Saturday, 10 August 2019

Jadi Bakir Meski Puasa Kita Sah Sudahkah Diterima Dan Menerima Pahala?


Bulan puasa bulan penuh rahmat dan ampunan, itulah bahasa yang sering kita dengar dimana-mana. Meski ibadah puasa kita dianggap sah berdasarkan aturan fiqih, belum tentu diterima atau diberi pahala oleh Allah SWT. Sama halnya ibadah yang lain menyerupai shalat dan haji, tidak semua mendapat predikat haji mabrur.

Pada dasarnya tujuan ibadah hanya kepadaNya bukan yang lain. Sederhana tapi sulit yang hanya bisa dilakukan oleh orang yang betul-betul ingin mendekatkan diri kepada Allah semata. Sayangnya banyak orang yang menganggap sepele / kecil sesuatu yang kecil, padahal dari sesuatu yang kecil tersimpan banyak banyak manfaat. "Little things mean a lot"

baca: kupas tuntas seputar aturan puasa

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

كم من صائم ليس له من صيامه الا الجوع والعطس

"Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapat apa-apa kecuali lapar dan haus"

Dari Hadits diatas, sangat terang sekali bahwa ibadah puasa tidak sekedar menahan lapar dan dahaga, tapi lebih dalam lagi seluruh badan juga ikut berpuasa menyerupai dalam petikan puisi KH. Musthafa Bisri (gusmus) perihal Nasehat Ramadlan. Menyempurnakan puasa dengan menghindari hal-hal atau nafsu yang tidak disenangi Allah, menjaga mata, mulut, telinga, tangan dan kaki dari hal-hal yang dihentikan Allah.

Beberapa hal yang sanggup menghilangkan pahala puasa adalah

  1. Berdusta; baik itu berupa perkataan atau perbuatan, meski berduata itu untuk kebaikan.
  2. Menyebarkan kekurangan atau kejelekan orang lain.
  3. Mengadu domba antara satu sama lain.
  4. Melihat sesuatu dengan syahwat; hal ini tidak hanya kepada manusia, tapi juga kepada hewan dan makhluk Allah yang lain.
  5. Sumpah palsu; meski sumpah tersebut untuk kebaikan

Perlu diketahui bahwa maksud dari 'untuk kebaikan' disini; baik berdasarkan syariat islam, bukan baik berdasarkan masing-masing orang alasannya terkadang yang kita anggap baik, belum tentu baik pula berdasarkan aturan islam.

Dari klarifikasi singkat diatas, biar kita bisa berusaha mengamalkan. Meski belum 100% sempurna, setidaknya kita berguru meningkatkan kwalitas ibadah puasa kita secara perlahan sampai pada kesudahannya ibadah kita 100% tepat diterima oleh Allah SWT. Amin...

Referensi: Abu Hamid bin Muhammad al-Ghazali - Bidayatul Hidayah 70.

No comments:

Post a Comment