Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan kerangka inti yang secara umum mempunyai 4 komponen. Yaitu; 1) kurikulum dan hasil belajar, 2) evaluasi berbasis kelas, 3) aktivitas mencar ilmu mengajar, dan 4) pengolahan kurikulum berbasis sekolah.
Simak pembahasan tiap komponen berikut :
Kurikulum dan hasil belajar
Kurikulum yaitu seperangkat planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan materi bimbing serta cara yang dipakai sebagai pedoman pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan pencapaiannya diadaptasi dengan keadaan dan kemampuan sekolah/madrasah.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, perilaku dan nilai-nilai yang diwujutkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi sanggup dikenali melalui sejumlah hasil mencar ilmu yang sanggup diukur dan diamati. Kompetensi sanggup dicapai melalui mengalaman mencar ilmu yang dikaitkan dengan materi kajian dan materi pelajaran.
Kompetensi dikembangkan dengan semenjak Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudlatul Athfal (RA), kelas I hingga kelas XII yang menggambarkan rangkaian kemampuan yang bertahap, berkelanjutan, konsisten seiring dengan perkembangan psikologis akseptor didik.
Penilaian berbasis kelas
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu komponen dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Penialaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan aktivitas mencar ilmu mengajar, PBK dilakukan dengan mengumpulkan kerja akseptor didik, hasil karya, penugasan, kinerja, dan tes tertulis. Guru menilai kompetensi dan hasil mencar ilmu siswa menurut tingkat pencapaian prestasi siswa. Simak keunggulan dan prinsip PBK
Kegiatan mencar ilmu mengajar
Kegiatan mencar ilmu mengajar memuat banyak sekali gagasan pokok ihwal pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Belajar merupakan aktivitas aktif siswa dalam membangun makna dan pemahaman. Denga demikian guru perlu memperlihatkan dorongan kepada mereka untuk memperlihatkan otoritasnya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab mencar ilmu ada pada siswa, tapi guru bertanggung jawab untuk membuat situasi yang mendorong, memotivasi dan tanggung jawab mereka untuk mencar ilmu sepanjang hayat.
Pengolahan kurikulum berbasis sekolah
Salah satu prinsip pengelolaan KBK yaitu pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Prinsip ini perlu diberdayakan agar sekolah sanggup merencanakan, melaksanakan, dan mengelola serta menilai pembelajaran sesuai dengan kondisi mereka.
Prinsip tersebut sangan baik dalam melahirkan teladan pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Seperti pengembangan perangkat kurkulum (misal; silabus), training professional guru, dan pengembangan isu kurikulum sebagai suatu sistem kurikulum nasional.
Contoh Dokumen Kurikulum RA, TK, PAUD. Pendidikan anak usia dini intinya merupakan tanggung jawab orang tua. Hanya saja lantaran keterbatasan kemampuan orang tua, maka perlu adanya derma dari orang yang bisa dan mau membantu dalam pendidikan anak-anaknya.
Anak Usia Dini, termasuk Raudlatul Athfal dan taman kanak-kanak mempunyai karkateristik perkembangan fisik dan psikologis yang khas, sehingga orang bau tanah kadang kala belum tahu akan hal tersebut, atau tahu tetapi kurang mempunyai kesempatan yang sepenuhnya untuk mendidik dan membimbing anaknya, sehingga mereka menyerahkan anaknya ke RA/TK/PAUD.
Masa usia dini merupakan usia emas pertumbuhan dan perkembangan (golden age) alasannya yakni perkembangan banyak sekali aspek psiko-fisik yang terjadi pada masa ini akan menjadi peletak dasar sangat fuindamental. Artinya, perkembangan aspek psiko-fisik pada masa usia dini akan menjadi dasar peletak bagi perkembangan selanjutnya. Pada masa ini perkembangan otak anak mengalami peningkatan yang sangat pesat, oleh alasannya yakni itu pendidikan anak usia dini merupakan dasar bagi perkembangan masa berikutnya, serta merupakan tahap training awal menuju terbinanya kualitas sumber daya insan Indonesia yang mempunyai daya saing tinggi di kala globalisasi ini.
Di sisi lain, pendidikan anak usia dini memandang anak sebagai individu yang utuh sehingga membutuhkan pelayanan menyeluruh yang mencakup banyak sekali aspek perkembangan fisik dan psikis. Secara kodrati bahwa anak semenjak lahir mempunyai lebih dari satu bakat, tetapi talenta tersebut bersifat potensial. Untuk itu, anak perlu diberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak akan tercapai secara optimal, apabila diciptakan situasi dan kondisi yang aman sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga layanan pendidikan yang diberikan harus memperhatikan keberagaman budaya, agama, kondisi alam dan pola kehidupan sehari-hari anak. Selain itu, sangat perlu diperhatikan kodrat anak sebagai makhluk individu, sosial, budpekerti dan religius. Oleh lantaran itu pengembangan anak usia dini berorientasi pada pendekatan berpusat pada anak (student centered).
Pendidikan di Raudlatul Athfal bertujuan untuk menyebarkan sikap, pengetahuan, ketrampilan, daya cipta dan hati nurani anak didik dalam merespon dan beradaptasi dengan lingkungannya menurut pedoman dan nilai-nilai Islam. Untuk itu pelayanan pendidikan di Raudlatul Athfal harus sesuai dengan karakteristik dan tahapan perkembangan anak pra sekolah dengan berlandaskan pedoman nilai-nilai Islam.
Kurikulum yakni seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan acara pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk membantu dan menunjukkan pola bagi pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk membantu dan menunjukkan pola bagi pendidik dalam melakukan tugasnya.
Hal ini lantaran kurikulum secara umum didefinisikan Raudlatul Athfal mengacu pada pedoman dan nilai-nilai Islam serta filosofi pendidikan anak sebagai landasan berpikir dalam penetapan tujuan, pemilihan materi untuk anak, jadwal dan suasana berlajar di dalam dan di luar kelas, taktik pembelajaran, pengelolaan kelas, media, sarana da prasarana, penilaian dan assesmen serta kerjasama antara pengelolaan kelas, media, sarana prasarana, penilaian dan assesmen serta kerjasama antara para guru, orang bau tanah dan masyarakat sekitar sekolah.
Kurikulum disusun biar memungkinkan pengembangan keagamaan multipotensi, minat, multi kecerdasan (kecerdasan majemuk), emosional, spiritual dan kinestetik atau fisik-motorik anak didik secara optimal sesuai dengan keunikan dan tahap perkembangan setiap anak. Pengembangan kurikulum merupakan salah satu bab penting dalam proses pendidikan. Pengambanagn kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan yaitu untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Yang Perlu Diketahui Tentang Program BOP RA. BOP (bantuan operasional pendidikan) Raudlatul Athfal (RA) yaitu forum pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan melalui jalur formal. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 28 ayat3 disebutkan sebagai berikut: "Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA) atau bentuk lainnya yang sederajat."
Sedangkan PAUD diluar jalur pendidikan formal yaitu antara lain playgroup, TPA,TPQ dan sejenisnya. Kesadaran akan pentingnya penyelenggaraan pendidikan anak usia dini cukup umur ini telah tumbuh sebagai sebuah kesadaran kolektif antara masyarakat dan pemerintah. Realitas dilapangan memperlihatkan bahwa hampir seluruh forum pendidikan anak usia dini menyerupai RA dan sejenisnya terselenggara atas prakarsa dan swadaya masyarakat. Pertumbuhan forum pendidikan semacam RA semakin meningkat, begitu juga jumlah siswanya semakin ber-tambah.
Dari data yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam memperlihatkan bahwa RA yang berjumlah 245.435, semuanya dikelola masyarakat berstatus swasta. Dimana jumlah siswanya seluruh Indonesia yaitu 1.074.131 terdiri dari 538.822 (50.3%) berjenis kelamin pria dan 535.309 (49.7%) merupakan siswa perempuan. Untuk Rombongan belajarnya ada 25.435 dengan jumlah siswa sebanyak 1.074.131 orang, sehingga diketahui ratio rombel siswa sebanyak 1:19. Ketersediaan forum pendidikan anak usia dini yang memenuhi standar pelayanan minimal merupakan impian dan tuntutan zaman yang perlu terus diupayakan. Harapan itu perlu diwujudkan dalam tataran operasional mengingat pelayanan pendidikan bagi anak usia0-6tahun yaitu usia emas (thego/den age).
