Pengertian Pembelajaran Probing–prompting. Probing yakni penyelidikan dan pemeriksaan, sedangkan prompting yakni mendorong atau mendukung. Pembelajaran probing-prompting yakni pembelajaran dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga sanggup melejitkan proses berpikir yang bisa mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan gres yang sedang dipelajari.
Pembelajaran probing-prompting sangat erat kaitannya dengan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada dikala pembelajaran ini disebut probing question. Probing question yakni pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapat tanggapan lebih dalam dari siswa yang bermaksud untuk membuatkan kualitas jawaban, sehingga tanggapan selanjutnya lebih jelas, akurat, dan beralasan.
Probing question sanggup memotivasi siswa untuk memahami suatu kasus dengan lebih mendalam sehingga siswa bisa mencapai tanggapan yang dituju. Selama proses pencarian dan inovasi tanggapan atas kasus tersebut, mereka berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki dengan pertanyaan yang akan dijawab.
Langkah-langkah Pembelajaran Probing-prompting
Langkah-langkah pembelajaran probing-prompting dijabarkan melalui 7 (tujuh) tahapan teknik probing yang kemudian dikembangkan dengan prompting sebagai berikut :
- Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan membeberkan gambar, rumus, atau situasi lainnya yang mengandung permasalahan.
- Menunggu beberapa dikala untuk memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan tanggapan atau melaksanakan diskusi kecil dalam merumuskan permasalahan.
- Guru mengajukan problem yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus (TPK) atau indikator kepada seluruh siswa.
- Menunggu beberapa dikala untuk memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan tanggapan atau melaksanakan diskusi kecil.
- Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
- Jika tanggapan tepat, maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain wacana tanggapan tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat dalam aktivitas yang sedang berlangsung. Namun, kalau siswa tersebut mengalami kemacetan tanggapan atau tanggapan yang diberikan kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian jawaban. Kemudian, guru memperlihatkan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, sehingga siswa sanggup menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang diajukan pada langkah keenam ini sebaiknya diberikan pada beberapa siswa yang berbeda supaya seluruh siswa terlibat dalam aktivitas probing-prompting.
- Guru mengajukan pertanyaan simpulan pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa TPK/indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa.
Kelebihan dari pembelajaran probing-prompting
- Mendorong siswa berpikir aktif.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang terang sehingga guru sanggup menjelaskan kembali.
- Perbedaan pendapat antara siswa sanggup dikompromikan atau diarahkan pada suatu diskusi.
- Pertanyaan sanggup menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang ngantuknya.
- Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kekurangan dari pembelajaran probing-prompting
- Siswa merasa takut, apalagi guru kurang sanggup mendorong siswa untuk berani dengan membuat suasana yang tidak tegang melainkan akrab.
- Tidak gampang membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan gampang dipahami siswa.
- Waktu sering banyak terbuang apabila siswa tidak sanggup menjawab pertanyaan hingga dua, atau tiga orang.
- Jumlah siswa yang banyak mustahil cukup waktu untuk memperlihatkan pertanyaan kepada setiap siswa.
Cara mengatasi kekurangan dari pembelajaran probing-prompting
- Untuk menghindari siswa yang takut, sebaiknya guru memperlihatkan pernyaan dengan wajah ramah, nada yang lembut dan senyuman. sehingga tercipta suasana nyaman dan tidak tegang.
- Guru bisa membentuk kelompok secara heterogen untuk meminimalisir siswa supaya siswa gampang dalam memahami pertanyaan dan bisa menjawab serta peggunaan waktu yang tidak banyak terbuang.
Semoga bisa membantu dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Amin...
No comments:
Post a Comment