Sunday, 27 January 2019

Pasti Dapat Bioteknologi Konvensional Dalam Produksi Pangan

Bioteknologi konvensional dalam produksi pangan - Salah satu konsep pembelajaran IPA di kelas IX SMP/MTs ialah bioteknologi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan penerapannya, pembahasan materi ini lebih terfokus pada bioteknologi konvensional dalam aneka macam jenis produk makanan dan minuman. 


Bioteknologi konvensional dalam produksi pangan PASTI BISA Bioteknologi Konvensional dalam Produksi Pangan
Ilustrasi bioteknologi konvensional produk pangan (matrapendidikan.com)

Sering guru mata pelajaran IPA memberi kiprah khusus perihal hal ini. Bisa saja guru memberi kiprah kepada siswa menciptakan laporan hasil praktikum. Siswa menciptakan laporan sehabis  siswa secara berkelompok melaksanakan praktik di laboratorium atau di rumah. 

Ada pula kiprah menciptakan laporn tanpa melaksanakan percobaan. Siswa menciptakan laporan kerja kelompok dengan membaca materi sumber. Hasil laporan ini kemudian dipresentasikan dalam diskusi kelompok di kelas.

Tugas yang paling sederhana ialah menciptakan laporan perihal produk bioteknologi konvensional kemudian diserahkan eksklusif kepada guru untuk penilaian. Namun santunan kiprah oleh guru mata pelajaran tergantung pada huruf dan potensi siswa di suatu sekolah. 

Sekadar membantu siswa dalam menuntaskan kiprah seputar bioteknologi konvensional, pada kesempatan ini akan dibahas sekilas perihal bioteknologi konvensional dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan bioteknologi konvensional akan dikembangkan khusus pada produksi pangan.

Bioteknologi ialah penerapan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi untuk memproses materi melalui biro biologi untuk meningkatkan nilai tambah. Sebagai contoh, kedelai akan mempunyai nilai tambah jikalau difermentasi menjadi tempe dan kecap. 

Begitu pula keju dan yoghurt yang merupakan hasil peoses pengolahan materi susu. Sedangkan produk nata de coco berasal dari air kelapa, sosis kering terbuat dari daging sapi yang difermentasi.

Bioteknologi terdiri atas bioteknologi konvensional dan modern. Bioteknologi konvensional pada umumnya memakai mikroorganisme sebagai biro biologi untuk menghasilkan produk yang diinginkan.

Jamur dan basil merupakan mikroorganisme terkenal yang menghasilkan enzim tertentu untuk melaksanakan proses metabolisme. 

Jamur rhizopus oligosporus ialah pola agen biologi untuk menghasilkan enzim protease guna memberi nilai tambah pada kedelai sehingga dapat membuat tempe. Begitu pula jenis mikroorganisme acetobacter xylinum untuk menghasilkan produk pangan nata de coco.
Dalam kehidupan sehari-hari siswa sering makan atau minum produk bioteknologi konvensional seperti; tempe, tapai (tape), kecap, yoghurt, nata de coco, keju, obat antibiotik dan lain sebagainya. 
Baca juga : Proses Membuat Nata de Coco
Akan tetapi boleh jadi siswa belum mengetahui apa bahan, bagaimana cara dan proses pembuatan masing-masing produk bioteknologi konvensional tersebut.
Bioteknologi modern bekerjasama dengan manipulasi atau rekayasa materi genetik, ibarat DNA. Semangka tanpa biji, cloning domba dan anjing, itu semua ialah pola yang sering kita dengan perihal produk bioteknologi modern hasil rekayasa materi genetik.

Demikianlah sekilas perihal bioteknologi konvensional dalam produksi pangan Mudah-mudahan bermanfaat buat siswa SMP/MTs khususnya dan pengunjung blog ini pada umumnya sebagai materi isu ringan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan.

No comments:

Post a Comment