Masalah dekadensi moral pesreta didik – Waka Kesiswaan SMPN 2 Lintau Buo, Ropi’u, S.Pd kembali mengingatkan biar penerima bimbing selalu mengontrol perilaku dan tingkah lakunya terhadap sesama penerima didik, guru dan orangtua di rumah. Sikap dan tingkah laris konkret tercermin dalam ucapan dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di rumah.
Hal tersebut disampaikan Ropi’u, S.Pd di hadapan siswa dalam acara Muhadharah rutin, Jumat (02/03/2018) lalu.
“Sebagai penerima bimbing tunjukanlah perilaku dan ucapan yang baik kepada sahabat maupun kepada guru. Ada tatakrama berbicara kepada teman, kepada yang lebih kecil, kepada orangtua maupun guru.”
Ropi’u. S.Pd menilai akhir-akhir ini kemerosotan sopan santun penerima bimbing semakin dirasakan. Hal ini tercermin dalam perilaku dan tindakan siswa selama berada di sekolah maupun berkendaraan di jalan raya.
Peserta bimbing sering menawarkan perilaku dan tindakan yang tidak sesuai dengan statusnya sebagai anak maupun sebagai peserta didik. Sering berbicara yang tidak pada tempatnya, bertindak bergairah bahkan tidak mau peduli dengan pesan yang tersirat guru dan orangtua.
Sikap dan tingkah laris siswa menyerupai yang disentil oleh Waka Kesiswaan yakni cerminan seorang anak yang terdidik dan mempunyai ketaqwaan kepada Allah SWT. Kemerosotan sopan santun (dekadensi moral) jaman Now perlu ditangani oleh penerima bimbing itu mulai dari diri sendiri.
Tanamkan rasa aib untuk berbuat kesalahan dan melanggar peraturan sekolah. Perhatikan ketika berbicara dan bertindak tanduk dengan siapa siswa berhadapan. Perhatikan ucapan-ucapan yang tidak pada tempatnya dan tindakan bergairah terhadap sahabat maupun guru.
No comments:
Post a Comment