Melongok ke dapur siswa panitia – H-1 atau sehari sebelum hari pelaksanaan lomba PBB antar SD se-kecamatan Lintau Buo. Adalah puncak kesibukan panitia lomba yang semuanya siswa dari Osis. Panitia terutama seksi konsumsi dan perlengkapan, benar-benar berjibaku hari ini untuk mempersiapkan lomba yang dilaksanakan esok hari.
Siswi panitia konsumsi menyiapkan materi yang akan dimasak di dapur darurat (Asi Emilia P/matrapendidikan.com)
Puluhan siswa panitia, beberapa hari belakangan ini memang harus berada di lokasi sekolah dalam mempersiapkan alek Osis tersebut. Mereka sering terlambat pulang ke rumah. Pergi pagi kemudian pulangnya sore hari.
Tak kurang Pembina Osis, selalu mengingatkan siswa panitia semoga meminta restu kepada orangtua sebelum berangkat ke sekolah untuk terlambat pulang akhir kesibukan dalam menyiapkan aktivitas lomba PBB.
Semua seksi dalam panitia, hingga sore akan berjibaku bekerja di sekolah. Kegiatan seksi konsumsi, layak jadi perhatian dan kali ini kita akan melongok dapur siswa seksi konsumsi.
Kadang-kadang terlihat lucu
Siswa wanita bekerja sama di dapur darurat memasak kuliner embel-embel untuk disajikan kepada tamu undangan, ibarat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebidayaan Tanah Datar, Drs. Abrar.
Kadang-kadang terlihat lucu ketika mereka bekerja memakai alat dapur dan materi yang akan dimasak. Ada yang memang terkesan sudah terbiasa membantu orangtua di rumah, bekerja memasak di dapur. Namun ada pula yang terlihat kikuk dan resah mana kala bekerja bersama sobat di saat-saat ibarat ini.
Keterlibatan siswa dalam kepanitiaan lomba PBB kali ini memang menyandang misi penanaman huruf terampil pada siswa. Dengan melibatkan siswa menyiapkan konsumsi para tamu seruan dibutuhkan siswa berlatih memasak dan terampil membantu orangtua memasak di rumah.
Pasukan masak-memasak di dapur darurat yang terdiri dari siswa berangkat sampaumur ini dikomandoi oleh Nefrida, dibantu oleh guru lain yang telah ditunjuk sebagai panitia pengarah dalam Lomba PBB kali ini.
Dapur darurat ini sehari sebelumnya, dibentuk oleh panitia siswa laki-laki. Nefrida sebagai bundo kanduang seksi konsumsi menawarkan wejangan filosofis dalam menciptakan dapur debu ini.
Wejangan filosofis ini berkaitan dengan falsafah tungku kaki tiga dari kerikil bata dan dinding darurat dari seng bekas tersebut. Tujuannya semoga kuliner yang dihasilkan memasak dengan tungku materi bakar kayu api ini menjadi enak.
No comments:
Post a Comment