Sunday, 24 February 2019

Jadi Berakal Tumpuan Penanaman Perilaku Baik Pada Pendidikan Anak Usia Dini


Setelah kemarin membagikan strategi penanaman sikap dan membudayakan sikap baik pada anak usia dini, sekarang saya bagikan beberapa teladan penanaman sikap pada siswa PAUD Taman Kanak-kanak RA meliputi: Menanamkan sikap adanya dewa melalui ciptaan-nya, menghargai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada tuhan, sikap hidup sehat, sikap ingin tahu, sikap kreatif, sikap estetis, sikap percaya diri, sikap taat pada aturan, sikap mandiri, sikap sabar, sikap peduli, sikap toleran, sikap sopan, sikap tanggung jawab, sikap menyesuaikan diri, dan sikap jujur.

Yuk kita simak beberapa teladan berikut satu per satu yang disebutkan diatas:

1. Mengenalkan sikap “ADANYA TUHAN MELALUI CIPTAAN-NYA”
Kegiatan: Bermain di halaman
  • Guru mengajak belum dewasa ke halaman untuk memperhatikan benda-benda di sekitarnya.
  • Pendidik menanyakan ”apa saja benda yang ditemui anak-anak. Siapa yang membuat bunga, kupu-kupu, kerikil dsb.”
  • Mendiskusikan benda-benda lain ciptaan Tuhan
  • Diskusi kegunaan benda-benda ciptaan Tuhan
  • Diskusi bagaimana kalau benda-benda ciptaan Tuhan tidak ada
  • Mendiskusikan apa yang harus dilakukan biar ciptaan Tuhan yang ada di halaman itu tidak rusak.
  • Guru mencontohkan ucapan takjub ketika melihat ciptaan Tuhan, misalnya, ”...Masya Allah ... cantik sekali bunganya...” atau ” ...Puji Tuhan halus sekali bulu kelinci ini...”, dan sebagainya.
  • Mengajak anak untuk membereskan dan memelihara tanaman yang ada di halaman satuan PAUD.

2. Mengenalkan sikap ” MENGHARGAI DIRI SENDIRI, ORANG LAIN DAN LINGKUNGAN SEKITAR SEBAGAI RASA SYUKUR KEPADA TUHAN”
Kegiatan : berdiskusi perihal bersyukur
  • Guru menunjukkan foto keluarga setiap anak.
  • Guru menanyakan ”yang dirasakan” pada keluarga atau teman.
  • Mendiskusikan perasaan anak bila ada keluarga atau sahabat yang sakit.
  • Mendiskusikan apa yang harus dilakukan pada keluarga dan teman.
  • Mendiskusikan bagaimana caranya mengasihi keluarga dan teman?
  • Guru mencontohkan cara berbicara santun pada orang bau tanah dan teman.
  • Anak diajak berdiskusi sikap yang dilarang dilakukan pada keluarga dan teman
  • Mempraktikkan cara mengucapkan syukur kepada Tuhan sesuai dengan agamanya.

3. Menanamkan sikap “PERILAKU HIDUP SEHAT”
Kegiatan: Memeriksa gigi
  • Guru menunjukkan gambar gigi dan mendiskusikan ”kegunaan gigi”
  • Menanyakan apakah gigi bisa sakit dan bagaimana kalau giginya sakit
  • Mendiskusikan apa yang harus dilakukan biar giginya tidak sakit
  • Mempraktikkan cara menggosok gigi yang benar.
  • Mengajak anak secara bergantian memeriksakan giginya ke dokter kunjung.
  • Selagi menunggu temannya diperiksa, belum dewasa diajak main tebak-tebakan "gunanya melaksanakan sesuatu untuk merawat kesehatan diri" dengan memakai kartu gambar. Misalnya, gambar yang sedang mandi, mandi gunanya untuk .., mencuci tangan gunanya untuk ..., mengelap meja gunanya untuk ..., membuang sampah di kawasan sampah gunanya untuk... dst.

4. Menanamkan “SIKAP INGIN TAHU”
Kegiatan: Bermain dengan magnet Pijakan / Dukungan Guru
  • Guru menyiapkan alat-alat yang akan dijadikan materi praktik contohnya magnet, kaleng, paku, plastik, kertas, daun dll.”
  • Anak-anak diminta untuk mengamati bahan-bahan yang disiapkan
  • Anak dipersilakan untuk mencoba memakai magnet kepada benda-benda yang disediakan
  • Berdiskusi perihal ”benda yang melekat dan yang tidak bisa melekat di magnet ?”
  • Berdiskusi mengapa ada benda yang melekat dan ada benda yang tidak melekat pada magnet?
  • Guru memberi penghargaan ketika anak sanggup mengelompokkan benda yang sanggup melekat dan yang tidak sanggup menempel
  • Anak dipersilakan mencobakan kepada benda lainnya yang ada di ruangan atau halaman.

5. Menanamkan “SIKAP KREATIF”
Kegiatan: Memasak kue
  • Guru menyiapkan bahan-bahan untuk memasak
  • Anak-anak mengamati dan mencicipi bahan-bahan yang tersedia
  • Guru menuliskan resep dengan gambar atau kata sederhana
  • Anak secara bergilir menuangkan materi sesuai dengan resep yang ditulis atau yang dibacakan guru, kemudian gotong royong mengadoni materi tersebut sehingga menjadi gabungan yang siap dibentuk
  • Anak berdiskusi gagasan perihal bentuk gabungan yang akan dibuat oleh anak
  • Guru memberikan hukum bahwa gabungan tidak kotor
  • Anak diperkenankan untuk memakai materi lainnya bila diperlukan
  • Guru mempertajam gagasan anak dengan bertanya,” mengapa ini.. untuk apa.. apa yang terjadi bila..dst”
  • Anak menuangkan gagasan menjadi karya kreatif.
  • Guru membiasakan anak untuk memecahkan masalahnya sendiri bila ia menemukan kesulitan melaksanakan sesuatu
  • Guru memberi dukungan seperlunya dengan sedikit bantuan, teladan atau dengan kalimat, misalnya, "bagaimana kalau begini.. bisa tidak kalau ...."
  • Guru memberi penghargaan pada keberhasilan yang dicapai anak

6. Menanamkan “SIKAP ESTETIS”
Kegiatan: Membangun dengan balok unit
  • Guru membacakan buku dongeng yang sesuai dengan tema
  • Anak dipersilakan memikirkan rencana bangunan yang akan dibuatnya.
  • Guru menunjukkan cara menyusun balok yang rapi sesuai dengan presisinya.
  • Mendiskusi dengan anak mengapa menyusun balok harus rapi.
  • Anak mengemukakan pendapat bagaimana biar hasil karya menjadi rapi dan bersih.
  • Anak membangun gagasannya dengan balok unit.
  • Guru memberikan memakai asesoris untuk menambah keindahan dan keutuhan gagasan.
  • Guru memberikan penghargaan pada setiap hasil karya anak dengan menekankan pada keindahan dan kerapian kerjanya.

7. Menanamkan “SIKAP PERCAYA DIRI”
Kegiatan: outbond
  • Guru mengenalkan acara yang akan diikuti anak
  • Guru memberikan hukum bermain serta alat pengaman yang harus digunakan
  • Mendiskusikan siapa yang akan memulai
  • Guru mendukung semua anak berani mencoba permainan
  • Anak mencoba permainan dengan pengawasan Tim Teknis ahli
  • Setelah selesai semua, guru mengajak mendiskusikan apa yang dirasakan anak ketika mengikuti permainan
  • Guru menghargai setiap perjuangan yang dilakukan anak sebagai proses pembentukan sikap percaya diri

8. Menanamkan “SIKAP TAAT PADA ATURAN”
Kegiatan : Main tugas berkendaraan di jalan raya
Sebelum bermain:
  • Mendiskusikan keadaan di jalan raya
  • Mendiskusikan hukum di jalan raya
  • Mendiskusikan mengapa harus mengikuti aturan
  • Anak memberikan teladan sikap menaati aturan
  • Contoh sikap yang tidak mengikuti aturan
Setelah bermain:
  • Mendiskusikan hukum di satuan PAUD
  • Mendiskusikan teladan sikap yang taat aturan
  • Akibat kalau tidak disiplin mengikuti aturan?
  • Bagaimana menerapkan aturan?
  • Bagaimana kalau ada sahabat tidak disiplin mengikuti aturan?
  • Guru menguatkan sikap taat yang ditunjukkan anak dengan kalimat, contohnya ”Anisa taat pada hukum bermain, alasannya sudah mengembalikan mainan ke tempatnya semula.”

9. Menanamkan “SIKAP MANDIRI”
Kegiatan: Membuat patung dari tanah liat
  • Mendiskusikan materi main dan kegunaannya
  • Mendiskusikan gagasan anak membuat sesuatu dengan tanah liat. Setiap anak dipersilakan membuat sesuai dengan keinginannya untuk membangun kemandirian dalam berpikir
  • Guru mengenalkan kata berdikari dalam bekerja
  • Mendiskusikan arti mandiri
  • Mendiskusikan teladan sikap berdikari ketika bermain
  • Anak membuat karya dengan tanah liat
  • Guru memberi penghargaan pada perjuangan anak untuk bekerja secara mandiri.
  • Setelah acara guru melaksanakan menguatkan dengan menekankan pada sikap berdikari anak, misalnya, "semua belum dewasa ibu sudah bisa mandiri, mengerjakan sendiri tanpa minta dibantu orang lain."

10. Menanamkan “SIKAP SABAR”
Kegiatan : Membacakan buku ceritera
  • Guru membacakan buku yang menceritakan anak sabar
  • Diskusi pemahaman perihal sabar
  • Mendiskusikan mengapa harus bersabar
  • Contoh sikap yang bersabar
  • Apa akhir nya kalau tidak bersabar
  • Bagaimana kalau ada sahabat yang tidak bersabar?
  • Menerapkan sikap sabar ketika bermain, menunggu giliran, menunggu dijemput, dan acara lainnya.
  • Guru menghargai sikap sabar yang ditunjukkan anak dengan cara menguatkan melalui kalimat, misalnya, ”terima kasih kau sudah sabar menunggu dijemput mama tanpa marah-marah.”

11. Menanamkan “SIKAP PEDULI”
Kegiatan: Makan Bersama
  • Guru mempersilakan semua anak duduk di dingklik sekeliling meja. Kemudian meminta mereka untuk memperhatikan siapa temannya yang belum hadir.
  • Guru memastikan semua anak yang sudah duduk sudah mencuci tangannya dengan bersih.
  • Guru mengajak semua anak memperhatikan temannya apakah ada yang tidak membawa bekal?
  • Guru mengajak anak untuk saling membuatkan kuliner yang dibawanya
  • Guru mengucapkan terima kasih alasannya belum dewasa sudah mau membuatkan dan peduli dengan teman.
  • Guru memberikan kepada anak siapa yang akan memimpin doa sebelum makan. Kemudian mempersilakan makan bekal masing-masing.
  • Setelah makan guru mengajak semua anak untuk membereskan dan membersihkan kembali meja dan ruangan dari sisa-sisa makanan.Setelah semua rapi, guru mengajak anak bercerita perihal sikap "peduli"

