Anak aku suka main sepak bola. Apakah ia punya talenta menjadi pemain sepak bola yang hebat? apakah anak aku mempunyai talenta yang sama dengan orangtuanya? dan masih banyak lagi yang mungkin itulah pertanyaan yang sering terlintas dibenak para orang tua. Disini kita akan membahas cara mengenal dan membentuk talenta anak, namun sebelumnya kita harus mengetahui dan mengenal talenta anak terlebih dahulu.
Oke, banyak orang bau tanah menganggap apa yang menjadi minat anak menjadi bakatnya. Padahal, belum tentu. Bakat yaitu potensi unggul, kemampuan Istimewa yang dimiliki anak. Dan setiap anak niscaya mempunyai potensinya yang khas.
Namun, alasannya yaitu lingkungan yang tidak mendukung, talenta anak yang khas seringkali dikalahkan oleh minat yang umum. Misalnya, talenta menyanyi anak kalah oleh keinginan bermain sepak bola, alasannya yaitu dampak teman-temannya yang setiap sore bermain sepak bola.
Di sinilah, tugas orang bau tanah diharapkan dalam mengidentifikasi dan mengenali talenta anak melalui tiga ukuran yang bisa dipakai untuk memilih talenta anak.
- Ukuran kesenangan. Artinya, jikalau anak bahagia melaksanakan suatu hal, maka kemungkinan awal, hal itu bisa menjadi bakatnya. Misalnya, anak selalu bersemangat jikalau diajak berguru matematika, berarti ia kemungkinan berbakat di bidang matematika. Namun, ukuran ini belum cukup.
- Perlu ditingkatkan yaitu jikalau si anak melaksanakan hal yang disenangi itu, ia bisa lebih cepat paham dari anak lain, atau kemampuannya di bidang itu di atas rata-rata. Coba amati kegiatan sehari-hari anak. Pasti akan ada kegiatan anak, di mana anak lebih cepat paham dan risikonya lebih elok dibanding teman-teman lainnya. Inilah tanda anak berbakat.
- Dengan talenta ini, anak bisa berprestasi. Misaln, anak bisa menjadi juara baca puisi, atau menjadi pemain sepak bola terbaik. Inilah ukuran talenta paling konkret. Maka, jikalau orang bau tanah melihat potensi talenta anak di ukuran kedua, maka segera berikan motivasi dan binalah si anak semoga berprestasi. Prestasi yaitu tonggak talenta seorang anak.
Dengan mengetahui cara mengukur talenta ini, semoga kita sebagai orang bau tanah tidak resah dalam mengidentifikasi talenta anak. Sebab, dengan mengetahui talenta anak, orang bau tanah bisa melaksanakan kegiatan pendidikan yang diorientasikan untuk menyebarkan secara maksimal talenta anak tersebut, sehingga kelak anak tidak merasa salah jurusan dalam pengembangan dirinya. Melalui pengembangan diri inilah, anak akan sukses meraih harapan yang diinginkan sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Cara Membentuk Bakat Anak
Lingkungan mempunyai tugas dalam mengarahkan talenta anak. Agar orang bau tanah dan guru bisa mendesain dan merekayasa lingkungan dengan sempurna untuk membentuk talenta anak, maka orang bau tanah dan guru harus mengetahui tiga aspek berikut:
- Aspek perseptual. Ini terkait dengan persepsi atau sudut pandang. Jika persepsi anak tinggi dalam bidang teknologi, talenta anak dalam bidang teknologi berpeluang besar terbentuk. Jika persepsi anak tinggi terhadap olah raga, maka talenta anak di bidang olah raga niscaya tinggi. Untuk itu, membangun persepsi bagi anak semenjak kecil menjadi penting.
- Aspek psikomotor. Ini terkait dengan gerak dan kegiatan anak. Bakat anak akan terbentuk, jikalau si anak melaksanakan kegiatan sesuai bakatnya secara intensif.
- Aspek intelektual. Ini terkait dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang luas. Misal, jikalau anak berbakat di bidang sepak bola, maka anak biasanya akan mengetahui banyak perihal sepak bola.
Dari ketiga aspek inilah, maka kita sebagai orang bau tanah dan guru, semenjak dini bisa mengarahkan talenta anak. Dengan proses pembentukan talenta semenjak awal inilah, maka ke depan belum dewasa akan menjadi anak yang berbakat.
Referensi: http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
No comments:
Post a Comment