Monday, 30 September 2019

Jadi Bakir Faktor Penting Yang Mempengaruhi Psikologi Sosial Anak


Faktor Penting Yang Mempengaruhi Psikologi Sosial Anak. Sebagaimana telah dibahas pada artikel sebelumnya wacana Psikologi Anak Dalam Kehidupan Sosial, bahwa ada dua cara mengetahui perkembangan bermain anak dengan teman-temannya, agar lebih gampang memecahkan problem psikologi sosial anak.

Sedangkan salah satu faktor yang menghipnotis perkembangan psikologi anak ialah mengetahui bagaimana cara mereka bermain.

Beberapa faktor yang sanggup menghipnotis hal tersebut. yaitu:


1. Cara orang bau tanah mendidik dan membina anak
Orang bau tanah yang mendidik anak dengan cara sedikit demi sedikit dalam menjelaskan sesuatu hal, dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, biasanya belum dewasa mereka mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan mereka akan gampang dalam menyebarkan korelasi sosialnya.

Lain halnya dengan belum dewasa yang tidak mendapat kasih sayang secara penuh dan mereka dididik oleh orang tuanya dengan cara kasar serta mendapat insiden yang menciptakan anak tersebut trauma, maka kita sanggup dengan terang melihat perbedaan yang mencolok, biasanya anak tersebut sulit dikendalikan dan mempunyai masalah, mereka tidak akan gampang membina korelasi sosial dan sulit membina persahabatan dengan anak lainnya.

2. Urutan kelahiran
Urutan kelahiran, menghipnotis juga dalam status sosial anak, alasannya biasanya anak yang paling muda lebih terkenal dan terbiasa dengan negoisasi dari pada saudara-saudaranya.

3. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran
Biasanya belum dewasa terkenal mempunyai kecakapan dan keterampilan dalam mengambil apa pun posisi tugas dan posisi tugas tersebut sanggup menjelma lebih baik. Anak-anak terkenal biasanya mempunyai intellegensi/kecerdasan yang baik. Dengan mempunyai ciri-ciri tersebut, belum dewasa terkenal lebih gampang menempatkan dirinya atau mengikuti keadaan dilingkungan yang asing.

4. Nama
Ternyata di lingkungan anak-anak, nama sanggup membawa pengaruh. Nama yang sanggup diasosiasikan dengan sesuatu hal, sanggup membawa dampak negatif terhadap perkembangan sosial psikologi anak. alasannya belum dewasa masih sangat kongkrit dalam menyatakan sesuatu hal, kesannya anak tersebut merasa rendah diri dan tersudut apabila belum dewasa yang lain mencemoohkan alasannya namanya sanggup diasosiasikan dengan sesuatu hal.

5. Daya tarik
Anak-anak yang mempunyai daya tarik tersendiri, biasanya selalu terkenal daripada anak yang kurang mempunyai daya tarik. Anak-anak yang berumur 3 tahun, sudah sanggup membedakan mana belum dewasa yang menarik dan mana belum dewasa yang kurang menarik, reaksi ketertarikkannya hampir sama dengan orang dewasa.

Pada anak usia 3 tahun, anak yang menarik dan anak tidak menarik tidak begitu kelihatan mencolok, tetapi pada anak usia 5 tahun, hal tersebut sanggup terlihat sangat jelas, anak usia 5 tahun yang tidak menarik biasanya lebih kasar dan sering tidak jujur dalam bermain, sedangkan pada anak usia 5 tahun yang mempunyai daya tarik, biasanya mereka sering diberi masukkan-masukkan yang positif dari sekitarnya sehingga tumbuh rasa percaya diri yang lebih tinggi, sabaliknya pada anak usia 5 tahun yang tidak menarik rasa percaya dirinya berkurang alasannya terpengaruh masukkan-masukkan yang negatif dari lingkungannya.

6. Perilaku
Tidak semua anak yang menarik menjadi terkenal alasannya masih banyak faktor lainnya yang sanggup menghipnotis katagori populer. Perilaku yang menciptakan anak populer, antara lain ; ramah tamah, mempunyai rasa simpati, tidak agresif, sanggup berkerja sama, suka menolong, suka memperlihatkan masukkan atau komentar yang positif, dan lain-lain.

