Lalu, sudah kamu memilikinya?
Meski engkau bukan siapa-siapa Insya Allah anakmu mulya dan memulyakanmu Setelah anakmu kamu mondokkan
Wali santri, ketika anakmu engkau titipkan disini Maka anakmu menjadi milik kyai Bukan hanya menjadi milikmu Kyai sidogiri bukan hanya yang masih ada Yang sanggup engkau temui di dalem-dalemnya Kyai sidogiri juga mereka yang sudah tiada Yang hanya sanggup kamu temui di pesarean-pesareannya
Kyai sulaiman kyai aminullah kyai mahalli Kyai nur hasan bin nur khotim Kyai bahar bin nur hasan kyai nawawi bin nur hasan Kyai abdul jalil bin fadzil kyai kholil nawawi Kyai abd adzim bin urip kyai nur hasan nawawi Kyai shiroj nawawi kyai sa’dullah nawawi Kyai hasani bin nawawi dan kyai abdul alim bin abdul jalil Mereka yaitu yang mengayomi anak-anakmu
Izinkanlah kyai-kyai mengayomi anak-anakmu Izinkanlah majelis keluarga bermusyawaroh untuk kebaikan anakmu Izinkanlah pengurus-pengurus pondok mengurus anak-anakmu Izinkanlah guru-guru mengajar anakmu Izinkanlah… Izinkanlah…
Engkau mempercayai kyai untuk kamu titipi anakmu Dan kyai mempercayai pengurus untuk mengurus anak-anakmu Sidogiri punya undang-undang dasar Sidogiri punya peraturan-peraturan Sidogiri punya pilihan dan kebijakan Maka arahkan anakmu untuk mematuhinya
Sidogiri ajarkan ilmu agama Sidogiri ajarkan tatakrama Sidogiri ajarkan taat Dan sidogiri juga ajarkan tawadu’ Maka arahkan anak-anakmu untuk mematuhinya dan mengamalkannya
Semoga niat tulusmu memondokkan anakmu dibalas Allah Dengan ilmu untuk anakmu dan pahala untukmu Semoga kepercayaanmu dibalas Allah Dengan kemulyaan untuk anakmu dan kebahagiaan untukmu Semoga ......
Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Akankah peribahasa ini masih sering kita dengar seiring dengan banyak sekali "pendapatan" dan "kesejahteraan" yang didapat? Mulai dari tunjangan sertifikasi dan kenaikan gaji. Dulu, di pesantren diajarkan "likulli syaiin zakatun, wazakatul ilmi attarbiyah" bahwa zakatnya ilmu ialah mengajar. Ironisnya, kini ini banyak guru yang tidak sibuk mengajar akan tetapi terlena dengan berkas-berkas sertifikasi. Walhasil mereka terdegradasi spirit keihlasannya, terjebak oleh sistem standarisasi.
Dari hiruk pikuknya banyak sekali akomodasi negara untuk para guru, mulai dari BOS, tunjangan fungsional, tunjangan sertifikasi/profesi pendidik (TPP), ternyata masih ada dan masih banyak pendidik yang tidak terlena oleh banyak sekali macam tunjangan. "Para guru ngaji dan pengajar TPA/TPQ di pelosok nusantara, jangankan menerima tunjangan dari pemerintah, menerima honor bulanan pun juga tak pernah didapat. Mereka mengajar dengan penuh keikhlasan, para murid pun tidak dikenakan biaya sepeserpun. Inilah potensi keikhlasan yang dimiliki Kementerian Agama.
Para guru sekarang, sudah tergerogoti oleh jiwa tidak ikhlas. Sertifikasi yang masih secara nasional tidak menemui kejelasan eksistensinya. Orang karenanya gundah alasannya guru yang disertifikasi dan tidak, kualitasnya sama, bahkan tidak ada peningkatan kapasitas keilmuan apalagi profesionalismenya.
Akhirnya, muncullah agenda gres yang belum tentu anggun juga, yaitu Uji Kompetensi Guru (UKG) yang tujuannya ialah guru yang tidak baik menjadi baik, yang baik semakin baik. Namun agenda ini belum tentu akan menuntaskan masalah.
Wajar Dikdas 12 tahun yang akan digodok misalnya, ternyata ukurannya sangat kualitatif dan formal. Anggaran besar untuk pembangunan gedung, meubeler, peningkatan kualifikasi guru ialah tolok ukurnya. "Seharusnya sanggup mengukur kepada hal-hal yang non-formal, bahwa proses berguru tidak harus di balik tembok. Yang paling penting ialah pertolongan dan pengukuhan pada kompetensinya.
Maksimalkan Golden Eye Anak Indonesia. Sekitar 80 persen otak anak berkembang pada usia 0-6 tahun, atau dikenal sebagai masa emas tumbuh kembang anak. Pada masa ini, berdasarkan Psikolog AnakDesni Yuniarni, gosip menyerupai apapun akan diserap anak tanpa melihat baik atau buruknya. Informasi ini nantinya akan menjadi pondasi pembetukan karakter, kepribadian, dan kemampuan kognitif mereka.
Lebih jauh, penelitian spesialis perkembangan dan sikap anak asal AS, Berry Brazelton, menununjukkan bahwa tahun pertama ialah masa krusial kehidupan anak. Masa ini, ujarnya, memilih apakah ketika beranjak cukup umur ia bisa menghadapi tantangan, mempunyai semangat berguru tinggi, dan berhasil dalam pekerjaan.
Perlu diingat, keberhasilan karir seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh nilai rapor sekolah saja. Namun, hal ini juga ditentukan dari kemampuan soft skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, kerja sama, menuntaskan masalah, toleransi, dan sejenisnya.
Di sinilah PAUD (pendidikan usia dini), baik formal maupun informal, mengambil tugas utama. PAUD ialah daerah pertama anak berguru bersosialisasi dengan baik. Mereka berguru cara berinteraksi dengan orang lain di luar bundar keluarga dan berguru beradaptasi dalam lingkungan berbeda.
Manfaat pendidikan yang diterima semenjak usia dini, menyerupai pembiasaan baik yang dilakukan secara disiplin oleh pendidik PAUD, akan terbawa sampai dewasa. Setiap anak seharusnya mendapat pendidikan minimal satu tahun sebelum masuk pendidikan dasar. Dengan begitu, mereka dibekali dulu lewat pendidikan usia dini.
Semoga belum dewasa Indonesia bisa mendapat pendidikan yang menyenangkan, atraktif, dan di ketika yang sama juga membangun mental dan huruf semenjak kecil sehingga bisa menjadi dasar insan Indonesia yang baik.
Motivasi sanggup diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang sanggup menumbuhkan tingkat semangat dalam melaksanakan suatu acara belajar, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi instrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Menumbuhkan motivasi berguru siswa merupakan salah satu teknik dalam menyebarkan kemampuan dan kemauan belajar. Salah satu cara yang logis untuk momotivasi siswa dalam pembelajaran ialah mengaitkan pengalaman berguru dengan motivasi siswa. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan problem ini.
Sehingga sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin kita harus selalu berupaya untuk sanggup meningkatkan motivasi berguru terutama bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam berguru dengan memakai banyak sekali upaya yang sanggup dilakukan oleh guru yaitu:
Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.
Membangkitkan motivasi siswa.
Ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.
Mengguanakan variasi metode penyajian yang menarik.
Berilah kebanggaan yang masuk akal setiap keberhasilan siswa.
Berikan penilaian.
Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
Ciptakan persaingan dan kerjasama
Faktor Motivasi
Faktor instrinsik atau faktor dari dalam diri insan yang disebabkan oleh dorongan atan keinginan akan kebutuhan belajar, harapan, dan cita-cita.
Faktor ekstrinsik juga mensugesti dalam motivasi belajar.
Faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan berguru yang menyenangkan, dan acara berguru yang menarik.
Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)
Hierarki kebutuhan manusia:
kebutuhan fisiologikal (physiological needs), ibarat : rasa lapar, haus, istirahat;
kebutuhan rasa kondusif (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam banyak sekali simbol-simbol status; dan
aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk menyebarkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga bermetamorfosis kemampuan nyata.
Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal ihwal teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. tiga ciri umum yaitu :
sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat;
menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul lantaran upaya-upaya mereka sendiri, dan
menginginkan umpan balik ihwal keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG)
Existence, Relatedness , Growth
Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya;
Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang "lebih tinggi" semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan;
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
Belajar
Gage mengartikan 'belajar' sebagai suatu proses perubahan prilaku
Cronbach mendefinisikan belajar: "learning is shown by a change in behavior as a result of experience" (pembelajaran ditunjukkan oleh perubahan sikap sebagai hasil dari pengalaman)
Harold Spears menyampaikan bahwa: "learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction" (belajar ialah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti arah).
Geoch, menegaskan bahwa: "learning is a change in performance as result of practice".
Paradigma Belajar
Dalam paradigma gres pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk mengubah sikap siswa, tetapi membentuk abjad dan sikap mental profesional yang berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya ialah pada ‘mempelajari cara belajar’ (learning how to learn) dan bukan hanya semata pada mempelajari substansi mata pelajaran, tapi menjadi pembelajar sepanjang hayat (long life learners)
Motivasi Belajar
Ada empat katagori yang perlu diketahui oleh seorang guru yang baik terkait dengan motivasi "mengapa siswa belajar", yaitu
Motivasi intrinsik (siswa berguru lantaran tertarik dengan tugas-tugas yang diberikan),
Motivasi instrumental (siswa berguru lantaran akan mendapatkan konsekuensi: reward atau punishment),
Motivasi sosial (siswa berguru lantaran wangsit dan gagasannya ingin dihargai), dan
Motivasi prestasi (siswa berguru lantaran ingin memperlihatkan kepada orang lain bahwa beliau bisa melaksanakan kiprah yang diberikan oleh gurunya)
Strategi dan metode pembelajarannya ialah mengacu pada konsep konstruktivisme yang mendorong dan menghargai perjuangan berguru siswa dengan proses enquiry & discovery learning.
Paikem merupakan model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.
proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb).
proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman berguru mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, obrolan atau melalui simulasi role-play).
proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali ihwal kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
proses Eksplorasi (siswa mengalami pribadi dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).
Teknik Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Memberikan penghargaan dengan memakai kata-kata, ibarat ucapan anggun sekali, hebat, dan menakjubkan. Penghargaan yang dilakukan dengan kata-kata (verbal) ini mengandung makna yang positif lantaran akan mengakibatkan interaksi dan pengalaman pribadi bagi diri siswa itu sendiri
Memberikan nilai ulangan sebagai pemacu siswa untuk berguru lebih giat. Dengan mengetahui hasi yang diperoleh dalam berguru maka siswa akan termotivasi untuk berguru lebih ulet lagi.
Menumbuhkan dan mengakibatkan rasa ingin tahu dalam diri siswa. Rasa ingin tahu sanggup ditimbulkan oleh suasana yang mengejutkan atau tiba-tiba.
Mengadakan permainan dan memakai simulasi. Mengemas pembelajaran dengan membuat suasana yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan sanggup melibatkan afektif dan psikomotorik siswa. Proses pembelajaran yang menarik akan memudahkan siswa memahami dan mengingat apa yang disampaikan.
Menumbuhkan persaingan dalam diri siswa. Maksudnya ialah guru memperlihatkan kiprah dalam setiap acara yang dilakukan, dimana siswa dalam melaksanakan tugasnya tidak berhubungan dengan siswa yang lainnya. Dengan demikian siswa akan sanggup membandingkan hasil pekerjaan yang dilakukannya dengan hasil siswa lainnya.
Memberikan pola yang positif, artinya dalam memperlihatkan pekerjaan kepada siswa guru tidak dibenarkan meninggalkan ruangan untuk melaksanakan pekerjaannya lainnya.
Penampilan guru; penampilan guru yang menarik, bersih, rapi, sopan dan tidak berlebih-lebihan akan memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Termasuk juga kepribadian guru, guru yang masuk kelas dengan wajah tersenyum dan menyapa siswa dengan ramah akan mebuat siswa merasa nyaman dan bahagia mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.
Indikator Keberhasilan
Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar
Adanya keinginan, semangat dan kebutuhan dalam belajar.
Memiliki harapan dan harapan masa depan
Itulah beberapa hal yang bisa menjadi motivasi guru dan siswa untuk meningkatkan kwalitas berguru di dalam atau diluar sekolah. Semoga bermanfaat...
Sudah tentu semua guru mengharap disenangi semua siswanya, dengan kata lain murid nge-fans sama gurunya. Jika sudah begitu, maka guru akan selalu dinanti kehadirannya dan berusaha mencari juga guru itu tidak ada, dan lain sebagainya.
Menjadi guru yang disukai juga bukan berarti menuruti semua keinginan. Karena jikalau guru menuruti semua keinginan siswa, bisa jadi malah menciptakan keluar dari tujuan proses berguru mengajar. Lalu bagaimana cara biar menjadi guru yang disenangi muridnya? Berikut tips yang bisa anda lakukan:
1. Gunakan metode yang bervariasi
Setiap bahan pelajaran mempunyai banyak sekali macam penyampaian. Seorang guru jangan hanya memakai satu metode saja contohnya hanya metode ceramah, wah itu menciptakan siswa tidak konsentrasi dan mengantuk. Tapi juga memakai metode yang berbeda yang bisa meningkatkan semangat berguru siswa, contohnya Tanya jawab atau diskusi. Itu akan memperlihatkan efek nyata kepada siswa alasannya ialah siswa ikut terlibat atau berperan aktif dalam acara pembelajaran.
2. Kondisi pembelajaran yang kondusif
Ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam memberikan bahan yang yummy didengar dan gampang dipahami oleh siswa. Dalam hal ini guru tidak hanya mengajar saja, tapi juga berguru atas apa yang akan disampaikan kepada siswa. Selain tersebut pada poin 1, juga menyiapkan apa yang diperlukan dalam acara pembelajaran menyerupai RPP, silabus dan lainnya.
3. Humoris
Hampir semua siswa suka kepada guru yang humoris, tidak kaku, tersenyum meski dalam keadaan marah. Tentu saja humor tersebut masih terkait dengan bahan pembelajaran dan tidak menyinggung siapapun termasuk kekurangan siswa.
4. Memberikan hak dan kebutuhan siswa
Guru memperlihatkan hak kepada siswa, contohnya hak untuk bertanya dan mendapat balasan yang tepat. Guru yang disukai ialah guru yang memperlihatkan kebutuhan siswa, baik itu kebutuhan untuk dihargai atau kebutuhan huruf dan perkembangannya.
