Friday, 13 September 2019

Jadi Terpelajar Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam


Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam. Istilah epistimologi pertama kali digunakan oleh L.F. Ferier pada kala 19 di Institut of Metaphisics (1854). Epistimologi didefinisikan sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dari ruang lingkup pengetahuan pra-anggapan dan dasar – dasarnya serta realitas umu dari tuntutan pengetahuan sebenarnya.1 Sedangkan secara etimologi, epistimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos.

Episteme berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori, uraian atau alasan. Makara epistimologi sanggup diartikan sebagai teori, uraian wacana pengetahuan. Sedangkan dalam segi istilah epistimologi merupakan suatu cabang filsafat yang mengkaji secar mendalam dan radikal wacana asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan. Epistimolgi juga berarti cabang filsafat yang mempelajari soal watak, batas – batas dan berlakunya ilmu pengetahuan.

Dengan demikian epistimolgi atau teori wacana ilmu pengetahuan ialah inti sentral setiap pandangan dunia. Epistiomologi berusaha memberi definisi ilmu pengetahuan, membedakan cabang – cabangnya yang pokok, mengidentifikasi sumber – sumbernya dan menetapkan batas – batasnya.2

Jenis – jenis Ilmu Pengetahuan


Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang sanggup diperolehnya melalui beberapa sumber antara lain sebagai berikut:

1. Pengetahuan wahyu


Pengetahuan wahyu firman Allah yang berisi pengetahuan yang diturunkan kepada insan pilihan, yaitu Nabi atau Rasul. Wahyu menyangkut banyak sekali aspek kehidupan khususnya korelasi insan dengan Khalik yang disebut ibadah, juga korelasi insan dengan sesama makhluk, yang disebut muamalah.3 Kebenaran wahyu bersifat mutlak dan abadi. Pengetahuan wahyu bersifat eksternal, artinya pengetahuan tersebut berasal dari luar diri manusia.

2. Pengetahuan intuitif


Pengetahuan intuitif diperoleh insan dari dalam dirinya sendiri tatkala ia menghayati sesuatu. Pengetahuan intuitif ini muncul dalam diri insan secara datang – datang dalam kesadaran diri manusia. Proses kerjanya, insan itu tidak menyadarinya. Pengetahuan ini sebagai hasil dari penghayatan pribadi, sebagai hasil keunikan dan verbal individu, sehingga validitas pengetahuannya bersifat pribadi, dan mempunyai watak yang tidak komunikatif, sehingga sulit untuk menlukiskan seseorang memilikinya atau tidak.

3. Pengetahuan rasional


Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan latihan rasio atau kebijaksanaan semata, tidak disertai dengan observasi terhadap insiden – insiden faktual. Prinsip berpikir dengan memakai logika formal dan matematika murni menjadi paradigmanya, sehingga kebenarannya bersifat abstrak.

4. Pengetahuan empiris


Pengetahuan empiris diperoleh melalui pengindraan dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indra – indra lainnya, sehingga kita mempunyai konsep dunia di sekitar kita. Paradigma pengetahuan empiris ialah sains yang diuji dengan observasi atau ekperimental.

5. Pengetahuan otoritas


Kita mendapatkan pengetahuan itu benar bukan alasannya ialah sudah mengkroscekkan dengan keadaan yang ada di luar diri kita, melainkan telah dijamin otoritasnya di lapangan. Kita mendapatkan pendapat orang lain lantaran ia pakar dibidangnya. Misalnya kita mendapatkan pendapat wacana sesuatu dalam bidang tertentu dengan mengutip dari ensiklopedia.

Selengkapnya sanggup anda download pada link berikut ini:
Makalah Epistimologi Filsafat Pendidikan Islam

No comments:

Post a Comment