Secara umum faktor-faktor di atas terdapat pada belum dewasa yang populer, dan factor-faktor tersebut sanggup memilih status sosial anak, tetapi tidak selamanya anak terkenal pada nantinya sanggup memilih status sosial, sebagian belum dewasa yang tumbuh dari lingkungan yang selalu terjaga pendidikannya, intellegensinya, cakap dan terampil, mempunyai nama yang baik serta menarik tetapi tidak popular, sebagian lagi ada juga belum dewasa yang tumbuh dari lingkungan yang bermasalah, kurang perhatian dari orang tua, mempunyai nama yang kurang bagus, dan tidak mempunyai daya tarik, tetapi sanggup juga menjadi populer.

Lalu bagaimana dengan belum dewasa yang kurang dihargai ibarat ; Anak-anak yang terisolir dan Anak-anak yang terasingkan.

Kelompok belum dewasa tersebut mempunyai nilai yang rendah dari belum dewasa seumurnya, akan tetapi belum dewasa yang terisolir lebih gampang diakui dari pada belum dewasa yang terasingkan, namun usang kelamaan belum dewasa yang terasingkan akan diakui juga. Anak-anak yang terasingkan mempunyai resiko pembiasaan lebih besar dalam usia menjelang dewasa, mereka menjadi terasingkan alasannya ada penyimpangan dari salah satu factor status sosial anak. Jika belum dewasa ini lemah dalam menghadapi ejekkan-ejekkan atau godaan dari belum dewasa lainnya, maka hal tersebut sanggup membentuk sikap dan proses belajarnya akan terganggu.

Beberapa problem pada belum dewasa yang terasingkan, antara lain ;

  • Secara terbuka mereka diasingkan
  • Sering terlibat dalam hal-hal kejadian interaksi yang negatif
  • Mempunyai problem perilaku
  • Sering memperlihatkan sikap agresif
  • Mempunyai status negatif yang stabil
  • Sering bermasalah di sekolah

Secara umum belum dewasa yang terasingkan, bereaksi dengan dua cara :

1. Menarik diri
Biasanya mereka menarik diri dari kontak dengan yang lain, mereka bahwasanya ingin main dengan belum dewasa lainnya, tetapi mereka diacuhkan dan diabaikan keberadaannya, malahan mereka mengejeknya ibarat dengan sebutan “professor” alasannya anak tersebut menggunakan kacamata, maka dari itu mereka selalu menhindar dari belum dewasa lainnya, di rumah biasanya mereka juga pendiam dan selama mungkin tinggal di kamarnya dengan membaca komik atau mendengarkan musik, kepada orang tuanya mereka beralasan tidak suka main di luar.

2. Perilaku anti sosial
Biasanya mereka sulit untuk diatur, padahal belum dewasa lainnya tidak suka dengan perilakunya, misalnya: Pada dikala belum dewasa yang lain bermain bola, kemudian tiba anak yang terasingkan, tetapi tidak untuk ikut bermain dengan belum dewasa lainnya, anak tersebut tiba hanya sekedar untuk mengganggu saja dengan mengambil bolanya, dan apabila ikut bermain bola pun anak itu akan tampil dengan kasar sehingga menciptakan belum dewasa lainnya berhenti bermain, anak yang terasing itu akan marah-marah sampai akhirnya belum dewasa yang lain terpaksa menyerah dan bermain bola kembali dengan aturan-aturan yang dikehendaki oleh anak yang terasing tadi.

Untuk belum dewasa yang terasing ini di negara-negara yang sudah maju, ibarat di Belanda, para orang bau tanah dari anak tersebut akan mendapat laporan dari pengajar atau guru, kemudian mereka diberikan penyuluhan dan konsultasi dari Psikolog Anak yang ada di bawah Departemen Urusan Anak-anak Bermasalah, kemudian akan dikirim ke Departemen Kesehatan untuk gangguan jiwa yang tidak stabil untuk diberi pengarahan dan keterampilan sosial dalam cara menyesuaikan diri atau cara mengikuti keadaan di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.

Untuk orang yang lebih dewasa, mereka diajarkan semacam therapy untuk mengikuti keadaan dalam lingkungan masyarakat agar akhirnya mereka sanggup mandiri.

No comments:

Post a Comment