Monday, 12 August 2019

Jadi Berilmu Cara Memahami Huruf Siswa Sd Mi


Memahami huruf siswa tingkat SD MI yang berkaitan dengan fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya.

Usia sekolah dasar berkisar antara umur 6-12 tahun yang akan masuk dalam kehidupan yang akan mengubah sikap dan perilakunya kelak. Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 : 119) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi ia tidak berani menyampaikan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar.

Beberapa sifat khas bawah umur pada masa ini antara lain ialah sebagai berikut :

  1. Adanya kekerabatan nyata yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
  2. Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional.
  3. Adanya kecenderungan memuji sendiri.
  4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
  5. Kalau tidak sanggup menuntaskan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.
  6. Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

Pertumbuhan fisik penerima didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan Taman Kanak-kanak awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak faktor yang menghipnotis perkembangan fisik anak antara lain:

  1. Faktor keturunan Membuat anak menjadi gemuk dari pada anak lainnya. Perbedaan ras suku bangsa (orang Amerika, Eropa, dan  Australia cenderung lebih tinggi dari pada orang Asia).
  2. Faktor lingkungan Akan membantu memilih tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak tersebut. Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat badan daripada tinggi tubuh.
  3. Jenis Kelamin Anak pria cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.
  4. Gizi dan kesehatan Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang. Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya memiliki badan sehat dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.
  5. Status sosial dan ekonomi Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga ekonomi cukup atau tinggi. Keadaan status ekonomi menghipnotis tugas keluarga dalam memberi makan, gizi dan pemeliharan kesehatan serta acara pekerjaan yang dilakukan anak.
  6. Gangguan Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menjadikan terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menjadikan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, kesudahannya anak mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber. Bagi anak usia SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-teman sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya memiliki makna penting. Apabila ukuran-ukuran dan proporsi badan anak berbeda jauh dengan sahabat sebayanya anak akan merasa kelainan, tidak bisa dan rendah diri.

Faktor-faktor yang menghipnotis perkembangan intelek atau kecerdasan Ada beberapa faktor yang menghipnotis perkembangan intelek penerima didik usia SD atau MI, antara lain:

  1. Kondisi organ penginderaan sebagai kanal yang dilalui pesan indera dalam perjalanannya ke otak (kesadaran).
  2. Intelegensi menghipnotis kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu.
  3. Kesempatan berguru yang diperoleh anak.
  4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara eksklusif akan berbeda jikalau anak menerima pengalaman seara tidak eksklusif dari orang lain atau info dari buku.
  5. Jenis kelamin lantaran pembentukan konsep anak pria atau wanita telah dilatih semenjak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.
  6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan memakai suatu kerangka contoh berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.

Dalam perkembangan intelek, sanggup juga terjadi hambatan dan berbahaya yang menghipnotis perkembangan anak secara keseluruhan, di antaranya:

  1. Kelambanan perkembangan otak yang sanggup menghipnotis kemampuan bermain dan berguru di sekolah serta pembiasaan diri dan sosial anak, yang dikarenakan oleh tingkat kecerdasan di bawah normal dan kurangnya menerima kesempatan memperoleh pengalaman.
  2. Konsep yang salah yang disebabkan oleh info yang salah, pengalaman terbatas, gampang percaya, pikiran sehat yang keliru, dan imajinasi yang sangat berperan, aliran tidak realistis, serta salah menafsirkan arti. Kesulitan dalam membenarkan konsep yang salah dan tidak relistik. Hal ini biasanya berkenaan dengan konsep diri dan sosial yang bisa membingungkan anak.

Referensi: www.gurusd.net

No comments:

Post a Comment