Pada usia inilah merupakan titik berangkat menuju generasi muda bangsa yang bermutu dan berkualitas. Sesuai dengan tuntutan kebutuhan pendidikan yang semakin berkembang dan adanya banyak sekali keterbatasan yang dimiliki RA sebagai forum layanan pendidikan anak usia dini, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Madrasah mengambil langkah kongkrit dengan cara memperlihatkan BOP RA.
Pemberian santunan ini dibutuhkan sanggup mendorong kreativitas Kepala RA untuk mengelola forum pendidikannya menjadi lebih baik sehingga akan tercapai tujuan forum pendidikan yang ideal. Proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan akan terwujud apabila didukung oleh aktivitas pengembangan kesiswaan dan disertai oleh dukungan sarana prasarana yang menunjang. dibutuhkan juga bahwa dengan santunan operasional tersebut sanggup meluluskan perserta didik yang berkualitas dan kompetitif sebagai calon siswa MI yang bermutu. Untuk terlaksananya BOP RA dengan tertib, sempurna sasaran, sempurna guna dan akuntabel perlu disusun suatu petunjuk teknis pelaksanaan yang sanggup dipergunakan sebagai contoh dalam melakukan aktivitas Peningkatan Kompetensi Daya Saing Siswa RA.
Buku Pedoman Guru dan Siswa RA. Buku aliran membantu kelancaran kegiatan berguru mengajar di sekolah salah satu perangkat belajar, tanpa buku guru atau siswa tidak sanggup berguru dengan baik.
Dan dengan buku aliran kita sanggup menerapkan aktivitas sekolah dalam meningkatkan kwalitas hasil berguru siswa RA (Raudlatul Athfal). Baca juga : Tentang aktivitas BOP RA
Terlepas dari itu, buku aliran ini aku share mungkin ada yang membutuhkan sebagai aliran atau hanya sebatas rujukan saja. Mungkin isi aliran ini tidak sesuai dengan yang anda harapkan alasannya ialah aliran setiap sekolah tidak sama satu dengan yang lain dalam penerapan kompetensi dasar. Makara silahkan anda edit menyesuaikan dengan aktivitas sekolah anda.
File Raport RA atau TK. Raport merupakan dokument yang berisi nilai prestasi siswa yang dibentuk sebagai laporan kepada orang bau tanah atau walinya. Fungsi raport bagi orang bau tanah supaya sanggup mengetahui menyerupai apa perkembangan anaknya selama mencar ilmu disekolah. Dan memotivasi orang bau tanah untuk menfasilitasi perangkat mencar ilmu anaknya. Selain untuk orang tua, raport juga berfungsi untuk siswa dan guru, yaitu:
Bagi Siswa : Mengetahui kemajuan hasil belajarnya, konsep atau teori yang belum dikuasai, hal ini sanggup memberis emangat gres untuk mencar ilmu lebih baik.
Bagi Guru : Penilaian dipakai guru untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam satu kelas. Hasil penilaian harus sanggup mendorong guru supaya mengajar lebih baik, dan membantu guru untuk memilih seni administrasi mengajar yang lebih tepat.
Bagi Wali Kelas : Melalui raport wali kelas sanggup mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa dalam kelas, wali kelas sanggup memilih seni administrasi dalam pengelolaan kelas yang menjadi tanggung jawabnya contohnya dengan menata ulang pengaturan daerah duduk, pembagian anggota kelompok mencar ilmu dan langkah strategis lainnya untuk membantu siswa meningkatkan kompetensi siswa atau membantu mengatasi kesulitan blajar siswa yang lemah.
Melalui nilai raport ini banyak hal yang sanggup dilakukan seorang guru/wali kelas, orang bau tanah maupun siswa itu sendiri. Semoga file ini sanggup memperlihatkan manfaat untuk kita semua...
Visi Misi dan Pengembangan Kurikulum RA. Masa usia dini merupakan usia emas pertumbuhan dan perkembangan (golden age) alasannya yaitu perkembangan banyak sekali aspek psiko-fisik yang terjadi pada masa ini akan menjadi peletak dasar sangat fuindamental. Artinya, perkembangan aspek psiko-fisik pada masa usia dini akan menjadi dasar peletak bagi perkembangan selanjutnya. Pada masa ini perkembangan otak anak mengalami peningkatan yang sangat pesat, oleh alasannya yaitu itu pendidikan anak usia dini merupakan dasar bagi perkembangan masa berikutnya, serta merupakan tahap pembinaan awal menuju terbinanya kualitas sumber daya insan Indonesia yang mempunyai daya saing tinggi di kurun globalisasi ini.
Pertumbuhan dan perkembangan anak akan tercapai secara optimal, apabila diciptakan situasi dan kondisi yang aman sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga layanan pendidikan yang diberikan harus memperhatikan keberagaman budaya, agama, kondisi alam dan pola kehidupan sehari-hari anak. Selain itu, sangat perlu diperhatikan kodrat anak sebagai makhluk individu, sosial, susila dan religius. Oleh lantaran itu pengembangan anak usia dini berorientasi pada pendekatan berpusat pada anak (student centered).
Pendidikan di Raudlatul Athfal bertujuan untuk menyebarkan sikap, pengetahuan, ketrampilan, daya cipta dan hati nurani anak didik dalam merespon dan mengikuti keadaan dengan lingkungannya menurut pemikiran dan nilai-nilai Islam. Untuk itu pelayanan pendidikan di Raudlatul Athfal harus sesuai dengan karakteristik dan tahapan perkembangan anak pra sekolah dengan berlandaskan pemikiran nilai-nilai Islam.
Kurikulum yaitu seperangkat planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan materi pelajaran serta cara yang dipakai sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk membantu dan menunjukkan pola bagi pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan alat untuk membantu dan menunjukkan pola bagi pendidik dalam melaksanakan tugasnya.
Hal ini lantaran kurikulum secara umum didefinisikan Raudlatul Athfal mengacu pada pemikiran dan nilai-nilai Islam serta filosofi pendidikan anak sebagai landasan berpikir dalam penetapan tujuan, pemilihan materi untuk anak, kegiatan dan suasana berlajar di dalam dan di luar kelas, seni administrasi pembelajaran, pengelolaan kelas, media, sarana da prasarana, penilaian dan assesmen serta kerjasama antara pengelolaan kelas, media, sarana prasarana, penilaian dan assesmen serta kerjasama antara para guru, orang renta dan masyarakat sekitar sekolah.
Kurikulum disusun biar memungkinkan pengembangan keagamaan multipotensi, minat, multi kecerdasan (kecerdasan majemuk), emosional, spiritual dan kinestetik atau fisik-motorik anak didik secara optimal sesuai dengan keunikan dan tahap perkembangan setiap anak. Pengembangan kurikulum merupakan salah satu bab penting dalam proses pendidikan. Pengambanagn kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan yaitu untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sejalan dengan Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 14 bahwa pendidikan anak usia dini yaitu suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak semenjak lahir hingga dengan usia 6 tahun yang dilakukan mulai rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani biar anak mempunyai kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan undang-undang tersebut, maka pendidikan anak usia dini merupakan masa penting, lantaran awal kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam menunjukkan dorongan atau upaya pengembangan biar anak sanggup berkembang secara optimal. Apa yang dialami anak pada masa awal pertumbuhan dan perkembangannya akan berdampak pada kehidupannya di masa yang akan datang.
Oleh lantaran itu pada masa-masa usia dini perlu dilakukan upaya pendidikan yang meliputi upaya stimulasi, bimbingan, pengasuhan, pendampingan dan donasi kegiatan pembelajaran untuk menyebarkan banyak sekali potensi yang dilakukan anak melalui pengembangan kurikulum.
Kurikulum Raudlatul Athfal ini merupakan pembagian terstruktur mengenai dari idelalisme, cita-cita, tuntutan stakeholders, atau kebutuhan-kebutuhan tertentu. Melalui kurikulum ini akan diketahui arah pendidikan, alternatif pendidikan, fungsi pendidikan serta hasil pendiidkan yang hendak dicapai oleh Raudlatul Athfal. Kurikulum ini harus dijadikan pedoman bagi pengelola dan guru RA untuk selanjutnya disempurnakan secara terus-menerus melalui tahapan pengkajian, sosialisasi, advokasi, perintisan oleh tim pengembang kurikulum yang terdiri dari unsur kepala Raudlatul Athfal, guru/ praktisi, komite Raudlatul Athfal, penyelenggara pendidikan, Mapenda Departemen Agama kota/kabupaten dan nara sumber.
Dengan demikian, kurikulum ini bisa mengikuti keadaan dengan perkembangan ipteks dan budaya, serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan tanpa melepaskan diri dari pemikiran dan nilai-nilai Islam.