5. Menjaga wibawa
Ini langkah yang paling sulit untuk sebagian guru. Selain menjaga korelasi yang serasi antar siswanya, guru juga harus menjaga wibawanya. Dengan menjaga tingkah laris atau adab di dalam atau diluar sekolah. Bagaimana mungkin seorang guru dihormati oleh siswanya, jikalau tingkah lakunya (kebanyakan diluar sekolah) tidak mencerminkan seorang guru.
Bisa anda resapi sendiri makna dari bahasa filsafat ini dari kakek nenek saya: “jika gurunya kencing berdiri, maka siswanya akan kencing berlari”.
6. Menjadi tauladan
Masih terkait dengan poin 5. Guru harus bisa memberika teladan tauladan kepada siswanya, artinya guru tidak hanya cendekia berbicara tapi juga bisa mempraktekkannya.
7. Berpenampilan menarik, murah senyum dan sabar
Menjaga penampilan yang menarik, rapi menciptakan murid merasa betah dengan guru. Begitupun dengan senyum, murid yang yang ‘bermasalah/nakal’ akan luntur dan akan menyukai guru yang suka senyum dengan lapang dada dan sabar.
8. Mendidik dengan hati dan menginspirasi
Status guru bukan hanya sebatas pekerjaan atau profesi, tapi juga sebagai bentuk dedikasi dan ibadah. Murid bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga manusia menyerupai anak, yang tidak hanya dididik juga harus didoakan.
Mungkin hanya itu tips biar menjadi guru yang disenangi siswanya. Apakah Bapak Ibu punya pengalaman dan masukan untuk menjadi guru yang disenangi? Agar proses berguru mengajar bisa lebih bermakna. Di setiap simpulan tahun ajaran, bisa meminta masukan dari murid, menurutnya apa saja kekurangan kita sebagai guru dan apa yang mereka inginkan.
Peluang Bisnis Dalam Kesempitan Pun Bisa Makara Berkah. Dalam kehidupan ini musibah bisa tiba kapan saja dan di mana saja. Tak peduli siapapun Anda, kadang tanpa terduga, musibah bisa datang. Tentu saja, kehadiran musibah itu biasanya sangat tidak diharapkan. Apalagi musibah itu mengakibatkan luka, derita dan hilangnya harta benda bahkan nyawa. Oleh alasannya ialah itu, dalam doa yang dipanjatkan, orang sering memohon dijauhkan dari petaka.
Lalu, kalau tak mengharapkan musibah namun musibah tiba juga, bagaimana cara menyikapinya? Untuk hal yang satu ini, kita bisa mencar ilmu dari Bernie Ecclestone. Salah seorang pendiri balapan Formula 1 ini, bisa mengubah musibah menjadi berkah. Petaka yang menimpanya memang sempat membuatnya susah. Namun itu hanya sesaat saja, dengan cerdas beliau bisa mengubah musibah jadi berkah. Dengan musibah yang menimpa, beliau justru mendapat rezeki.
Saya sebut musibah alasannya ialah pada suatu waktu beliau dirampok, dihajar hingga babak belur oleh para perampok. Jam tangan Hublot seharga Rp 4 miliar raib digondol perampok. Dalam keadaan badan yang penuh luka, beliau minta orang untuk mengambil foto dirinya. Kemudian, hasil dari foto tersebut beliau kirim ke CEO Hublot, Jean Claude Biver. Dia tulis catatan di bawah foto yang beliau kirim: "See what people will do for a Hublot".
Apa yang dilalakukan oleh CEO Hublot, Jean Claude Biver, terhadap foto tersebut? Bagi Jean Claude Biver foto yang dikirim oleh Bernie Ecclestone mempunyai nilai yang sangat penting untuk melejitkan ketenaran Hublot. Untuk itu, beliau meminta izin Bernie Ecclestone untuk mengakibatkan foto tersebut sebagai iklan dan memasang foto Bernie Ecclestone yang sedang babak belur dengan judul besar: "See what people will do for a Hublot".
Setalah iklan tersebut dipasang di banyak sekali media publikasi kawan Hublot, terjadi peningkatan penjualan jam tangan Hublot yang luar bisa. Karena itu, Hublot kemudian membayar miliaran rupiah buat Bernie Ecclestone yang dipasang sebagai bintang iklan.
Apa yang sanggup kita pelajari dari kreativitas Bernie Ecclestone pada dikala ditimpa petaka?
Pertama, apabila Anda menggeluti dunia bisnis, maka dalam keadaan apapun, bagaimanapun dan di manapun, kesadaran bisnis harus tetap terjaga. Setiap bencana baik itu bencana yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, kalau sanggup dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, akan bernilai bisnis. Perhatikan, banyak pengusaha yang berhasil mendulang kesuksesan di balik krisis ekonomi yang pernah melanda negeri ini pada 1997-1998.
Contohnya, beberapa pengusaha sarungan dari Sidogiri sukses mendirikan BMT Sidogiri pada dikala krisis ekonomi mulai melanda Indonesia pada 1997. Saat krisis ekonomi mulai mendera, mereka mendirikan BMT Maslahah dengan modal Rp 13,5 juta dengan tujuan untuk membantu kaum dhuafa dari jeratan rentenir. Tiga tahun kemudian, pada pertengahan 2000, mereka mendirikan BMT UGT Sidogiri yang sekarang (2016) memiliki aset lebih dari Rp 1,8 triliun.
Krisis ekonomi tidak menciptakan mereka gentar untuk hijrah dari ekonomi ribawi ke ekonomi syariah. Terbukti, ekonomi syariah ternyata lebih tahan dari gempuran krisis daripada ekonomi konvensional. Pada dikala bank-bank konvensional rontok, BMT Sidogiri perlahan namun niscaya berkembang sehingga menorehkan prestasi jago di tingkat nasional.
Kedua, terkadang peluang bisnis itu tiba dari arah yang tidak disangka-sangka. Maka dari itu, bersiaplah setiap dikala untuk menyongsong peluang bisnis meskipun akan hadir dalam waktu dan kawasan yang tidak atau kurang tepat. Apabila Anda terlambat menyongsongnya, maka peluang bisnis itu akan disambar oleh orang lain. Jadi, jangan hingga terlambat memanfaatkan peluang bisnis sebelum kesudahannya ditangkap oleh orang lain. Bila peluang bisnis itu hadir, segera bertindak cepat untuk menangkap peluang. Kaidahnya, siapa cepat beliau akan dapat, siapa lambat beliau akan ketinggala.
Ketiga, peluang bisnis itu kadang hanya sekali tiba dalam hidup Anda. Karena itu, ketika beliau datang, jangan hingga tidak memanfaatkan peluang bisnis itu dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, jangan hingga ragu dan jangan hingga terlalu usang mengambil kesempatan tersebut. Orang-orang yang suka memancing tahu persis, sekali terlambat menarik kail, maka hilanglah kesempatan untuk mendapat ikan besar. Berarti, kita dituntut untuk bertindak cepat pada dikala yang sempurna semoga mendapat hasil yang maksimal.
Keempat, jangan hingga terlambat dalam mengambil keputusan dikala peluang bisnis datang. Berfikir sebelum bertindak itu baik sekali. Namun, kalau terlalu usang dalam berfikir sehingga terlabat mengambil keputusan, maka peluang bisnis akan pergi. Nokia kesudahannya harus undur diri dari bisnis telepon seluler alasannya ialah terlambat dalam mengambil keputusan untuk mencar ilmu dari lingkungan bisnis yang berubah dengan sangat cepat.
Antara bekerja dan mendidik anak secara islami merupakan dilema yang ketika ini banyak dihadapi oleh keluarga gres terutama di kota-kota besar. Idealnya, yang berkewajiban untuk mencari nafkah bagi keluarga itu yakni suami. Namun, banyak perempuan yang ketika ini juga membantu suami dalam mencari nafkah sehingga keduanya sama-sama bekerja di luar rumah.
Pada masa awal ijab kabul ketika keduanya masih belum mempunyai seorang anak, hal tersebut tidak menjadikan masalah. Mereka masih sanggup menikmati kebersamaan di sela-sela kesibukan kerja. Namun, apabila mereka mulai mempunyai seorang anak, mereka akan dihadapkan pada dilema yang sangat pelik antara mendidik anak dan bekerja. Sedangkan, di antara kedua hal itu, terutama bagi seorang ibu, sangat sulit untuk dilaksanakan pada ketika yang bersamaan.
Apabila seorang istri dan suami sama-sama bekerja di luar rumah, tentunya maka mereka tidak akan optimal dalam mendidik anak alasannya biasanya anaknya dititipkan pada neneknya.
Fenomena kedua orang bau tanah yang sama-sama bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anaknya tidak sanggup ditangani dengan optimal juga dialami oleh anaknya sendiri. Anak perempuan yang sudah menikah itu bekerja dan suaminya juga bekerja. Anaknya dititipkan pada neneknya. Karena dititipkan pada neneknya, anaknya selalu dimanjakan. Neneknya tidak berani memarahi cucunya.
Tentu saja, apabila seorang anak senantisa dimanjakan oleh neneknya dan kedua orang tuanya tidak sanggup mendidik dengan baik, maka hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak jelek terhadap perkembangan kepribadian seorang anak.
Meski demikian, sebagai seorang kakek tugasnya yakni mengasihi cucu, sedangkan pendidikan itu merupakan kiprah orang tuanya. mendidik anak itu merupakan tanggung jawab orang bau tanah yang tidak sanggup diabaikan demi kebaikan anaknya di masa yang akan datang.
Motivasi merupakan faktor yang berarti dalam pencapaian prestasi belajar. Dua pembangkit motivasi berguru yang efektif yakni keingintahuan dan keyakinan akan kemampuan diri. Setiap penerima didik mempunyai rasa ingin tahu. Guru perlu menyalurkan dengan cara antara lain mengajukan pertanyaan di luar kebiasaan.
Keyakinan akan kemampuan diri sanggup ditumbuhkan dengan yara menunjukkan kiprah yang sanggup mereka selesaikan. Guru perlu menunjukkan penguatan bahwa mereka niscaya bisa.
1. Kebermaknaan
Peserta didik akan termotivasi untuk berguru kalau acara dan materi berguru dirasa bermakna bagi dirinya. Kebermaknaan lazimnya terkait dengan bakat, minat, pengetahuan dan tata nilai penerima didik.
2. Pengetahuan dan keterampilan prasyarat
Peserta didik akan sanggup berguru dengan baik kalau beliau telah menguasai semua prasyarat baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Oleh sebab itu, penerima didik akan memakai pengetahuan awalnya untuk menafsirkan info dan pengalamannya. Penafsiran itu akan membangun pemahaman yang dipengaruhi oleh pengetahuan awal. Dengan demikian, guru perlu memahami pengetahuan awal penerima didik untuk dikaitkan dengan materi yang akan dipelajarinya sehingga menciptakan berguru menjadi lebih bermakna.
3. Model
Peserta didik akan menguasai keterampilan gres dengan baik kalau guru memberi referensi sebagai model untuk dilihat dan ditiru.
4. Komunikasi terbuka
Peserta didik akan termotivasi untuk berguru kalau penyampaian dilakukan secara terstruktur. sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif penerima didik sehingga pesan pembelajaran sanggup dievaluasi dengan tepat.
5. Keaslian dan kiprah yang menantang
Peserta didik akan termotivasi untuk berguru kalau mereka disediakan materi, acara gres atau gagasan mumi/asli (novelty) dan berbeda. Kebaruan atau keaslian gagasan akan menambah konsenfrasi mereka pada pelajaran. Hal ini besar lengan berkuasa pada pencapaian hasil belajar. Konsentrasi juga sanggup bertambah bila mereka menghadapi kiprah yang menantang dan sedikit melebihi -kemampuannya. Sebaliknya bila kiprah terlalu jauh dari akan terjadi kecemasan, dan bila kiprah kurang dari kemanu)uannyaakan terjadi kebosanan.
6. Latihan yang sempurna dan aktif
Peserta didik akan sanggup menguasai materi pembelajaran dengan efektif kalau KBM menunjukkan acara latihan yang sesuai dengan kemampuan, dan mereka sanggup berperan aktif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
7. Penilaian tugas
Peserta didik akan memperoleh pencapaian berguru yang efektif kalau kiprah dibagi dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang dengan frekuensi pengulangan yang tinggi.
8. Kondisi dan konsekuensi yang menyenangkan
Peserta didik akan berguru dan terus belajar, kalau kondisi berguru dibentuk menyenangkan, nyaman dan jauh dari sikap yang menyakitkan perasaan mereka. Belajar melibatkan perasaan. Suasana berguru yang menyenangkan akan diharapkan sebab otak tidak akan bekerja optimal bila perasaan dalam keadaan tertekan. Perasaan bahagia biasanya akan muncul bila berguru diwujudkan dalam bentuk permainan, khususnya pada pendidikan usia dini. Selanjutnya bermain sanggup dikembangkan men-jadi eksperimental yang lebih tinggi.
9. Keragaman Pendekatan
Peserta didik akan berguru kalau mereka diberi kesempatan untuk menentukan dan memakai aneka macam pendekatan dan sfrategi belajar. Pengalaman berguru tidak hanya berorientasi pada buku teks, tetapi juga sanggup dikemas dalam aneka macam acara mudah menyerupai proyek, simulasi, drama, dan/atau penelitian, atau pengujian.
10. Mengembangkan bermacam-macam kemampuan
Peserta didik akan sanggup berguru secara optimal kalau pengalaman berguru yang disajikan sanggup berbagi berbagai. kemampuan menyerupai kemampuan logis, matematis, bahasa, musik, gerak tubuh (kinestetik) dan kemampuan inter maupun intra personal. Tiap penerima didik mempunyai lebih dari satu kecerdasan yang mencakup kecerdasan: musik, gerak tubuh (kinestetik), logika-matematika, bahasa, ruang, intra pribadi, danantar pribadi. Sekolah perlu menyediakan aneka macam pengalaman berguru yang memungkinkan kecerdasan itu berkembang; sehingga anak dengan aneka macam kecerdasan yang berbeda sanggup terlayani secara optimal.
11. Melibatkan sebanyak mungkin indera
Peserta didik akanv menguasai hasil berguru dengan optimal kalau dalam belajai dimungkinkan memakai sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran.
12. Keseimbangan pengafuran pengalaman belajar
Peserta didik akan menguasai materi pembelajaran kalau pengalaman berguru diatur sedemikian rupa sehingga mereka mempunyai suatu refleksi penghayatan, kesempatan untuk menciptakan mengungkapkan, dan mengevaluasi apa yang beliau pelajari. Pengalaman berguru hendaknya juga menyediakan proporsi yang seimbang antara proteksi info dan penyajian terapannya.
Memikirkan ulang (refleksi) apa yang sedang dipikirkan. atau apa yang sedang dikerjakan menpakan acara penting dalam memantapkan pemahaman. Proses pikir ulang ini akan terjadi bila pemahaman yang dihasilkan dikomunikasikan dan ditanggapi dengan wujud diskusi (interaksi).
Refleksi sanggup juga terjadi bila guru sering mengajukan pertanyaan seperti: "Mengapa kau beropini menyerupai itu?" Mengingat berguru yakni proses membangun pemahaman mereka, maka mereka perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukanproses itu. Artinya, berikan waktu yang cukup untuk berpikir saat mereka menghadapi masalah. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk berguru artinya menunjukkan kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.
Pendidikan anak dimulai dari keluarga untuk membentuk huruf dasar anak. Makan orang renta jangan hingga mengabaikan pendidikan anak dengan alasan kesibukan kerja. Demi pendidikan anak, apabila kedua orang renta bekerja di luar rumah, ibunya sebaiknya mengambil cuti untuk fokus mendidik anak dalam keluarga. Sebab, mendidik anak dalam keluarga itu jauh lebih penting dan berharga daripada mengumpulkan materi.
Orang renta jangan hingga mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga. Pendidikan anak dalam keluarga harus menerima prioritas utama dari orang renta yang dilarang digantikan oleh orang lain. Oleh alasannya ialah itu, apabila kedua orang renta bekerja di luar rumah, sebaiknya ibunya cuti dari pekerjaan di luar rumah untuk fokus mendidik anak dalam keluarga. Apalah artinya mengumpulkan materi, namun mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga.
Merupakan kerugian besar bagi orang renta apabila mengabaikan pendidikan anak dalam keluarga dan menyerahkan pendidikan anak dalam keluarga kepada orang lain ibarat nenek atau kekeknya. Malah lebih rugi lagi apabila pendidikan anak dalam keluarga itu diserahkan kepada pengasuh bayi atau pembantu rumah tangga. Terlebih lagi, akhir-akhir ini mencuat perkara pembantu rumah tangga yang bukannya mengasihi anak majikannya, malah menganiaya anak majikannya.
Dia menyebutkan kerugian besar alasannya ialah apabila pendidikan anak dalam keluarga diserahkan kepada kakek, nenek atau pembantu alasannya ialah hal itu beresiko kurang baik bagi pembentukan huruf anak. Apabila diserahkan kepada kakek atau neneknya, kecendrungannya anak akan dididik dengan kemanjaan. Sebab, biasanya seorang kakek atau nenek itu cenderung memanjakan cucunya. Sedangkan, anak yang dimanja itu biasanya tidak sanggup hidup dengan berdikari dan cenderung menggantungkan diri pada orang lain.
Lalu bagaimana bila pendidikan anak dalam rumah tangga diserahkan kepada pembantu? Seorang pembantu itu biasanya hanya memperhatikan pada kiprah utamanya sebagai seorang pembantu rumah tangga. Kalaupun beliau diberi kiprah mengasuh anak terutama balita, maka yang sanggup dilakukanya biasanya hanya sebatas memberi asupan makanan dan mengganti pakaian pada anak atau balita yang diasuhnya.
Mendidik anak dengan akhlakul karimah karimah itu sangat penting sekali. Dengan membekali anak dengan akhlakul karimah, maka seorang anak akan menjadi anak yang mempunyai sopan santun, baik sopan santun kepada orang tua, sopan santun kepada adik dan kakaknya, dan sopan santun kepada orang lain. Keberhasilan orang renta dalam mendidik anak itu bukan diukur dari kesuksesan dari segi materi, tetapi sejauh mana beliau sanggup menjadi anak yang shaleh yang berbakti kepada orang tua, agama dan bangsa.
Guru harus bisa dipegang ucapannya dan ditiru sikap dan perilakunya, maka guru harus berakhlak tinggi dalam segala situasi dan kondisi senantiasa menerapkan etika yang baik.
Etika tersebut meliputi; etika pada diri sendiri, etika guru terhadap siswa, dan etika guru dalam proses pembelajaran.
Etika guru terhadap dirinya sendiri
Selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam segala sikap dan tindakan, kapan dan dimana saja berada.
Selalu merasa takut kepada Allah SWT dalam setiap gerak-geriknya, perkataan dan perbuatannya, sebab seorang guru memiliki tanggung jawab atas apa yang ada pada dirinya dalam bentuk ilmu, hikmah, dan rasa takut kepada Allah SWT.
Selalu memiliki rasa ketenangan jiwa
Selalu bersikap waro’ (berhati-hari terhadap hal-hal yang tidak layak apalagi haram)
Selalu bersikap tawaddlu’ (rendah hati)
Selalu khusu’ kepada Allah SWT Setiap urusannya hanya bergantung kepada Allah SWT
Ilmunya tidak dijadikan sarana untuk memperoleh dunia menyerupai jabatan, harta, popularitas, dan ilmunya tidak dijadikan untuk menyaingi ilmu orang lain
Tidak boleh mengagung-agungkan orang yang sibuk dengan urusan dunia
Hatinya tidak menggantung pada duniawi
Menghindari dari perbuatan yang tidak layak berdasarkan pandangan orang banyak
Menjauhkan diri dari daerah yang dianggap jelek (tempat maksiat), jikalau memang ada kepentingan lain hendaknya memberitahukan tujuannya kepada orang lain
Menjaga tegaknya syiar Islam menyerupai shalat berjamaah, menebarkan salam kepada orang lain, menegakkan amar makruf nahi munkar, serta sabar terhadap yang menyakiti hati
Menghidupkan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW
Menjaga amalan-amalan sunah baik ucapan atau perbuatan
Beradaptasi kepada masyarakat dengan adab yang mulia serta suci lahir batin dari adab yang buruk
Haus ilmu dan amal
Tidak sungkan meminta pendapat prang lain meskipun kepada yang lebih rendah
Etika guru terhadap siswa
Seorang guru dalam memberikan proses mencar ilmu kepada santri hendaknya dengan niat; mencari ridlo Allah SWT, mengembangkan ilmu, menghidupkan syariat agama,, menghilangkan kebatilan, terpeliharanya kebaikan imat dengan tumbuhnya generasi ulama, memperoleh pahala dari mereka, menerima barokah doa dari mereka, terhitung dalam orang yang memberikan hukum-hukum Allah SWT
Tidak ada bantalan an untuk tidak mengajar sebab tidak adanya keikhlasan. Mengajarlah sekalipun belum ikhlas, sambil membenahi niat yang benar
Mencintai siswa menyerupai halnya seorang guru yang menyayangi dirinya sendiri
Memberikan akomodasi dalam memberikan bahan pembelajaran dengan memakai bahasa yang gampang dipahami
Menyampaikan bahan pembelajaran dengan semangat yang tinggi
Menganjurkan kepada siswa untuk mengulang hafalan
Menegur siswa yang mencar ilmu diluar kemampuannya
Tidak boleh menonjolkan rasa pilih kasih
Buatlah suasana yang serasi dalam ruang kelas, ingatkan siswa yang tidak hadir dengan baik
Memperhatikan apa saja yang dikerjakan para siswa, baik dalam penyampaian salam, berkomunikasi, saling tolong menolong dalam kebaikan
Apabila ada siswa yang mangkir melebihi batas izin maka tanyakan kondisi dan keadaannya
Menaruh rasa tawadu’ kepada siswa dan orang yang meminta petunjuk
Berbicara dengan siswa dengan sopan dan santun terlebih kepada mereka yang berprestasi
Etika guru dalam proses pembelajaran
Hendaknya masuk kelas dalam keadaan suci dari hadats dan kotoran, dan mengenakan pakaian yang layak serta wewangian
Meluruskan niat bahwa mengajar hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
Masuk kelas hendaknya mengucapkan salam dengan penuh wibawa, tenang, konsentrasi, rendah hati.
Hendaknya dikala mengajar jangan dalam keadaan lapar, haus, sedang susah, marah, ngantuk, sebab akan menghilangkan konsentrasi
Mengawali pelajaran dengan membaca ayat al-Quran dan berdoa sebab mengharap keberkahan
Menjaga ruang kelas tidak gaduh sebab akan menghambat pendengaran
jika ada siswa gres berikanlah kasih sayang , jangan terlalu memandanginya sebab itu sanggup mengurangi mental
Pasal 6 UU RI No. 14 th 2005 Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional wajib melakukan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, Adapun Tujuan Pendidikan Nasional yaitu: berkembangnya potensi penerima didik supaya menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada dewa Tuhan yang maha esa, berahlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta mnjadi warga negara yg demokratis dn ber. tjwb
Prinsip Profesionalitas
Pasal 7 UU no 14/2005 Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan menurut prinsip sebagai berikut : mempunyai bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme. Dalam pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tugas guru dan murid ditinjau ulang. Guru menjadi fasilitator bukan sebagai sumber ilmu, dan siswa mempunyai tanggung jawab yang lebih atas pembelajaran mereka.
Jadilah Guru Yang Berkualitas
The mediocre teacher tells Guru yang biasa memberi tahu
The good teacher explains Guru yang baik menerangkan
The superior teacher demonstrates Guru yang ahli berdemonstrasi
The great teacher inspires Guru yang luar biasa mengispirasi
Pelajaran Penting Untuk Guru
Don’t try to fix the students, Jangan coba memperbaiki murid,
Fix our self first. Perbaikilah diri kita dahulu.
When our students fail, Saat siwa kita gagal,
We as teachers too have failed Kita sebagai guru juga gagal
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 wacana Guru dan Dosen; Pasal 1 Ayat ( 1); Guru yaitu pendidik profesional dengan kiprah utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi penerima didik pada pendidkan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
Pasal 20 Ayat 1. Guru wajib meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya secara berkelanjutan
Pasal 6 UU RI No. 14 th 2005 Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional wajib melakukan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
Adapun Tujuan Pendidikan Nasional yaitu: berkembangnya potensi penerima didik biar menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada dewa YME, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta mnjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.
a. Apa Saja Kompetensi Guru / Pendidik
(Menurut PP 19 Th 2005, Pasal 28)
1. Pedagogis
Pemahaman penerima didik, perancangan, pelaksanaan, penilaian Pembelajaran, pengembangan penerima didik.
(1) Aspek potensi penerima didik (2) teori dan strategi pembelajaran, kompetensi dan isi, dan merancang pembelajaran;(3) menata latar belakang dan melaksanakan; (4) asesmen proses dan hasil; dan (5) pengembangan akademik dan non-akademik.
2. Kepribadian
Mantap dan Stabil, Dewasa, Arif, Berwibawa, Akhlak Mulia (1) Norma aturan dan sosial, rasa bangga, Konsisten dengan norma; (2) berdikari dan etos kerja; (3) besar lengan berkuasa nyata dan disegani; (4) norma religius dan diteladani; (4) jujur;
3. Profesional
Menguasai keilmuan bidang studi; dan langkah kajian kritis pendalaman isi bidang studi (1) Paham materi, struktur, konsep, metode Keilmuan yang menaungi, menerapkan dalam kehidupan sehari-hari; dan (2) metode pengembangan ilmu, telaah kritis, kreatif dan inovatif terhadap bidang studi.
4. Sosial
Komunikasi dan bergaul dengan penerima didik, kolega, dan masyarakat, Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong, menjadi panutan, komunikatif, kooperatif.
Hidup itu pilihan dan setiap pilihan mempunyai konsekuensi tersendiri. Hal inilah yang disadari oleh Amina (28 tahun) dikala dihadapkan pada pilihan antara menjadi perempuan karir atau menjadi ibu yang harus memperlihatkan perhatian 24 jam penuh pada anaknya. Akhirnya, semenjak dikaruniai seorang putra yang diberi nama Zahra (5 bulan) dari pernikahannya dengan Abdullah (38 tahun), ia menentukan memberi perhatian penuh anak daripada karirnya.
"Sejak Zahra lahir, saya tetapkan berhenti bekerja di perusahaan pelayaran. Saya menentukan mendidik anak saya daripada menjadi seorang perempuan karir. Sebab, pendidikan anak itu lebih berharga daripada materi." ungkap Amina.
Lulusan S1 administrasi perbankan di Surabaya ini menentukan berhenti bekerja sesudah menimbang dengan seksama. Jika tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai perempuan karir, ia harus mengorbankan anaknya. Pastilah ia tidak akan sanggup memperlihatkan perhatian, pendidikan dan kasih sayang yang penuh kepada anaknya. Sebab, bila masih tetap bekerja di kantor, ia harus berangkat pagi-pagi sekali dan pulang dikala matahari sudah tenggelam. Tentu saja, dalam keadaan yang demikian, ia harus membuatkan waktu antara kerja di kantor dan waktu untuk anaknya.
Selain itu, bila ia tetap bekerja, maka pada dikala bekerja ia mustahil membawa anaknya ke kantor. Maka ia harus menitipkan anaknya pada orang renta atau pengasuh bayi alasannya ialah suaminya juga sama-sama bekerja. Bila ia tetap bekerja, otomatis ia akan kehilangan waktu yang sangat berharga bersama dengan anaknya sehingga ia tidak sanggup memperlihatkan asupan ekslusif air susu ibu (ASI) secara maksimal. Selain itu, ia akan kehilangan kesempatan untuk mendidik anaknya dalam sekolah ibu (madrasatul ummiyah) sebagai pendidikan pertama bagi seorang anak.
Padahal, dalam sekolah ibu itulah dasar-dasar kepribadian seorang anak akan dibentuk. Apabila pendidikannya diserahkan kepada orang lain, contohnya kepada pengasuh bayi, pembantu ataupun neneknya, maka dasar-dasar kepribadian mereka itulah yang akan tercetak. Lebih ironi lagi bila waktu sang anak lebih banyak dengan pembantu atau pengasuh bayi, maka huruf pembantu dan pengasuh bayi itulah yang akan menempel pada si bayi. Maka tidak mengherankan apabila kepribadian si anak kelak akan sangat jauh dari yang dibutuhkan oleh orang tuanya.
Amina tentu saja tidak ingin cetakan kepribadin orang lain melakat pada huruf anaknya. Dia ingin terjun eksklusif sebagai pendidik bagi anaknya. Dia merasa mempunyai tanggung jawab penuh untuk membentuk dasar-dasar kepribadian anaknya itu. Apalagi, ia punya keinginan besar bahwa anaknya kelak akan menjadi seorang penghafal Al-Quran (hafidz). Untuk mewujudkan keinginan besarnya itu, mustahil bila ia bekerja di luar rumah.