12. Menanamkan “SIKAP TOLERAN”
Kegiatan: bermain tebak-tebakan dalam kelompok kecil
  • Guru mengajak anak bermain di halaman. Kemudan anak dibagi dalam kelompok kecil.
  • Setiap kelompok membuat harus menebak ciri-ciri yang disampaikan kelompok lain.
  • Guru memperhatikan bagaimana anak membuatkan gagasan dalam kelompok. 
  • d. Guru memperhatikan cara kelompok memilih dan mengambil kesimpulan tentang”benda” yang akan ditebak kelompok lainnya.
  • e. Anak bermain tebak-tebakan. Satu kelompok menyebutkan ciri-ciri, kelompok lain menebaknya.
  • f. Setelah bermain guru menanyakan apa yang dirasakan anak.
  • g. Guru menghargai sikap toleran yang dimunculkan anak ketika berdiskusi, misalnya. ”tadi ibu melihat ketika diskusi kalian saling menghargai pendapat teman. Itu namanya toleransi.”
  • h. Guru memberikan kosakata toleran dan meminta anak untuk memberi teladan sikap toleran.
  • i. Guru memberikan penguatan berupa kata gembira alasannya belum dewasa sanggup mengikuti keadaan dengan lingkungan dan peraturan berbeda.

13. Menanamkan “SIKAP SOPAN”
Kegiatan : Panggung boneka
  • Guru menyiapkan beberapa boneka dan panggung boneka.
  • Anak-anak diminta duduk tertib untuk mengikuti dongeng panggung boneka perihal anak yang sopan.
  • Guru memainkan tokoh boneka sebagai anak yang berperilaku sopan dan boneka yang menjadi tokoh anak tidak sopan.
  • Guru menerapkan kata ”tolong, maaf, terima kasih, permisi.” sebagai teladan sikap sopan dengan nada rendah dan riang.
  • Setelah selesai guru mengajak diskusi perihal tokoh mana yang disukai anak, mengapa..?
  • Guru menanyakan pada anak sikap sopan santun dan apa akhirnya kalau tidak sopan santun
  • Bagaimana kalau ada sahabat yang tidak sopan?

14. Menanamkan “ SIKAP TANGGUNG JAWAB”
Kegiatan : Membereskan kembali mainan
  • Guru mengajak anak merapikan kembali mainan yang sudah dipakai sesuai dengan kawasan semula
  • Setelah selesai anak diajak duduk untuk mengikuti recalling
  • Guru mengucapkan terima kasih alasannya belum dewasa sudah bertanggung jawab mengembalikan mainan ke kawasan semula sehingga ruangan rapi kembali.
  • Guru mendiskusikan pengertian tanggung jawab berdasarkan pikiran anak
  • Anak mendiskusikan teladan sikap tanggung jawab
  • Anak mendiskusikan cara mengajak temannya untuk bertanggung jawab.

15. Menanamkan “SIKAP MENYESUAIKAN DIRI”
Strategi: berbelanja di pasar modern
  • a. Mendiskusikan tujuan dan acara yang akan dilakukan di supermarket
  • b. Mendiskusikan hukum dan sikap yang diharapkan di supermarket
  • c. Mencontohkan bersikap hening selama di situasi dan lingkungan baru
  • d. Mencontohkan sikap memilah yang harus dilakukan dan dilarang dilakukan
  • e. Bersikap sabar dan hening ketika harus mengantri dan menunggu
  • f. Memperlihatkan kehati-hatian kepada orang yang belum dikenal
  • g. Mempersilahkan anak berbelanja sesuai dengan keperluannya dan uang yang tersedia
  • h. Setelah acara guru menanyakan perasaan anak.
  • i. Guru memberikan penguatan berupa kata gembira alasannya belum dewasa sanggup mengikuti keadaan dengan lingkungan dan peraturan berbeda.

16. Menanamkan “SIKAP JUJUR”
Kegiatan: Panggung boneka
  • Guru memainkan boneka tangan dengan tokoh si jujur dan si pembohong.
  • Tokoh si jujur mencerminkan sikap yang tidak berbohong, menghargai miliki teman, mengembalikan benda yang bukan miliknya, mengakui kesalahannya, meminta izin bilamenggunakan benda orang lain.
  • Setelah selesai bersama anak mendiskusikan; pengertian jujur menurut, mengapa harus jujur, teladan sikap jujur dan tidak jujur.

No comments:

Post a Comment