Menghadapi kondisi tersebut Raudlatul Athfal perlu mempersiapkan diri secara mantap dengan menciptakan Rencana Kerja Raudhatul Athfal (RKRA) untuk memenuhi tuntutan perkembangan kurikulum Raudlotul Athfal yang sesuai dengan kondisi, potensi dan karakteristik Raudlatul Athfal dengan model KTSP yang mengacu pada standar pencapaian perkembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) tahun 2004.
Kurikulum Raudlatul Athfal dikembangkan dengan menyesuaikan kondisi, potensi dan karakteristik masyarakat religius dengan lebih banyak didominasi agraris (petani), wiraswasta serta kondisi masyarakat desa Kudar dan aspirasinya terhadap dunia pendidikan anak usia dini (PAUD) cukup bagus. Pola pendidikan yang dikembangkan di Raudlatul Athfal. Keberhasilan pendidikan di Raudlatul Athfal kepercayaan masyarakat terhadap Raudlatul Athfal.
Raudlatul Athfal telah melaksanakan “kurikulum 2004” namun tahun 2006 diharapkan melaksanakan KTSP. Oleh lantaran itu pada tahun 2015 Tim Pengembang Kurikulum IGRA bersama kepala RA, Guru, yayasan/komite Kementrian Agama Kabupaten Pamekasan berkejasama dengan tim jago dari LKP2-I telah menyusun dan menyebarkan kurikulumnya sendiri dengan mengacu pada UU No.23 tahun 2002 perihal proteksi anak, Undang-undang No.20 tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional, PP No.19 tahun 2005 perihal Standar Nasional Pendidikan, Pemendiknas no 58 tahun 2009 perihal Standar Pendidikan Anaka Usia Dini serta berpedoman pada Panduan Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan yang dikeluarkan oleh BSSP serta pedoman penyusunan dan implementasi KTSP RA yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Agama Jawa Timur. Kurikulum Raudlatul Athfal ini akan diimplemtasikan pada tahun 2009.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di Raudlatul Athfal dinyatakan tercapai apabila kegiatan mencar ilmu bisa mencapai perkembangan penerima didik secara optimal proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik biar sanggup diterima untuk; (1) memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat global; (2) mempersiapkan penerima didik dalam menghadapi perkembangan dunia global; dan (3) melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan/atau menyebarkan ketrampilan untuk hidup mandiri.
Untuk menjamin keberhasilan implemntasi kurikulum RA tersebut, dibutuhkan banyak sekali persyaratan, antara lain:
Dukungan semua pemangku kepentingan pendidikan (Stakeholders);
Sosialisasi, pelatihan, diskusi dan lokakarya KTSP;
Pemenuhan dokumen yang dibutuhkan untuk penyusunan KTSP;
Pengembangan sumberdaya insan secara berkelanjutan;
Koordinasi dan pengelolaan yang profesional;
Perluasan kerjsama yang baik dengan banyak sekali pihak;
Semua pihak perlu: (a) memahami KTSP; (b) mempunyai dokumen pendukung;(c) mempunyai kesepakatan untuk berkembang dan maju secara bersama-sama; serta (d) bisa dan mau melaksanakannnya secara baik.
Kurikulum ini harus dijadikan prdoman bagi pengelola dan guru Raudlatul Athfal untuk seanjutnya disempurnakan secara terus-menerus. Dengan demikian, Kurikulum Raudlatul Athfal akan bisa mengikuti keadaan dengan perkembangan ipteks dan berbudaya, serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia dengan tanpa melepaskan diri dari pemikiran dan nilai-nilai Islam.
A. Visi, Misi dan Tujuan RA
1. Visi Raudlatul Athfal Mencetak generasi mandiri, kreatif, inovatif, beriman mantap, berwawasan luas dan berakhlak karimah serta unggul dalam prestasi.
Terbiasa melaksanakan kegiatan sendiri dan mempunyai rasa percaya diri
Mampu berkreasi dan selalu mengadakan perubahan ke arah perbaikan atas kreatifitasnya.
Teguh keyakinan terhadap Sang Maha Pencipta dan terbiasa mendirikan sholat lima waktu
Memiliki wawasan luas dari pengalaman belajar
Terbiasa berperilaku baik, benar dan sopan
Terbiasa berkomunikasi dengan bahasa yang santun
Mampu baca tulis arab dan latin serta berhitung
Mampu dalam menghafal surat-surat pendek dan doa-doa sehari-hari
2. Misi Raudlatul Athfal
Membiasakan anak melaksanakan kegiatan sendiri
Memberikan materi yang sesuai dengan pemikiran agama Islam
Menyelenggarakan rutinitas kegiatan yang sanggup melatih kreatifitas anak
Melatih baca tulis Al-Qur’an dan baca tulis latin serta berhitung
Melatih Pembiasaan sikap mental yang disiplin, sopan dan menghormati orang lain.
B. Tujuan Raudlatul Athfal
1. Tujuan Umum Raudlatul Athfal Tujuan umum dirumuskan dengan mengacu kepada tujuan umum pendidikan RA, yaitu:
Membangun landasan bagi berkembangnya potensi penerima didik biar menjadi insan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggungjawab.
Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional dan sosial penerima didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
Membantu anak didik menyebarkan banyak sekali potensi baik piskis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikam dasar.
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dirumuskan sesuai dengan tujuan Raudlatul Athfal itu sendiri
Mewujudkan sikap anak yang mandiri, kreatif, inovatif sesuai dengan pemikiran agama Islam.
Menyediakan alat peraga edukatif yang menarik dan memadai
Meningkatnya prestasi dan bisa bersaing di Tingkat Nasional
Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana/prasarana serta pemberdayaan-nya yang mendukung peningkatan prestasi siswa
Terwujudnya ruang bermain yang lebih luas
Tersedianya ruang guru yang bisa menampung semua guru
Terwujudnya aula masrasah yang representatif
C. Tujuan Pengembangan KTSP
Tujuan penyusunan KTSP ini untuk dijadikan pola bagi Satuan Pendidikan Raudlatul Athfal dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan yaitu Pendidikan yang mengarah kepada Tujuan Satuan Pendidikan itu sendiri.
D. Prinsip - prinsip Pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansi setiap kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi Kantor Kementerian Agama Kab/Kota. Perkembangan KTSP mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL), serta berpedoman pada penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP serta memperhatikan pertimbangan Komite Raudlatul Athfal.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan penerima didik dan lingkungannya. Pengembangan kurikulum diubahsuaikan dengan potensi penerima didik yang berbeda – beda, oleh lantaran itu proses pembelajarannya dilaksanakan secara individual, kelompok dan klasikal.
Bahan asuh dikemas dengan memakai kedekatan dengan tematik yang sanggup menyebarkan seluruh potensi dan aspek perkembangan anak usia dini menurut kebutuhan penerima didik serta tuntutan dilingkungan Raudhatul Athfal.
2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik penerima didik, kondisi tempat dengan menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, dan etika istiadat serta status sosial ekonomi dan gender . Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lkal dan pengembangan diri yang dilaksanakan dengan memakai pembelajaran yang terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan menyenangkan
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pngetahuan, tekhnologi dan seni berkembang secara dinamis. Oleh lantaran itu semangat dan isi kurikulum mendorong penerima didik untuk mengenal dan sanggup memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan para pemerhati pendidikan(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup. Oleh lantaran itu pengembangan kurikulum menurut kecakapan hidup atau life skill,dengan memperhatikan pengembangan integritas pribadi,kemandirian,keterampilan berfikir (thinking skill), kecerdasan spiritual, emosional, sosial, musical, kinestetik,dan natural
5. Menyeluruh dan berkesinambungan Substansi kurikulum meliputi keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan bidang pengembangan yang direncanakan , disajikan secara terpadu dan berkesinambungan
6. Belajar Sepanjang hayat Kurikulum di arahkan pada proses pengembangan , pembudayaan dan penberdayaan penerima didik yang berlangsung sepanjang hayat. Hal ini ditanam kan semenjak dini biar penerima didik bahagia mencar ilmu sepanjang hayat, lantaran kondisi dan tuntunan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan insan seutuhnya
7. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kpentingan global, nasional dan local untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional dan lokal harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan kurun globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Republik Indonesia (NKRI)
E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP
Operasional penyusunan KTSP Raudlatul Athfal berpedoman pada :
1. Peningkatan Iman dan Taqwa serta etika mulia. Keimanan dan ketaqwaan serta etika mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian penerima didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua bidang pengembangan sanggup menunjang penigkatan dogma dan taqwa serta etika mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan penerima didik. Kurikulum disusun biar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan kinestetik penerima didik secara optimal sesuai dengan tingkat pengembangan.
