Wednesday, 24 January 2018
Jadi Berakal Wahai Muslimah, Ikhlaslah Dan Jangan Mengharapkan Terima Kasih
Banyak diantara kita selalu ingin sempurna. Kesempurnaan itu pun banyak yang dikehendaki sebagai pengakuan. Muslimah harus waspada atas sikap itu. Sikap berlebihan yang berujung pada kesombongan. Hendaknya kita sebagai muslimah harus senantiasa menanamkan keikhlasan. Berpasrah diri hanya kepada-Nya. Wahai muslimah, sadarilah satu hal bahwa Allah membuat setiap hamba biar selalu mengingatnya, dan ia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya, biar mereka bersyukur kepada-Nya. Namun, mereka justru ramai yang menyembah dan bersyukur kepada selain Dia.
Ingkar merupakan sikap yang wajib dijauhi. Muslimah harus sangat berhati-hati. Oleh karena, hal itu sangat menjerumuskan. Kebisaan jelek untuk mengingkari, membangkang, dan meremehkan sesuatu kenikmatan ialah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, Anda tidak perlu heran dan galau apabila mendapat mereka yang mengingkari kebaikan yang pernah Anda berikan, mencampakkan budi baik yang telah Anda tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah Anda persembahkan. Bahkan tidak usah galau apabila mereka hingga memusuhi Anda dengan sangat keji dan membenci Anda hingga mendarah daging, alasannya semua itu mereka lakukan ada justru lantaran Anda telah berbuat baik kepada mereka.
"Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali lantaran Allah dan Rasul-Nya telah melimpahan karunia-Nya kepada mereka" (QS. At-Taubah : 74)
Dalam sebuah kisah diceritakan wacana seorang ayah yang telah memelihara anaknya dengan baik. Ia memberinya makan, pakaian dan dan minum, mendidiknya hingga menjai seorang yang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela untuk tidak makan asalkan anaknya kenyang, dan bahkan mau bersusah payah biar anaknya bahagia. Namun apakah imbalan seorang anak kepada ayahnya yang telah banyak berkorban untuknya? Ketika sudah berpengaruh tulang-tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya. Ia tidak hanya berani menghina, tetapi juga melecehkan, hirau tak acuh, congkak dan bersifat durhaka terhadap orang tuanya. Dan semua itu, ia tunjukkan melalui perkatan dan tindakan.
Oleh lantaran itu, sesiapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seharusnya menghadapi semua itu dengan pikiran yang dingin. Dan, ketenangannya ibarat itu akan mendatangkan akibat pahala dari Dzat Yang Perbendaharaan-Nya yang tidak akan pernah habis dan selalu sirna.
Ajakan ini bukan pula untuk menyuruh Anda meninggalkan kebaikan yang telah Anda lakukan selama ini, atau biar Anda sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin, biar Anda tidak goyah, dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah Anda perbuat. Dan janganlah Anda bersedih dengan apa saja yang mereka perlakukan.
Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka Anda akan menguasai keadaan, tidak akan pernah terusik oleh kebencian mereka, tidak pernah merasa terancam oleh perlakukan keji mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah lantaran sanggup berbuat baik ketika orang –orang disekitar Anda berbuat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan yang selalu memberi itu lebih baik dari tangan yang sering menerima.
"Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan ALLAH. Kami tidak mengharapkan akibat daripada kau dan tidak pula (ucapan) terima kasih" (QS. Al-Insan : 9)
Masih ramai orang cendekia yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pikirannya ketika menghadapi kritikan atau cercaan pedas daripada orang-orang sekitarnya. Terkesan, mereka seakan-akan belum pernah mendengar wahyu Allah yang menjelaskan dengan terang wacana sikap golongan insan yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan :
"Tetapi sesudah kami menghilangkan ancaman itu daripadanya, ia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seakan-akan ia tidak pernah berdo’a kepada Kami untuk (menghilangkan) ancaman yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan" (QS. Yunus : 12)
Anda tidak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, kemudian ia memakai pena tersebut untuk menulis cemoohan kepada Anda. Dan Anda tidak usah terkejut, apabila orang yang Anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalanya justru akan memukul kepada Anda dengan tongkat hadiah darimu. Itu semua ialah tabiat dasar insan yang selalu mengingkari dan tidak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri Yang Maha Agung dan Mulia. Begitulah, kepada Tuhannya saja mereka berani membangkang dan mengingatkan, apalagi kepada sesama dan juga Anda.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment