Sekolah dasar merupakan salah satu organisasi pendidikan yang utama dalam jenjang pendidikan dasar. Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 28 tahun 1990 telah disebutkan bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk memperlihatkan bekal kemampuan dasar kepada penerima didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan penerima didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Berdasarkan hal tersebut, sanggup digaris bawahi bahwa sekolah dasar sebagai forum pendidikan dasar diperlukan bisa berfungsi sebagai:
- peletak dasar perkembangan langsung anak untuk menjadi warga negara yang baik,
- peletak dasar kemampuan dasar anak, dan
- penyelenggara pendidikan awal untuk persiapan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu pendidikan menengah.
Kemampuan dasar utama yang diberikan kepada anak sekolah dasar ialah kemampuan dasar yang menciptakan bisa berpikir kritis dan imajinatif yang tercermin dalam modus kemampuan menulis, berhitung dan membaca. Ketiga aspek kemampuan dasar tersebut merupakan kemampuan utama yang dibutuhkan dalam kala informasi.
Baca : 6 Prinsip dan kompetensi kepala sekolah
Ditinjau dari komponennya, ada beberapa unsur utama dalam organisasi sekolah dasar. Unsur-unsur tersebut meliputi:
- sumber daya manusia, yang meliputi kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, dan siswa,
- sumber daya material, yang meliputi peralatan, bahan, dana, dan sarana prasarana lainnya
- atribut organisasi, yang meliputi tujuan, ukuran, struktur tugas, jenjang jabatan, formalisasi, dan peraturan organisasi,
- iklim internal organisasi, yakni situasi organisasi yang dirasakan personel dalam proses interaksi, dan
- lingkungan organisasi sekolah.
Ditinjau dari karakteristiknya, sekolah dasar merupakan suatu sistem organisasi. Sebagai suatu sistem organisasi, sekolah dasar bisa ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi struktur organisasi dan sikap organisasi. Struktur organisasi mengacu pada framework organisasi, yaitu tata pembagian kiprah dan korelasi baik secara vertikal, horizontal dan diagonal.
Hal ini bisa meliputi spesifikasi jabatan, pembagian tugas, garis perintah, peraturan organisasi, serta hierarki kewenangan dan tanggung jawab. Perilaku organisasi mengacu pada aspek-aspek tingkah laris insan dalam organisasi. Organisasi sekolah dipandang sebagai suatu sistem sosial, yang di dalamnya terjadi interaksi antar individu untuk mencapai tujuan organisasi. Salah satu atribut yang banyak berkaitan dengan interaksi sikap individu dalam organisasi ialah budaya organisasi.
Budaya organisasi ialah ikatan sosial yang mengikat anggota suatu organisasi secara bersama dalam memperlihatkan nilai-nilai, alat simbolis dan ide-ide sosial. Greenberg & Baron (1995) menekankan budaya organisasi sebagai suatu kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma, perilaku, dan impian yang dimiliki anggota organisasi. Dengan memakai pendekatan sosiologis dan psikologis, Getzel dan Guba mengemukakan bahwa sikap individu dalam organisasi dipengaruhi oleh dua dimensi, yaitu dimensi institusi yang dikenal dengan istilah nomothetic dimension, dan dimensi individu yang dikenal dengan istilah idiographic dimension (Lunenburg & Orstein, 2000).
Bila diterapkan dalam organisasi sekolah dasar, ada tiga komponen yang berkaitan dengan budaya organisasi sekolah dasar, yaitu:
- institusi atau forum yang kiprahnya dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi sekolah,
- guru-guru sekolah dasar sebagai individu yang mempunyai kepribadian dan kebutuhan, baik kebutuhan profesional maupun kebutuhan sosial, dan
- interaksi dari kedua komponen tersebut. Untuk itu, kepala sekolah harus bisa mengintegrasikan kedua komponen tersebut, yakni peranan, tuntutan dan impian lembaga, dengan kepribadian, dan kebutuhan guru, semoga bisa mencapai tujuan organisasi secara optimal.
Keberhasilan organisasi sekolah banyak ditentukan keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan peranan dan tugasnya. Peranan ialah seperangkat sikap dan sikap yang harus dilakukan sesuai dengan posisinya dalam organisasi. Peranan tidak hanya memperlihatkan kiprah dan hak, tapi juga mencerminkan tanggung jawab dan wewenang dalam organisasi.
baca: hasil diklat kepala sekolah SD MI
Ada banyak pandangan yang mengkaji wacana peranan kepala sekolah dasar, yaitu:
- peranan yang berkaitan dengan korelasi personal, meliputi kepala sekolah sebagai figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan liaison atau penghubung,
- peranan yang berkaitan dengan informasi, meliputi kepala sekolah sebagai pemonitor, disseminator, dan spokesman yang mengembangkan info ke semua lingkungan organisasi, dan
- peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang meliputi kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala sumber, dan negosiator.
Di sisi lain, Stoop & Johnson (1967) mengemukakan 14 peranan kepala sekolah dasar, yaitu:
- kepala sekolah sebagai business manager,
- kepala sekolah sebagai pengelola kantor,
- kepala sekolah sebagai administrator,
- kepala sekolah sebagai pemimpin profesional,
- kepala sekolah sebagai organisator,
- kepala sekolah sebagai motivator atau pelopor staf,
- kepala sekolah sebagai supervisor,
- kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum,
- kepala sekolah sebagai pendidik,
- kepala sekolah sebagai psikolog,
- kepala sekolah sebagai penguasa sekolah,
- kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik,
- kepala sekolah sebagai petugas korelasi sekolah dengan masyarakat, dan
- kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat.
Dari ke-14 peranan tersebut, sanggup diklasifikasi menjadi dua, yaitu kepala sekolah sebagai direktur pendidikan dan sebagai supervisor pendidikan. Business manager, pengelola kantor, penguasa sekolah, organisator, pemimpin profesional, eksekutif yang baik, pelopor staf, petugas korelasi sekolah masyarakat, dan pemimpin masyarakat termasuk kiprah kepala sekolah sebagai direktur sekolah. Konsultan kurikulum, pendidik, psikolog dan supervisor merupakan kiprah kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di sekolah.
Di sisi lain, sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah, Kimbrough & Burkett (1990) mengemukakan enam bidang kiprah kepala sekolah dasar, yaitu mengelola pengajaran dan kurikulum, mengelola siswa, mengelola personalia, mengelola akomodasi dan lingkungan sekolah, mengelola korelasi sekolah dan masyarakat, serta organisasi dan struktur sekolah.
Berdasarkan landasan teori tersebut, sanggup digarisbawahi bahwa tugas-tugas kepala sekolah dasar sanggup diklasifikasi menjadi dua, yaitu tugas-tugas di bidang manajemen dan tugas-tugas di bidang supervisi.
Tugas di bidang manajemen ialah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan bidang garapan pendidikan di sekolah, yang meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan korelasi sekolah masyarakat. Dari keenam bidang tersebut, bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu mengelola komponen organisasi sekolah yang berupa manusia, dan komponen organisasi sekolah yang berupa benda.
Tugas di bidang supervisi ialah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pelatihan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu perjuangan memperlihatkan derma kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan proses dan situasi berguru mengajar. Sasaran final dari aktivitas supervisi ialah meningkatkan hasil berguru siswa.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melakukan tugasnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan merupakan faktor yang paling penting dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi sekolah.
Keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola kantor, mengelola sarana prasarana sekolah, membina guru, atau mengelola aktivitas sekolah lainnya banyak ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala sekolah bisa menggerakkan, membimbing, dan mengarahkan anggota secara tepat, segala aktivitas yang ada dalam organisasi sekolah akan bisa terealisasi secara efektif.
Sebaliknya, jikalau tidak bisa menggerakkan anggota secara efektif, tidak akan bisa mencapai tujuan secara optimal. Untuk memperoleh citra yang jelas, bagaimana peranan kepemimpinan dalam pengelolaan sekolah, maka perlu diuraikan wacana konsep dasar kepemimpinan kepala sekolah dasar.
No comments:
Post a Comment