3. Keragaman potensi dan karateristik tempat dan lingkungan. Daerah mempunyai keragaman potensi kebutuhan, tantangan dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh lantaran itu kurikulum Raudlatul Athfal memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan out put yang sanggup menunjukkan kontribusi bagi pengembangan daerah
4. Tuntutan pengembangan tempat dan nasional. Pengembangan kurikulum Raudlatul Athfal memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan tempat dan nasional.
5. Tuntutan dunia Kerja. Memuat kecakapan perihal hidup (Life skill) untuk mengenalkan dan membekali penerima didik menghadapi kehidupan dunia kerja yang kompetetif dengan melatih dan membiasakan dengan kemandirian, tidak menggantungkan diri pada orang lain.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, tekhonologi dan seni. Kurikulum dikembangkan secara bersiklus dan berkesinambungan sejalan dengan perkembngan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni, dengan mengenalkan alat tekhnologi mutakhir kepada penerima didik.
7. Agama Yang menjadi cirri khas kurikulum Raudlatul Athfal yaitu mendalami agama maksudnya pengenalan penerima didik terhadap rukun iman, rukun islam dan berakhlakul karimah lebih mendalam disertai dengan adaptasi dan pengamalan yang diubahsuaikan dengan tahap perkembangan dan kemampuan penerima didik.
8. Dinamika perkembangan global. Kurikulum dikembangkan biar penerima didik bisa bersaing secara global dan sanggup hidup berdampingan dengan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10. Kondisi Sosial budaya masyarakat setempat Pengembangan kurikulum Raudlatul Athfal dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat lingkungannya dan menunjang kelestarian budaya.
11. Kesetaraan gender Kurikulum Raudlatul Athfal diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender.
12. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan cirri khas satuan pendidikan.
Akreditasi Sekolah/Madrasah sangat penting sebab merupakan kegiatan yang dilakukan oleh atau forum berdikari yang berwenang untuk memilih kelayakan kegiatan atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang pendidikan, menurut kriteria yang mengacu pada standar pendidikan nasional.
Akreditasi madrasah merupakan proses evaluasi secara komprehensif terhadap kelayakan dan kinerja atau kegiatan pendidikan yang meliputi 8 (delapan)komponen standar nasional pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas publik. Melalui akreditasi, diperlukan bisa mendorong pemerintah tempat (kabupaten/kota) untuk menyediakan layanan pendidikan yang bermutu, paling tidak sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM) sebagaimana yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional (2010)
Adanya aneka macam tingkatan peraturan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri sampai Surat Edaran Dirjen yang secara eksklusif maupun tidak eksklusif terkait dengan akreditasi, semakin menegaskan pentingnya pelaksanaan legalisasi sebagai instrumen evaluasi bagi penjaminan dan pengembangan mutu pendidikan nasional.
Seluruh kebijakan tersebut bersinergi dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 dan Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan Islam 2010-2014 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, yang salah satunya memfokuskan pada peningkatan mutu pendidikan Islam.
Panduan Guru RA dan TK."Mengapa Anda membalikkan dan menggaruk-garuk kerikil untuk mendapat kekayaan dan tidak memedulikan anak-anak Anda, yang kepadanyalah suatu ketika Anda akan melepaskan semuanya” (Socrates). Usia 2-6 tahun yaitu tahun-tahun penting ketika anak mulai mengerti keadaan sekitarnya dan berguru dengan seluruh panca indranya.
Oleh alasannya yaitu itu, sangat penting bagi orang bau tanah dan guru untuk meletakkan dasar yang benar dan terarah. Tanpa ada kesadaran untuk mempelajari pengasuhan anak, kita akan menjadi orangtua yang secara otomatis mengulang cara pengasuhan pendahulu kita
Raudlatul Athfal (RA) yaitu pandangan gres untuk membantu perkembangan anak usia dini yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Dengan mengetahui cara-cara memperlihatkan stimulasi dan proses perkembangan RA, dibutuhkan para orangtua dan guru sanggup membantu bawah umur untuk berguru sambil bermain sehingga mencapai pertumbuhan dan perkembangan maksimal dalam seluruh area kecerdasan. Sungguh luar biasa! Apa yang ditabur pada usia dini akan dituai pada waktunya.
Untuk File Panduan guru sanggup anda download pada link dibawah ini, Semoga bermanfaat... Panduan Guru RA dan TK
Demikian dari kami, supaya sanggup mambantu dan bermanfaat untuk pendidikan di Indonesia. Amin...
Petunjuk Teknis BOP RA Terbaru 2016. BOP (bantuan operasional pendidikan) RA (raudlatul athfal) ialah kegiatan pemerintah berupa pemberian dana pribadi kepada RA yang besarnya dihitung menurut jumlah siswa pada masing-masing RA.
BOP RA merupakan biaya penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan RA yang sanggup dipakai oleh RA untuk memenuhi kebutuhan biaya operasinon personalia dan personalia. Secara detil jenis kegiatan yang boleh didanai dari dana BOP RA dibahas pada bab penggunaan dana BOP RA.
Tujuan BOP RA
Secara umum kegiatan BOP RA bertujuan untuk mewujudkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka mendukung Program PAUD.
Secara khusus kegiatan BOP bertujuan
Membantu biaya operasional RA.
Mengurangi angka putus sekolah pada RA.
Meningkatkan Angka partisipasi Kasar (APK) siswa RA.
Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affirmative action) bagi siswa RA dari keluarga tidak bisa dengan membantu (discount fee) tagihan biaya sekolah.
Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi siswa kurang bisa pada RA untuk mendapat layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.
Sasaran Program dan Besar Dana Bantuan BOP RA
Sasaran kegiatan BOP RA ialah semua RA di seluruh Indonesia yang telah mempunyai izin operasional.
Besar biaya satuan BOP yang diterima oleh RA dihitung menurut jumlah siswa per RA dengan besaran Rp 300.000,-/siswa/tahun. Jumlah besaran tersebut disalurkan dalam satu periode. Silahkan download pada link berikut ini:
Sebagaimana artikel sebelumnya wacana Juknis BOP RA 2016, dimana dalam Juknis (petunjuk teknis) tersebut terdapat lampiran-lampiran keuangan / SPJ BOP dalam bentuk format PDF. Tentu saja kalau dalam format tersebut, tidak sanggup kita edit lagi dan harus menciptakan file gres dengan format word dan excel.
Karena itulah, ketika ini aku share kepada anda File Lampiran SPJ BOP RA Format Word Excel. Sehingga sanggup lebih memudahkan anda dalam menciptakan berkas SPJ atau keuangan lainnya terkait BOP RA ini.
Semua file ini hanya teladan sesuai dengan yang tertera di Juknis BOP RA, selebihnya silahkan anda edit lagi.
Dengan adanya bantuan dana menyerupai ini, supaya Lembaga Pendidikan Raudlatul Athfal diseluruh indonesia berkembang pesat menyerupai layaknya pendidikan ditingkat lanjutan. Karena pendidikan anak di usia dini sangat menunjang kreatifitas anak pada ketika mereka melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Semoga bermanfaat, Amin ya Rabbal Alamin...
Standar Kompetensi Lulusan yakni kualifkasi kemampuan lulusan yang meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan dan nilai yang harus dimiliki oleh penerima didik sesudah lulus dari Raudlatul Athfal. SKL ini dipakai sebagai pedoman evaluasi dalam penentuan kelulusan penerima didik.
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil Belajar Dan Indikator Anak RA Untuk Memahami Standar Kompetensi Lulusan, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:
Standar Kompetensi yakni kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh pserta didik dalam bidang perkembangan. Standar kompetensi yang dibutuhkan pada pendidikan RA yakni tercapainya tugas-tugas perkembanhan secara optimal sesuai dengan standar yang dirumuskan. Aspek-aspek perkembanhgan yang dirumuskan meliputi aspek etika dan nilai-nilai agama, sosial emosional, dan kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.
Kompetensi Dasar yakni pernyataan yang dibutuhkan sanggup diketahui, disikapi, dan dilakukan oleh penerima didik.
Hasil Belajar yakni penyataan kemampuan penerima didik yang dibutuhkan dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud. Hasil Blajar juga merupakan hasil acara sesudah penerima didik mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.
Indikator yakni kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang sanggup dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar.
