Sunday, 24 February 2019

Jadi Cendekia Bagaimana Membudayakan Perilaku Baik Pada Pendidikan Anak Usia Dini


Penanaman sikap bukan kegiatan yang cukup dilakukan sekali-kali atau hanya dilakukan selintas saja, tetapi harus dilakukan terus-menerus sehingga menjadi pembiasaan. Pembiasaan yang sudah dilakukan anak pun harus terus dikuatkan sampai menjadi sikap yang menetap atau karakter.Untuk itu perlu langkah serius untuk melaksanakan pembudayaan terhadap penanaman sikap pada anak.

Pembudayaan berarti tindak lanjut dari 5 langkah yang diterapkan pada penanaman sikap, yaitu:

  1. mengetahui yang baik ( knowing the good ),
  2. memikirkan yang baik (thinking the good ),
  3. merasakan yang baik (feeling the good ), dan
  4. melakukan yang baik (acting the good)
  5. membiasakan yang baik (habituating the good).

Pembudayaan dilakukan dengan memasukkan proses penanaman sikap ke dalam kegiatan yang lebih bersifat permanen, yakni dimasukkan ke dalam kegiatan harian. Guna pelaksanaannya menjadi konsisten, disusun Standar Operasional Prosedur pelaksanaan kegiatan harian. Standar Operasional Prosedur (SOP) ditujukan untuk para guru, pengelola, dan semua orang yang bekerja dengan anak di forum PAUD tersebut yang memfasilitasi anak berguru dan membangun sikap.

baca: contoh penanaman sikap anak paud

SOP menjadi penting alasannya ialah penanaman sikap diberikan melalui keteladanan, pembiasaan, dan pengulangan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh lantaran itu, penanaman sikap memerlukan 5 K menyerupai pada gambar diatas, yakni:

  1. Konsensus, ada janji bersama antar guru dan orang renta perihal abjad yang akan dibangun dan cara membangunnya.
  2. Komitmen, ada ketaatan dan tanggung jawab bersama oleh guru dan orang renta dalam melaksanakan janji penerapan abjad pada anak.
  3. Konsisten, ada keajegan dalam proses penerapan abjad melalui kegiatan bermain, baik di forum PAUD maupun di keluarga.
  4. Kontinu, dilakukan secara terus menerus sepanjang hari sepanjang tahun sampai sikap tersebut menjadi kebiasaan selanjutnya terpatri dalam jiwa dan pikiran anak sehingga membantuk karakter.
  5. Konsekuen, ada konsekuensi yang diterapkan dan harus dipatuhi baik oleh guru, orang tua, maupun anak bila terjadi pelanggaran terhadap komitmen pengembangan abjad anak. Konsekuensi yang diterapkan untuk anak tidak bersifat eksekusi fi sik. Bentuk dan caranya sanggup disepakati dengan anak, contohnya anak boleh menentukan tidak menonton kartun kesukaannya atau membereskan daerah tidur.

Penanaman abjad pada anak harus dimulai dari guru lantaran anak peniru ulung. Semua yang ditangkap indera anak akan menjadi sikap anak kalau dilakukan terus-menerus. Guru dan seluruh orang cukup umur yang ada di satuan PAUD harus menyadari bahwa mereka ialah model bagi pengembangan sikap anak. Oleh lantaran itu, patut guru dan semua orang cukup umur di satuan PAUD mempunyai kesamaan pikir, kesamaan perilaku, dan kesamaan tanggung jawab dalam menanamkan sikap pada anak.Untuk membangun sikap yang konsisten pada guru dan orang cukup umur lainnya, perlu disusun Standar Operasional Prosedur (SOP) pada setiap kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari bersama anak.

Standar Operasional Prosedur dalam tatanan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bukan hanya menjadi lampiran dari KTSP, melainkan dokumen penting yang memuat mekanisme penanaman abjad bawah umur usia dini dibentuk. SOP disusun oleh satuan PAUD dengan mengacu pada visi, misi, dan tujuan satuan. Contoh pembuatan SOP dipaparkan lebih jauh dalam Pedoman Penyusunan SOP.

Sama halnya dengan pengembangan pengetahuan dan keterampilan anak yang dilakukan dengan cara yang menyenangkan, pengembangan sikap pun dilakukan dengan cara yang menyenangkan, jauh dari unsur paksaan dan tekanan. Pemaksaan dan bahaya tidak akan bisa menumbuhkan kesadaran dan sikap kasatmata anak.

No comments:

Post a Comment