"Saya ingin Zahra menjadi anak yang sehat fisik dan psikologisnya alasannya ialah itu saya akan memberinya ASI selama dua tahun penuh. Selain itu, saya ingin Zahra menjadi seorang hafidz alasannya ialah itu semenjak masih dalam kandungan hingga kini senantiasa saya dengarkan ayat-ayat suci Al-Quran. Untuk kedua hal itu, mustahil sanggup dilakukan apabila saya kerja di luar rumah." kata Amina
Tentu saja, ada konsekuensi yang harus ia tangung dari keputusannya itu. Dia harus rela kehilangan honor bulanan yang selama ini rutin ia dapatkan. Namun, ia tidak merasa rugi dengan kehilangan materi, alasannya ialah merasa ada hal yang jauh lebih berharga dari materi. "Menjadi seorang ibu dan pendidik bagi anak saya di usia emas serta memperlihatkan asupan ekslusif ASI bagi Zahra itu lebih berharga daripada materi." tuturnya.
Keputusannya berhenti bekerja dan secara khusus mencurahkan waktunya untuk mendidik dan memperlihatkan nutrisi khusus berupa ASI bagi Zahra menerima pemberian dari suaminya, Abdullah . Semenjak berhenti bekerja, maka suaminya itulah yang menjadi tulang punggung rumah tangga.
Berikut kutipan perbincangan dengan Amina.
Mengapa lebih menentukan menjadi pendidik bagi anak daripada menjadi perempuan karir?
Banyak alasannya.Pertama, di Al-Quran itu terang diperintahkan bagi perempuan untuk tinggal di rumah semoga tidak bercampur-baur dengan pria yang bukan mahrimnya. Selain itu, perempuan yang tinggal di rumah itu semoga ia sanggup menjega harta suaminya.
Kedua, alasannya ialah saya ingin sanggup menyusui Zahra hingga 2 tahun. Kalau saya bekerja di luar rumah, nyaris mustahil untuk sanggup tepat menyusui anak saya selama 2 tahun.
Ketiga, saya yakin rezeki istri itu ada di suami. Ilustrasinya, jikalau istri bekerja gajinya Rp 5 juta, honor suaminya Rp 5 juta, maka total honor Rp 10 juta. Padahal, kalau istri tidak bekerja, Allah akan tetap memperlihatkan rezeki Rp 10 juta. Jadi, saya yakin, rezeki istri dan anak itu dititipkan Allah melalui suaminya.
Alasan lainnya?
Saya ingin selalu jadi orang pertama yang tahu perkembangan anak, bukan pengasuh atau neneknya. Karena ibu merupakan sekolah pertama untuk anaknya. Makara saya ingin fokus untuk jadi sekolah pertama yang terbaik untuk anak saya.
Apa tidak ada godaan untuk bekerja di luar rumah lagi?
Ada yang pernah menasihati saya untuk kerja lagi. Katanya mumpung masih muda, tapi dengan tegas saya menolak. Saya tidak mau kerja di luar rumah lagi. Karena, ketika bekerja saya paling cuma digaji Rp 5 juta. Tapi, anak saya tidak ternilai harganya.
Apa yg sudah dilakukan untuk mendidik anak semenjak dini?
Saya ingin sekali anak saya menjadi seorang hafidz atau penghafal Al-Quran. Karena itu, mulai dari dalam perut hingga kini sering saya dengarkan Al-Quran. Saya bacakan surat-surat pendek Al-Quran agara terbiasa dengan Al-Quran.
Saya juga mulau mengajarkan sopan santun semenjak dini pada Zahra. Misalnya, kalau mau ke mana-mana saya permisi terlebih dahulu pada anak saya. Bahkan, ke kamar mandi sekali pun, saya permisi pada anak saya. Begitu juga kalau makan, saya nawarin anak saya.
Apa arti penting pendidikan keluarga?
Itu penting sekali dan lebih utama daripada pendidikan formal. Kalau pendidikan formal, untuk sanggup baca tulis, misalnya, bawah umur sanggup berguru sehari selama 2 jam. Begitupula untuk sanggup bahasa Inggris, tinggal kursus 3 bulan lamanya. Tapi untuk urusan pembentukan huruf dan tabiat anak itu dari rumah dasarnya.
Banyak perempuan lebih menentukan karir daripada mendidik anaknya. Tanggapannya?
Setiap pilihan niscaya ada resiko dan konsekuensinya. Banyak saya lihat dari teman-teman kerja dan orang-orang sekitar yang menentukan kerja daripada anaknya. Anaknya diberi susu formula alasannya ialah tidak mau puting susunya sakit. Bayi yang dikasih susu formula cenderung lebih usang kenyangnya. Makara mereka bakal tidur lebih nyenyak. Berbeda kalau bayi yang diberi ASI. Karena ASI lebih gampang dicerna, jadi bayi lebih cepat lapar. Ada yang malas dan tidak mau repot, buat saya itu mereka rugi banget, rugi dunia akhirat.
Mengapa lebih menentukan menyusui sendiri?
Saya menyusui anak saya lillahi ta'ala alasannya ialah ingin menaati perintah Allah untuk menyusui anak hingga 2 tahun. Ibu yang menyusui anaknya itu akan mempunyai ikatan batin yang lebih berpengaruh terhadap anaknya daripada yang tidak menyusui. Orang renta yang tidak mau terjun eksklusif untuk urus anaknya alasannya ialah malas, tidak mau repot, tidak sabaran dan lain-lain. Kemudian mereka mempercayakan anaknya pada pembantu atau neneknya. Coba dikembalikan lagi kepada orang renta ibarat itu, suatu dikala mereka juga bakal tua. Mereka mau berlindung dan akrab ke mana kalau bukan ke anak? Bagaimana perasaan mereka kalau bawah umur gantian tidak mau urusin mereka nanti, terus dititipin ke perawat, panti jompo dan lain-lain.
Apa kelebihan menyusui sendiri?
Saya bersyukur sekali sanggup menyusui dengan lancar, berkah, melimpah, ekonomis secara biaya, sehat, dan banyak kelebihannya. Saya juga gres sanggup informasi kalau bayi yang diberi ASI cenderung akan jadi orang yang berpengaruh dan sehat dikala besarnya nanti. Daya tahan badan mereka lebih berpengaruh dan jarang sakit. Kandungan ASI itu berubah setiap harinya menyesuaikan usia dan perkembangan bayi. Makara kalau ada yang bilang takut anaknya tidak kenyang, takut nutrisinya kurang, itu salah besar.
Surat Pertanggung Jawaban / Laporan Pertanggung Jawaban (SPJ/LPJ) Ujian Nasional (UN) terlengkap dan terbaru 2017 dalam bentuk aplikasi format excel dan word yang dapat memudahkan anda dalam pembuatan laporan tersebut untuk selanjutnya tinggal anda edit satu persatu menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah / madrasah masing-masing.
Isi dokumen aplikasi ujian nasional ini meliputi: Aplikasi UN, Contoh format MOU UN, Kwitansi UN, dan Sampul halaman depan. Kemudian kita juga melengkapi laporan tersebut dengan beberapa lampiran yang mungkin dibutuhkan. Yakni dokument sekolah / madrasah pada waktu pelaksanaan ujian nasional seperti:
Rekap Penggunaan Dana
Kuitansi Proktor
Daftar Penerimaan Uang (SPJ proktor)
Daftar Hadir Proktor
Kuitansi Teknisi
Daftar Penerimaan Uang (SPJ Teknisi)
Daftar Hadir Teknisi
Kuitansi Pengawas Ruang UN
Daftar Penerimaan Uang (SPJ Pengawas Ruang UN)
Daftar Hadir Pengawas Ruang UN
Surat Tugas
SPPD (Jika Ada)
Kuitansi ATK
Nota Belanja ATK
Kuitansi Honor Penulisan Ijazah
Daftar Penerimaan Uang (SPJ Honor Penulisan Ijazah)
Kuitansi Pembuat Laporan Keuangan UN di Sekolah
Daftar Penerimaan Uang (SPJ Transport Pembuat Laporan Keuangan UN di Sekolah)
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, supaya sanggup memahami secara benar pedoman Islam sebagai agama yang tepat (kamil), kesempurnaan pedoman Islam yang dipelajari secara integral (kaffah) diharapkan sanggup meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan aspek kehidupanya. Agar pedoman Islam sanggup dipelajari secara efektif dan efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula dengan mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat dibutuhkan sebagai alat untuk mempelajari dan mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama Islam yang memakai Bahasa Arab terutama Al-Qur’an dan Hadis.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam dimensi yang bermacam-macam terkait dengan kehidupan individual, masyarakat, bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang membuka batas-batas fisik (teritorial) negara dan bangsa dipertajam dan dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi gosip dan komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam kehidupan insan di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah menjangkau kehidupan insan dari tingkat global, nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota masyarakat dan pribadi.
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan.
Jenlink (1995) mengungkapkan bahwa "the future will bedramatically different from the present, and it is already calling us into preparation for major changes being brought to life by forces of change that will require us to transcend current mindsets of the world we know" : masa depan akan berbeda secara dramatis dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya perubahan tersebutdiperlukan perjuangan untuk mengalihkan teladan pikir dalam menatap perihal dunia yang begitu cepat mengalami perobahan sampai ketika ini dan yang akan datang.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang bisa hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas menunjukkan landasan besar lengan berkuasa bagi perubahan suatu kurikulum di lingkungan madrasah.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan insan yang berubah cepat yang mengakibatkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak sanggup dihindari. Atas dasar itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum PAI dan Bahasa Arab ini, Kementerian Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu yang telah ada ketika ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di masa yang akan tiba (what should be next) dalam suatu rancangan kurikulum yang fungsional dan konkret dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus, selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan dengan melaksanakan rekonseptualisasi ilham kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan penilaian kurikulum.
Rekonseptualisasi ilham kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa konten kurikulum ialah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan melaksanakan sesuatu (ability to perform) menurut sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Agama menunjukkan arah yang terang bahwa kurikulum gres yang dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi insan yang terkait dengan domain perilaku untuk pengembangan soft-skills yang seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
Desain pengembangan kurikulum gres harus didasarkan pada pengertian bahwa kurikulum ialah suatu teladan pendidikan yang utuh untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan dipakai untuk menyebarkan kurikulum gres harus bisa mengaitkan antar konten kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan penilaian kurikulum, direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah bergotong-royong yang menjadi inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan alasannya ialah adanya banyak sekali tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan teladan pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan ekspansi materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya ialah perlunya penguatan proses pembelajaran dan adaptasi beban mencar ilmu supaya sanggup menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah bisa mengontrol badan dan keseimbangannya. Mereka telah sanggup melompat dengan kaki secara bergantian, sanggup mengendarai sepeda roda dua, sanggup menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk sanggup memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah sanggup memperlihatkan keakuannya ihwal jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan sobat sebaya, mempunyai sahabat, telah bisa berbagi, dan mandiri.
Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah sanggup mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah sanggup mengontrol emosi, sudah bisa berpisah dengan orang bau tanah dan telah mulai berguru ihwal benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melaksanakan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, bahagia berbicara, memahami alasannya yaitu tanggapan dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.
Cara Anak Belajar
Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak mempunyai cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan mengikuti keadaan dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak mempunyai struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman ihwal objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan fasilitas (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek).
Kedua proses tersebut jikalau berlangsung terus menerus akan menciptakan pengetahuan usang dan pengetahuan gres menjadi seimbang. Dengan cara menyerupai itu secara sedikit demi sedikit anak sanggup membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka sikap berguru anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut mustahil dipisahkan lantaran memang proses berguru terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.
Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai memperlihatkan sikap berguru sebagai berikut:
Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak,
Mulai berpikir secara operasional,
Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,
Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan alasannya yaitu akibat,
Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan berguru anak usia sekolah dasar mempunyai tiga ciri, yaitu:
1. Konkrit Konkrit mengandung makna proses berguru beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang sanggup dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik pengutamaan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil berguru yang lebih bermakna dan bernilai, alasannya yaitu siswa dihadapkan dengan kejadian dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih sanggup dipertanggungjawabkan.
2. Integratif Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum bisa memilah-milah konsep dari banyak sekali disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bab demi bagian.
3. Hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak berguru berkembang secara sedikit demi sedikit mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .
Belajar dan Pembelajaran Bermakna
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laris yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Pembelajaran pada hakekatnya yaitu suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber berguru dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jikalau dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memperlihatkan rasa kondusif bagi anak. Proses berguru bersifat individual dan kontekstual, artinya proses berguru terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya info gres pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan berguru sebagai hasil dari kejadian mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, info atau situasi gres dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses berguru tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan acara menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak gampang dilupakan.
Dengan demikian, supaya terjadi berguru bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara serasi konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan gres yang akan diajarkan. Dengan kata lain, berguru akan lebih bermakna jikalau anak mengalami pribadi apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.
Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Tematik SD MI Kurikulum 2013. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep mencar ilmu dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik ialah pembelajaran tepadu yang memakai tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga sanggup memperlihatkan pengalaman bermakna kepada siswa.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses mencar ilmu secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa sanggup memperoleh pengalaman pribadi dan terlatih untuk sanggup menemukan sendiri banyak sekali pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman pribadi siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep mencar ilmu sambil melaksanakan sesuatu (learning by doing). Oleh lantaran itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman mencar ilmu yang akan mempengaruhi kebermaknaan mencar ilmu siswa. Pengalaman mencar ilmu yang memperlihatkan kaitan unsur-unsur konseptual mengakibatkan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, lantaran sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain:
Pengalaman dan kegiatan mencar ilmu sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
Kegiatan mencar ilmu akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil mencar ilmu sanggup bertahan lebih lama;
Membantu menyebarkan keterampilan berpikir siswa;
Menyajikan kegiatan mencar ilmu yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;
Mengembangkan keterampilan sosial siswa, menyerupai kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:
Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, lantaran tumpang tindih materi sanggup dikurangi bahkan dihilangkan,
Siswa bisa melihat hubungan-hubungan yang bermakna lantaran isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan menerima pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah,
Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
Dengan tema diharapkan akan memperlihatkan banyak keuntungan, di antaranya:
Siswa gampang memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
Siswa bisa mempelajari pengetahuan dan menyebarkan banyak sekali kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
kompetensi dasar sanggup dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
Siswa bisa lebih mencicipi manfaat dan makna mencar ilmu lantaran materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
Siswa lebih garang mencar ilmu lantaran sanggup berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk menyebarkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain;
guru sanggup menghemat waktu lantaran mata pelajaran yang disajikan secara tematik sanggup dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya sanggup dipakai untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan mencar ilmu modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek mencar ilmu sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memperlihatkan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik sanggup memperlihatkan pengalaman pribadi kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman pribadi ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang aktual (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling erat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari banyak sekali matapelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari banyak sekali mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa bisa memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini dibutuhkan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru sanggup mengaitkan materi bimbing dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip mencar ilmu sambil bermain dan menyenangkan