Belajar yakni proses perubahan sikap menurut pengalaman dan latihan.Bermain sebagai salah satu cara berguru anak mempunyai ciri-ciri simbolik, bermakna, aktif, menyenangkan, suka rela, ditentukan oleh aturan, dan episodik.
Lingkungan yang diciptakan secara aman akan mengundang anak untuk berguru secara alamiah tanpa paksaan sehingga apa yang dipelajari anak dari lingkungannya yakni hal-hal yang benar-benar bermakna, fungsional, menarik dan bersifat menyeluruh. Prinsip-prinsip berguru merupakan suatu ketentuan yang harus dilakukan anak dikala ia belajar, yaitu :
Anak yakni pebelajar aktif. Ketika bergerak anak mencari stimulasi yang sanggup meningkatkan kesempatan untuk belajar. Anak memakai seluruh tubuhnya sebagai alat untuk belajar. Anak secara energik mencari cara untuk menghasilkan potensi maksimum.
Belajar anak dipengaruhi kematangan. Guru harus memahami bagaimana kematangan anak sanggup dicapai dan apa yang perlu dilakukan untuk memfasilitasi matangan tersebut.
Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan. Tidak hanya lingkungan fisik tetapi juga lingkungan belajar.
Anak berguru melalui kombinasi lingkungan fisik, sosial dan refleksi. Tugas guru bagaimana menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak memperoleh pengalaman fisik, sosial dan bisa merefleksikannya.
Anak berguru dengan gaya yang berbeda. Ada yang tipe visual, tipe auditif dan tipe kinestetik.
Anak berguru melalui bermain. Melalui bermain anak sanggup memahami membuat memanipulasi simbol-simbol dan mentransformasi objek-objek tersebut
Variabel Strategi Pembelajaran
Tujuan; Karakteristik tujuan perlu dipertimbangkan dalam menentukan dan memakai seni administrasi pembelajran, apakah berkaitan dengan, pengembangan kognitif, bahasa, sosial emosi, fisik, moral agama, motorik.
Tema; tema pembelajaran di TK, mencakup 20 tema, masing-masing tema mempunyai karakteristik tersendiri. Dalam menentukan dan memakai seni administrasi pembelajaran karakteristik tema merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.
Kegiatan; Kegiatan perlu pula dipertimbangakan sebab berguru di Taman Kanak-kanak tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas tetapi juga ada kegiatan berguru di luar kelas.
Anak; Anak perlu dipertimbangkan, sebab anak memilki karakteristik dalam perkembangan dan belajarnya anak itu unik dan memilki potensi untuk belajar.
Media dan Sumber belajar. Media dan sumber berguru yang dipilih harus sanggup mendukung terlaksananya proses berguru yang efektif dan relevan dengan seni administrasi pembelajaran yang dipilih guru.
Guru; guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan berguru anak. Kepiawaian guru dalam menentukan dan memakai seni administrasi pembelajaran merupakan faktor yang sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan berguru anak.
Pengertian dan Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yakni contoh umum perbuatan guru dan murid dalam mewujudkan kegiatan berguru mengajar.
Strategi pembelajaran yakni segala perjuangan guru untuk menerapkan banyak sekali metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Dengan demikian seni administrasi pembelajaran menekankan kepada bagaimana acara guru mengajar dan acara anak belajar.
Terdapat beberapa kriteria yang harus menjadi pertimbangan guru dalam menentukan seni administrasi pembelajaran, yaitu:
karakteristik tujuan pembelajaran apakah untuk pengembangan aspek kognitif, aspek afektif atau psikomotor. Atau apakah pembelajaran itu bertujuan untuk menyebarkan domain fisik-motorik, kognitif, sosial emosi, bahasa, dan estetika;
karakteristik anak sebagai penerima didik baik usianya maupun kemampuannya;
karakteristik daerah yang akan dipakai untuk kegiatan pembelajaran apakah di luar atau di dalam ruangan;
karakteristik tema atau materi didik yang akan disajikan kepada anak; dan
karakteristik contoh kegiatan yang akan dipakai apakah melalui pengarahan langsung, semi kreatif atau kreatif.
Semua kriteria ini menawarkan implikasi bagi guru untuk menentukan stratgei pembelajaran yang paling sempurna dipakai di Taman Kanak-kanak /RA
Karakteristik Cara Belajar Anak
Anak berguru dengan cara yang berbeda dengan orang dewasa. Beberapa karakteristik cara berguru anak itu antara lain :
Jenis Strategi Pembelajaran Umum dan Khusus RA Taman Kanak-kanak PAUD. Ada beberapa jenis seni administrasi pembelajaran umum yang sanggup dipakai di Taman Kanak-kanak. Strategi pembelajaran tersebut pada umumnya lebih menekankan pada acara anak dalam belajar, namun, tidak berarti peranan guru pasif.
Guru harus berperan sebagai fasilitator yang sanggup menunjukkan fasilitas dan kelancaran kepada anak dalam proses belajar. Jenis-jenis seni administrasi pembelajaran umum tersebut adalah:
meningkatkan keterlibatan indra,
mempersiapkan kode lingkungan,
analisis tugas
scaffolding,
praktik terbimbing
undangan / ajakan,
efleksi tingkah laris / tindakan,
efleksi kata-kata,
contoh atau modelling,
penghargaan efektif),
menceritakan/menjelaskan/menginformasikan,
do-it-signal,
tantangan,
pertanyaan, dan
kesenyapan.
Strategi-strategi pembelajaran tersebut sanggup digabungkan dalam keseluruhan proses pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan mencar ilmu yang lebih bervariasi.
1. Strategi Pembelajaran Khusus di Taman Kanak-kanak
Terdapat beberapa jenis seni administrasi pembelajaran khusus yang sanggup diterapkan di Taman Kanak-kanak. Penerapan seni administrasi pembelajaran khusus tersebut pada prinsipnya sama dengan penerapan seni administrasi pembelajaran umum, yaitu harus mempertimbangkan karakteristik tujuan, karakteristik anak dan cara belajarnya, karakteristik daerah yang akan digunakan, dan pola kegiatan.
Jenis seni administrasi pembelajaran khusus tersebut adalah
kegiatan eksploratori,
Penemuan Terbimbing,
Pemecahan Masalah,
Diskusi,
Belajar Kooperatif,
Demonstrasi, dan
Pengajaran Langsung.
Di samping seni administrasi pembelajaran di atas, guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk sanggup memakai seni administrasi pembelajaran lainnya sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Rasional Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Anak pada hakikatnya mempunyai potensi untuk aktif dan berkembang. Pembelajaran yang berpusat pada anak banyak diwarnai paham konstruktivis yang dimotori Piaget dan Vigotsky. Anak yakni pembangun aktif pengetahuannya sendiri. Mereka membangun pengetahuannya dikala berinteraksi dengan objek, benda, lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Yang melandasi pembelajaran yang berpusat pada anak yakni pendekatan perkembangan dan pendekatan mencar ilmu aktif.
Belajar aktif merupakan proses dimana anak usia dini mengeksplorasi lingkungan melalui mengamati, meneliti, menyimak, menggerakkan tubuh mereka menyentuh, mencium, meraba dan menciptakan sesuatu terjadi dengan objek-objek di sekitar mereka.
Karakter pembelajaran yang berpusat pada anak
prakarsa kegiatan tumbuh dari minat dan impian anak,
Anak-anak menentukan materi dan tetapkan apa yang ingin ia kerjakan,
Anak mengekspresikan bahan-bahan secara aktif dengan seluruh indranya, 4) Anak menemukan alasannya yakni akhir melalui pengalaman langsung, 5) Anak mentransformasikan dan menggabungkan bahan-bahan, 6) Anak memakai otot kasarnya, 7) Anak menceritakan pengalamannya.
Prosedur Pembelajaran yang Berpusat pada Anak
Pembelajaran yang berpusat pada anak harus direncanakan dan diupayakan dengan matang. Upaya yang dilakukan yakni dengan merencanakan dan menyediakan bahan/peralatan yang sanggup mendukung perkembangan dan mencar ilmu anak secara komprehensif.
Untuk itu perlu disediakan area-area yang memungkinkan aneka macam kegiatan sesuai pilihannya. Area- area tersebut meliputi:
Area Pasir dan Air.
Area Balok.
Area Rumah dan Bermain Drama.
Area Seni.
Area Manipulatif.
Area Membaca dan menulis.
Area pertukangan atau kerja Kayu.
Area musik dan gerak.
Area komputer.
Area bermain di luar ruangan.
Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada anak meliputi: tahap perencanaan, tahap bekerja dan tahap melaporkan kembali.
