Sunday, 13 October 2019

Jadi Pintar Penggunaan Dan Taktik Pembelajaran Ekspositori


Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori yaitu taktik pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian bahan secara mulut dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud biar siswa sanggup menguasai bahan pelajaran secara optimal.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Hal ini dikarenakan guru memegang kiprah yang sangat dominan. Guru memberikan bahan pembelajaran secara terstruktur dengan impian bahan tersebut dikuasai siswa dengan baik.

Karakteristik taktik pembelajaran ekspositori ada tiga. Pertama, taktik ekspositori dilakukan dengan cara memberikan bahan pelajaran secara verbal. Kedua, biasanya bahan pelajaran yang disampaikan yaitu bahan pelajaran yang sudah jadi, menyerupai data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran yaitu penguasaan bahan pelajaran itu sendiri. Artinya, sesudah proses pembelajaran berakhir siswa diperlukan sanggup memahaminya dengan benar dengan cara mengungkapkan kembali bahan yang telah diuraikan.

Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori


Dalam penggunaan taktik pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu :

  • Berorientasi pada Tujuan

Sebelum penerapan strategi, guru terlebih dahulu merumuskan tujuan pembelajaran secara terang dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laris yang sanggup diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat penting untuk dipahami, alasannya tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontrol efektifitas penggunaan taktik pembelajaran.

  • Prinsip Komunikasi

Proses pembelajaran sanggup dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau kelompok orang (penerima pesan). Dalam proses komunikasi, guru berfungsi sebagai penyampai  pesan dan siswa berfungsi sebagai peserta pesan. Sistem komunikasi dikatakan efektif, manakala pesan itu sanggup dengan gampang ditangkap oleh peserta pesan secara utuh; dan sebaliknya, system komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala peserta pesan tidak sanggup setiap pesan yang disampaikan. Sehingga, guru harus berupaya untuk menghilangkan gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses komunikasi.

  • Prinsip Kesiapan

Setiap individu akan merespon dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah mempunyai kesiapan, begitu pun sebaliknya. Agar siswa sanggup mendapatkan isu sebagai stimulus yang guru berikan, terlebih dahulu harus memposisikan siswa dalam keadaan baik secara fisik maupun psikis untuk mendapatkan pelajaran. Jangan mulai menyajikan bahan pelajaran manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

  • Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus sanggup mendorong siswa untuk mau mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada ketika itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.

Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran Ekspositori


Menurut Sanjaya (2006: 185) ada 5 langkah penerapan taktik ekspositori yaitu :

  • Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk mendapatkan pelajaran. Langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting, alasannya keberhasilan taktik ekspositori bergantung pada tahap persiapan ini. Hal ini bertujuan untuk mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif, membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar, merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa, dan membuat suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka. Beberapa hal bisa dilakukan dalam tahapan ini menyerupai memperlihatkan sugesti aktual dan menghindari sugesti negatif, memulai dengan mengemukakan tujuan yang ingin dicapai, serta membuka file dalam otak siswa.

  • Penyajian (Presentation)

Langkah ini berupa penyampaian bahan sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Dalam hal ini peranan komunikasi sangat penting, biar bahan pelajaran sanggup dengan gampang ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh alasannya itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu penggunaan bahasa, intonasi suara, kontak mata dengan siswa, serta penggunaan joke-joke yang menyegarkan.

  • Menghubungkan (Correlation)

Langkah relasi yaitu menghubungkan bahan pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa sanggup menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang dimilikinya. Langkah relasi dilakukan untuk memperlihatkan makna terhadap mata pelajaran, baik makna untuk memperbaiki maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

  • Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan yaitu tahapan untuk memahami inti(core) dari bahan pelajaran yang telah disajikan. Tahap ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya pertama, mengulang kembali inti-inti bahan yang menjadi pokok persoalan. Kedua, memperlihatkan pertanyaan yang relevan dengan bahan yang disajikan. Ketiga, dengan cara maping melalui pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.

  • Penerapan (Aplication)

Langkah aplikasi yaitu langkah unjuk kemampuan siswa sesudah mereka menyimak klarifikasi guru, sehingga guru sanggup mengumpulkan isu ihwal penguasaan dan pemahaman bahan oleh siswa. Teknik yang bisa dipakai menyerupai membuat kiprah yang relevan dengan bahan yang telah disajikan, atau dengan memperlihatkan tes yang sesuai dengan bahan pelajaran yang telah disajikan.

Keunggulan, Kelemahan


Cara Mengatasi Kelemahan Strategi Pembelajaran Ekspositori. Adapun keunggulan-keunggulan taktik pembelajaran ekspositori sebagai berikut:

  1. Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan bahan pembelajaran.
  2. Sangat efektif apabila bahan pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk berguru terbatas.
  3. Siswa sanggup mendengar melalui penuturan (kuliah) ihwal suatu bahan pelajaran dan sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demontrasi)
  4. Dapat dipakai untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Disamping mempunyai keunggulan taktik pembelajaran ekspositori juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
  1. Hanya sanggup dilakukan terhadap siswa yang mempunyai kemampuan mendengarkan menyimak secara baik.
  2. Strategi ini tidak sanggup melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
  3. Karena taktik ini lebih banyak diberikan melalui ceramah. Maka akan sulit menyebarkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, relasi interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
  4. Keberhasilan taktik pembelajaran sangat tergantung kepada apa yang dimiliki oleh guru, menyerupai persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, komunikasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu proses pembelajaran tidak akan berhasil.
  5. Gaya komunikasi taktik pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one–way–communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan pembelajaran akan sangat terbatas pula. Disamping itu, pula komunikasi satu arah bisa menjadikan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.

Dalam upaya menanggulangi kelemahan-kelemahan yang ada pada taktik pembelajaran ekspositori terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:

  • Guru harus benar-benar mempersiapkan terhadap isi dari bahan yang akan dibahas serta siswa juga dalam keadaan siap untuk mendapatkan bahan yang akan guru sampaikan.
  • Guru harus bisa memotivasi siswa untuk ulet dalam belajar
  • Bahasa yang dipakai oleh guru harus komunikatif dengan intonasi bunyi yang baik
  • Guru harus pandai-pandai dalam mengelola kelas
  • Pandanglah siswa satu persatu dan jangan biarkan pandangan siswa pada hal diluar pelajaran.

Referensi :
Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Ciputat: Gaung Persada Press 2009
Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta 2008

No comments:

Post a Comment