3. Strategi Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu yakni pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan yang mencakup pengembangan aspek kognitif, bahasa, fisik-motorik, social-emosi, estetika, social, moral, dan agama. Yang menjadi focus dalam pembelajaran terpadu yakni tema.
Pembelajaran terpadu mempunyai karakteristik sebagai berikut: dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung, sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, menunjukkan kesempatan kepada anak untuk memakai semua pemikirannya, memakai bermain sebagai wahana belajar, menghargai perbedaan individu, melibatkan orang renta atau keluarga anak untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Prinsp pembelajaran terpadu adalah: berorientasi pada perkembangan anak, kegiatannya dikaitkan dnegan pengalaman konkret anak, materi ajarnya sanggup dieksplorasi oleh anak, mengintegrasikan isi dan proses belajar, melibatkan inovasi aktif, memadukan aneka macam bidang pengembangan, kegiatan mencar ilmu bervariasi, mempunyai potensi untuk dilaksanakan melalui proyek oleh anak, waktu fleksibel, melibatkan anggota keluarga anak, tema sanggup diperluas, dan direvisi seusia dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak
Pembelajaran terpadu mempunyai manfaat
meningkatkan perkembangan konsep anak
memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui aneka macam kegiatan,
membantu guru dan praktisi lainnya untuk membuatkan kemampuan profesionalnya,
dapat dilaksanakan pada jenjang jadwal yang berbeda, untuk semua tingkat usia, dan untuk bawah umur berkebutuhan khusus.
Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu menuntut guru untuk bekerja secara professional mulai tahap perencanaan, pelaksanaan sampai tahap penilaian. Agar pembelajaran terpadu sanggup mencapai tujuan yang diharapkan guru harus menempuh prosedur-prosedur sebagai berikut.
Memilih tema Memilih tema terpadu sanggup bersumber dari:
minat anak,
peristiwa khusus
kejadian yang tidak diduga
materi yang dimandatkan oleh lembaga,
orang renta dan guru.
Kriteria pemilihan tema adalah;
relevansi topic dengan anak,
pengalaman langsung,
keragaman dan keseimbangan dalam area kurikulum,
ketersediaan alat-alat,
potensi proyek
Penjabaran tema Tema yang sudah dipilih harus dijabarkan ke dalam sub tema dan konsep-konsep yang di dalamnya terkandung istilah, fakta dan prinsip, kemudian jabarkan kedalam, bidang-bidang pengembangan dan kegiatan mencar ilmu yang lebih operasional.
Perencanaan Perencanaan harus dibentuk secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-alat permainan yang diperlukan, dan penilaian yang akan dilakukan
Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan lakukan dan kembangkanlah kegiatan mencar ilmu sesuai dengan planning yang telah disusun. Lakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan anak
Penilaian Penilaian dilakukan pada pelaksanaan dan tamat kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan pembelajaran terpadu
Penerapan Stratgei Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu sebagai salah satu pendekatan pembelajaran sanggup diterapkan di forum pendidikan anak usia dini pada umumnya dan Taman Kanak-kanak pada khususnya. Penerapan seni administrasi pembelajaran tersebut terutama harus didasarkan pada pertimbangan karakteristik-karakteristik anak dan tujuan pembelajaran.
Agar penerapan seni administrasi pembelajaran terpadu berlangsung secara efektif maka harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan konsep dasar seni administrasi pembelajarn terpadu. Stratgei pembelajaran terpadu ditempuh melalui langkah-langkah :
memilih tema,
mengembangkan tema ke dalam sub tema dan konsep,
mengembagkan tema ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan mencar ilmu yang operasional,
Kali ini sedikit berbeda dari artikel sebelumnya perihal 14 metode pembelajaran, lebih tepatnya metode pembelajaran khusus anak RA Taman Kanak-kanak dan PAUD. Karena memang berbeda penerapan metode untuk siswa RA Taman Kanak-kanak atau PAUD dengan metode untuk siswa di tingkat yang lebih tinggi.
Selanjutnya kita akan sedikit mengulas metode untuk anak RA Taman Kanak-kanak atau PAUD melalui metode bermain, bercerita dan bernyanyi.
A. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain
Bermain merupakan suatu acara yang menempel pada dunia anak. Bermain yakni kodrat anak. Bermain sanggup dipandang sebagai suatu acara yang bersifat voluntir, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran secara intrinsik, menyenangkan dan flexible.
Kriteria dalam acara bermain yakni memotivasi intrinsik, mempunyai dampak positif. Cara bermain pun lebih diutamakan dari pada tujuannya, serta bermain mempunyai kelenturan.
Fungsi bermain bagi anak TK
Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Untuk melaksanakan aneka macam tugas yang ada di dalam kehidupan nyata. Untuk melaksanakan aneka macam tugas yang ada di dalam kehidupan nyata.
Untuk mencerminkan korelasi dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata.
Untuk menyalurkan perasaan yang besar lengan berkuasa ibarat memukul-mukul kaleng.
Untuk melepaskan dorongan yang tidak sanggup diterima ibarat berperan sebagai pencuri.
Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan ibarat gosok gigi, serta untuk memecahkan problem dan mencoba aneka macam penyelesaian masalah.
Pelaksanaan Pembelajaran melalui Bermain
Rancangan acara bermain mencakup penentuan tujuan dan tema acara bermain; macam acara bermain; daerah dan ruang bermain; materi dan peralatan bermain; dan urutan langkah bermain.
Tujuan acara bermain bagi anak usia Taman Kanak-kanak yakni untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak usia TK, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial. Kegiatan bermain akan memperlihatkan hasil yang optimal apabila acara itu dirancang dengan saksama dan tidak secara kebetulan. Tema yang akan dipilih sanggup mengacu pada 20 tema yang terdapat dalam PKB Taman Kanak-kanak 1994.
Sebelum melaksanakan acara bermain, bermacam materi dan peralatan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah berikutnya yakni memilih urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan acara yang harus dilaksanakan oleh setiap penerima permainan.
Contoh Penerapan Pembelajaran melalui Bermain Pelaksanaan acara bermain terdiri dari tiga acara yaitu:
Kegiatan prabermain
Kegiatan bermain
Kegiatan epilog
Pada acara pra bermain, terdapat dua macam acara persiapan, yaitu:
Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan acara bermain
Kegiatan penyiapan materi dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam acara bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian acara yang berurutan dari awal hingga dengan final acara bermain. Banyaknya acara pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
Kegiatan epilog merupakan acara final dari seluruh langkah acara bermain. Pada acara ini, guru memperlihatkan pemfokusan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan memecahkan problem dan sebagainya.
Evaluasi atau evaluasi perlu dilaksanakan biar guru mendapat umpan balik perihal keberhasilan acara bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan acara bermain yang telah ditetapkan sebelumnya
B. Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu taktik pembelajaran yang sanggup memperlihatkan pengalaman berguru bagi anak Taman Kanak-kanak dengan membawakan dongeng kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu taktik pembelajaran di Taman Kanak-kanak haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
Isi dongeng harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
Kegiatan bercerita diusahakan sanggup memperlihatkan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita
Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak Taman Kanak-kanak yang bersifat unik dan menarik.
Beberapa macam teknik bercerita yang sanggup dipergunakan antara lain guru sanggup membaca eksklusif dari buku, memakai ilustrasi dari buku gambar, memakai papan flannel, memakai boneka, bermain tugas dalam suatu cerita, atau bercerita dengan memakai jari-jari tangan.
Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru mengontrol acara yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu daerah duduk pun harus diatur sedemikian rupa, contohnya berbentuk bulat sehingga akan terjalin komunikasi yang lebih efektif.
Prosedur Penerapan Pembelajaran melalui Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan acara yang mempunyai manfaat besar bagi perkembangan anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan acara bercerita guru terlebih dahulu harus merancang acara bercerita berupa langkah-langkah yang harus ditempuh secara sistematis.
Penerapan Strategi Pembelajaran melalui Bercerita
Penerapan taktik pembelajaran melalui bercerita mengacu pada mekanisme pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih.
Menetapkan materi dan alat yang diharapkan dalam acara bercerita.
Menetapkan rancangan langkah-langkah acara bercerita:
mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
mengatur daerah duduk;
melaksanakan acara pembukaan;
mengembangkan cerita;
menetapkan teknik bertutur;
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
Menetapkan rancangan evaluasi acara bercerita.
Tujuan yang ingin dicapai melalui acara bercerita serta tema yang dipilih oleh guru menjadi teladan dalam melaksanakan acara lainnya. Guru mempunyai kebebasan untuk memilih bentuk dongeng yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi dongeng dengan baik. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam acara bercerita sangat bergantung kepada bentuk dongeng yang dipilih sebelumnya.
Pengaturan daerah duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian sebab pengaturan yang baik menciptakan anak merasa nyaman dan sanggup mengikuti dongeng di samping teknik bercerita, dan teknik penilaian.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dilaksanakan evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bekerjasama dengan isi dongeng untuk menumbuhkan pemahaman anak akan isi dongeng yang telah disampaikan.
C. Strategi Pembelajaran melalui Bernyanyi
Di Taman Kanak-kanak, acara bernyanyi merupakan sebuah acara yang sanggup diintegarasikan ke dalam pembelajaran
Manfaat Bernyanyi
Kegiatan bernyanyi itu sendiri mempunyai banyak manfaat bagi perkembangan anak. Diantaranya sanggup mengurangi rasa cemas, menimbulkan rasa percaya diri, menumbuhkan kreativitas anak serta sebagai salah satu alat untuk mengungkapkan emosi dan perasaan
Penerapan Pembelajaran melalui Bernyanyi
Pengalaman dalam bermusik sanggup membantu berbagi kemampuan daya pikir dan bahasa anak serta sanggup dijadikan sebagai sentra lingkungan berguru anak secara lebih menyeluruh.
Dalam berbagi mekanisme penerapan taktik pembelajaran melalui bernyanyi guru harus mempertimbangkan karakteristik anak sehingga pembelajaran sanggup berlangsung lebih bermakna.
Terdapat tiga tahap dalam mekanisme penerapan taktik pembelajaran melalui bernyanyi, yaitu :
Tahap perencanaan
Tahap pelaksanaan
Tahap penilaian
Penerapan Pembelajaran melalui Bernyanyi
Penerapan Strategi pembelajaran melalui bernyanyi mengacu pada mekanisme pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu melalui tiga tahap sebagai berikut:
Tahap Perencanaan Pada tahap ini Anda mulai memilih tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat pemahaman dan ketrampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak dikala pembelajaran selesai. Selanjutnya Anda memilih pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
Dilanjutkan dengan memutuskan tahapan acara yang akan dilalui oleh anak dalam pembelajaran tersebut. Langkah terakhir yakni memutuskan alat evaluasi untuk melihat ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini Anda harus memutuskan tahapan acara yang akan dilalui anak selama proses pembelajaran berlangsung. Tahapan acara tersebut meliputi:
Kegiatan awal
Kegiatan tambahan
Kegiatan pengembangan
Tahap Penilaian Pada tahap ini Anda memutuskan alat evaluasi yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan. Penilaian mengacu pada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan dengan mengacu pada daftra pertanyaan yang telah disusun.
Beberapa sekolah dasar atau yang sederajat memberlakukan tes membaca menulis dan menghitung (calistung) bagi calon siswanya. Sehingga ini mengakibatkan orang bau tanah mencari sekolah yang tidak mewajibkan calistung, kalau pun ada ternyata diluar kota. Haruskah anak harus sekolah di luar kota? Dengan jarak tempuh yang cukup menyita waktu, belum lagi kalau terkena macet.
Hal ini juga mengakibatkan forum pendidikan anak usia dini (PAUD) baik itu RA atau TK, menerapkan pembelajaran yang nantinya menghasilkan siswa yang bisa calistung. Yang mendorong orang bau tanah untuk menfasilitasi anaknya dengan banyak sekali acara menyerupai kursus, les private dan lain sebagainya. Dimana hal ini merupakan acara yang tidak menyenangkan bagi mereka yang masih anak-anak.
Pasal 66 PP No. 17 tahun 2010 menegaskan :
(2) Program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dilaksanakan dalam konteks bermain yang sanggup dikelompokan menjadi:
bermain dalam rangka pembelajaran agama dan adat mulia;
bermain dalam rangka pembelajaran sosial dan kepribadian;
bermain dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan teknologi;
bermain dalam rangka pembelajaran estetika; dan
bermain dalam rangka pembelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
(3) Semua permainan pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirancang dan diselenggarakan:
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas serta kemandirian;
sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak;
dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing anak;
dengan mengintegrasikan kebutuhan anak terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial; dan
dengan memperhatikan latar belakang ekonomi, sosial, dan budaya anak.
Peraturan tersebut secara tegas memandatkan semoga PAUD tidak memperlihatkan beban kepada anak. Menjadikan lingkungan mencar ilmu sebagai wadah bermain bagi anak, ialah sebuah model kelas mencar ilmu bagi anak-anak. Tidak diharapkan ada sebuah proses penilaian yang memastikan kemampuan membaca, menulis dan berhitung bagi anak pada tingkat PAUD.
Dan ketika memasuki SD ataupun yang sederajat, Pasal 69 (5) PP No. 17/2010 tersebut menyebutkan “penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, atau bentuk tes lain“. Sehingga ada kewajiban bagi Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota, dibantu Dinas Pendidikan Provinsi untuk melaksanakan pemantauan terhadap penyelenggara pendidikan semoga tidak memberlakukan model penerimaan yang menjadi beban bagi anak.
Lalu, mengapa masih terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya? Karena dikala ini terdapat “ambisi” dari orang tua, yang sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, semoga menimbulkan anak mempunyai kemampuan yang diinginkan orang tua. Banyak bawah umur yang berada dalam kendali orang tua, tanpa pernah berani untuk mengungkapkan keinginan dan harapannya. Sementara, negara masih abai untuk memastikan kesejahteraan forum pendidikan formal.
Walaupun tak juga bisa dibenarkan bila forum pendidikan anak usia dini non-pemerintah ataupun non-formal untuk memberlakukan kewajiban calistung bagi anak. Pemerintah harus membenarkan proses yang sudah salah. Namun bila pemerintah sudah tidak bisa melaksanakan perbaikan, maka wargalah yang harus bergerak untuk memastikan proses pembelajaran anak usia dini berjalan dengan semestinya.
Melahirkan generasi cerdas bukanlah dengan memaksakan kehendak orang bau tanah pada anak. Memberikan kebebasan berpikir dan berkreasi pada anak menjadi awal sebuah perbaikan bagi generasi. Menyediakan alam dan lingkungan hidup yang lebih sehat, akan menjadi media mencar ilmu yang baik bagi mereka. Bermain ialah dunia anak. Berikanlah ruang bermain yang layak bagi mereka.
Ada satu cara untuk menciptakan perubahan, ialah dengan memastikan perubahan itu dilakukan. Bawalah peraturan pemerintah wacana pendidikan anak usia dini, pada sekolah-sekolah ataupun penyelenggara pendidikan dasar yang memaksakan tes uji kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Pastikan juga Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota mendapatkan laporan sikap forum penyelenggara pendidikan tersebut. Bila tidak juga ada perubahan, mari memperlihatkan kesempatan bagi anak untuk belajar di lingkungan keluarga dan kampungnya, tak perlu di forum pendidikan formal.
Penilaian kelas yaitu suatu perjuangan mengumpulkan dan menafsirkan banyak sekali gosip secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh ihwal proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak melalui pembelajaran dan menginterpretasi gosip tersebut untuk menciptakan keputusan-keputusan.
Penilaian dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan gosip melalui sejumlah bukti yang mengatakan pencapaian hasil mencar ilmu anak didik, pelaporan, dan penggunaan gosip ihwal hasil mencar ilmu anak didik. Penilaian di Taman Kanak-kanak (TK) dilaksanakan melalui banyak sekali cara, menyerupai evaluasi hasil kerja anak melalui kumpulan hasil kerja/karya anak (portfolio), evaluasi produk, evaluasi proyek dan evaluasi unjuk kerja (performance ) anak didik.
Penilaian tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi juga di luar kelas secara formal dan informal, atau dilakukan seca ra khusus. Penilaian dilakukan secara terpadu dengan kegiatan mencar ilmu mengajar. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung sanggup dijaring dan dikumpulkan melalui mekanisme dan alat evaluasi yang sesuai dengan kompetensi atau hasil mencar ilmu yang akan dinilai.
Manfaat Penilaian Kelas
Memberikan gosip ihwal tingkat pencapaian kompetensi anak yang berkaitan dengan bidang pengembangan adaptasi dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki aktivitas dan kegiatan pembelajaran.
Sebagai materi pertimbangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bimbingan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Sebagai materi pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai deng an minat dan kebutuhannya.
Memberikan informasi kepada orang tua ihwal pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak sebagai bentuk pertanggung-jawaban TK.
Sebagai gosip bagi orang renta untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan berkesinambungan dengan proses pembelajaran di TK.
Sebagai materi masukan bagi banyak sekali pihak dalam rangka training selanjutnya terhadap anak didik.
Menemukan kesulitan mencar ilmu dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan anak.
Sebagai alat untuk mendiagnosis dan memilih perlakuan (treatment) yang sesuai untuk anak, serta me mbantu guru memilih apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram dengan baik, dan dilakukan secara terpadu antara kegiatan mencar ilmu mengajar dan penilaian.
2. Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh meliputi semua aspek perkembangan anak baik budpekerti dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kemandirian, kognitif, fisik/motorik, bahasa, dan seni. Penilaian harus memakai bermacam-macam cara dan alat untuk menilai bermacam-macam kompetensi anak, sehingga tergambar profil kompetensi anak
3. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh citra ihwal pertumbuhan dan perkembangan anak didik dalam kurun waktu tertentu.
4. Obyektif
Penilaian dilakukan terhadap semua aspek perkembangan sebagaimana adanya, harus bersifat adil, dan harus mempertimbangkan banyak sekali kebutuhan khusus anak.
5. Mendidik
Proses dan hasil evaluasi sanggup dijadikan dasar untuk memotivasi, menyebarkan dan membina anak semoga tumbuh dan berkembang secara optimal.
6. Kebermaknaan
Hasil evaluasi harus memiliki arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua, anak didik, dan pihak lain.
Memandang evaluasi dan kegiatan belajar-mengajar secara terpadu.
Mengembangkan seni administrasi yang mendorong dan memperkuat evaluasi sebagai cermin diri.
Melakukan banyak sekali seni administrasi evaluasi di dalam aktivitas pengajaran untuk menyediakan banyak sekali jenis gosip ihwal hasil mencar ilmu anak.
Mempertimbangkan banyak sekali kebutuhan khusus anak.
Mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan mencar ilmu anak.
Menggunakan cara dan alat evaluasi yang bervariasi. Penilaian kelas sanggup dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan tingkah laku.
Perencanaan mingguan disusun dalam bentuk planning aktivitas mingguan (RKM). RKM merupakan pembagian terstruktur mengenai dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu ahad sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan subtema. baca: download panduan guru RA TK
Perencanaan mingguan sanggup disusun dalam bentuk, antara lain planning aktivitas mingguan (RKM) model pembelajaran kelompok dan planning aktivitas mingguan (RKM) model pembelajaran berdasar minat.
RKM model pembelajaran kelompok
a. Komponen RKM model pembelajaran kelompok ialah sebagai berikut:
Tema dan sub tema.
Alokasi waktu.
Aspek pengembangan.
Kegiatan per aspek pengembangan.
b. Langkah pengembangan RKM model pembelajaran kelompok :
Menjabarkan tema dan merinci subtema.
Membuat matrik relasi antara tema, subtema dengan kegiatan.
Menjabarkan indikator menjadi kegiatan-kegiatan pada bidang pengembangan dalam agenda semester.
A. Perencanaan Harian
Perencanaan harian disusun dalam bentuk planning aktivitas harian (RKH). RKH merupakan pembagian terstruktur mengenai dari planning aktivitas mingguan (RKM). RKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. RKH terdiri atas aktivitas awal, aktivitas inti, istirahat/makan, dan aktivitas akhir.
1. Kegiatan awal
Kegiatan awal merupakan aktivitas untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang sanggup dilakukan antara lain, contohnya berdoa/mengucap salam, membicarakan tema atau subtema, dan sebagainya.
2. Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan aktivitas yang sanggup mengaktifkan perhatian, kemampuan, sosial dan emosional anak. Kegiatan ini sanggup dicapai melalui aktivitas yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen sehingga sanggup memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas anak, serta aktivitas yang sanggup meningkatkan pengertian-pengertian, konsentrasi dan menyebarkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti merupakan aktivitas yang dilaksanakan secara individual/ kelompok.
3. Istirahat/Makan
Istirahat/Makan merupakan aktivitas yang dipakai untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan dengan makan, contohnya mengenalkan kesehatan, makanan yang bergizi, tata tertib makan yang diawali dengan basuh tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan setelah makan. Setelah aktivitas makan selesai, anak melaksanakan aktivitas bermain dengan alat permainan di luar kelas dengan maksud untuk menyebarkan motorik agresif anak dan bersosialisasi. Kegiatan ini diadaptasi dengan kemauan anak, anak makan kemudian bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu kemudian makan.
4. Kegiatan akhir
Kegiatan final merupakan aktivitas penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang sanggup diberikan pada aktivitas akhir, contohnya membacakan dongeng dari buku, mendramatisasikan suatu cerita, mendiskusikan wacana aktivitas satu hari atau menginformasikan aktivitas esok hari, menyanyi, berdoa, dan sebagainya.
Rencana aktivitas harian (RKH) sanggup disusun dalam bentuk, antara lain RKH model pembelajaran kelompok, RKH pembelajaran menurut minat dengan sudut kegiatan, dan RKH pembelajaran menurut minat dengan area. Silahkan download pada link berikut ini:
Standar Kompetensi Lulusan ialah kualifkasi kemampuan lulusan yang meliputi sikap, pengetahuan, keterampilan dan nilai yang harus dimiliki oleh akseptor didik sehabis lulus dari Raudlatul Athfal.
SKL ini dipakai sebagai pedoman evaluasi dalam penentuan kelulusan akseptor didik. Untuk Memahami Standar Kompetensi Lulusan, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sebagai berikut:
Standar Kompetensi ialah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh pserta didik dalam bidang perkembangan. Standar kompetensi yang dibutuhkan pada pendidikan RA ialah tercapainya tugas-tugas perkembanhan secara optimal sesuai dengan standar yang dirumuskan. Aspek-aspek perkembanhgan yang dirumuskan meliputi aspek susila dan nilai-nilai agama, sosial emosional, dan kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni.
Kompetensi Dasar ialah pernyataan yang dibutuhkan sanggup diketahui, disikapi, dan dilakukan oleh akseptor didik.
Hasil Belajar ialah penyataan kemampuan akseptor didik yang dibutuhkan dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi yang dimaksud. Hasil Belajar juga merupakan hasil acara sehabis akseptor didik mengalami pembelajaran dalam kompetensi tertentu.
Indikator ialah kompetensi dasar yang lebih spesifik dan operasional yang sanggup dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar.
Contoh Anggaran Dasar RA Taman Kanak-kanak PAUD. Setiap Sekolah / madrasah tentu memiliki hukum atau anggaran dasar untuk kelancaran dan memaksimalkan kwalitas pendidikan sebagaimana yang kita inginkan bersama.
Contoh Anggaran Dasar sekolah ini mencakup banyak sekali komponen sebagai berikut:
Ketentuan umum sekolah
Tujuan dan fungsi, visi misi
Nama, waktu dan tempat
Tugas pokok
Susunan dan bentuk organisasi
Kedaulatan
Hak dan kewajiban anggota (pihak terkait)
Dewan pembina dan penasehat
Musyawarah atau rapat
Hubungan dengan sekolah lain
Keuangan
Pengambilan keputusan
Peraturan dan penutupan
Dari semua yang telah disebutkan, kekurangannya silahkan ditambah sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing. Untuk lebih jelasnya, download dibawah ini:
Semoga artikel Download Contoh Anggaran Dasar RA Taman Kanak-kanak PAUD ini sanggup memperlihatkan manfaat utamanya bagi pendidikan diseluruh indonesia. Amin...
Sebelumnya sudah dibagikan file Lampiran SPJ BOP RA, kali ini akan membagikan berkas Lampiran Juknis BOP PAUD Format Word Excel. Karena umumnya pola berkas di kirim dalam bentuk file PDF, sehingga menciptakan saya ingin mengembangkan dalam bentuk file word atau excel supaya lebih gampang (tinggal edit).
Tujuan pemberian derma BOP PAUD yakni untuk meningkatkan layanan PAUD berkualitas, baik itu berupa Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD Sejenis yang diselenggarakan oleh individu, kelompok, yayasan, organisasi maupun Pemerintah Daerah.
Sasaran kegiatan BOP PAUD yakni bentuk Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis yang sudah mempunyai Nomor Pokok Satuan PAUD Nasional (NPSN).
Sasaran BOP tidak berlaku bagi satuan PAUD atau forum yang menetapkan iuran atau pungutan yang melebihi ketentuan yang berlaku di Kabupaten/Kota tersebut.