Persyaratan kenaikan kelas terbaru sesuai permendikbud nomor 23 tahun 2016 – Tahun pelajaran 2017/2018 belum berakhir bagi sebagian sekolah. Namun bagi sekolah lainnya, kegiatan berguru dan mengajar sudah berakhir yang ditandai dengan penerimaan rapor dan kenaikan kelas. Sekolah ini sudah menuntaskan seluruh rangkaian aktivitas pendidikan pada tahun pelajaran tersebut.
Bagi siswa yang sudah mendapatkan rapor hasil belajar, tidak semua yang berhasil naik kelas. Artinya siswa harus mengulang pada kelas yang sama pada tahun pelajaran 2018/2019 mendatang. Yang menjadi pertanyaan bagi siswa atau pun orangtua siswa yakni mengapa anak tidak naik kelas. Kalau begitu apa persyaratan kenaikan kelas sesuai hukum terbaru?
Sekolah yang sudah menyelenggarakan Kurikulum 2013 secara utuh, tepatnya Kurikulum 2013 Revisi, kriteria kenaikan kelas ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Kurikulum 2013 Revisi. Permendikbud ini merupakan pengganti Permendiknas Nomor 53 tahun 2015.
Bertolak dari permendikbud tersebut, persyaratan siswa untuk naik kelas adalah:
1.Kompetensi inti (Ki), Ki 1 dan Ki 2 menyangkut perilaku dan tingkah laris minimal bernilai Baik (B)
2.Nilai Pengetahuan (Ki 3) dan Keterampilan (Ki 4) harus tuntas
3.Mata pelajaran dengan KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) yang tidak tuntas tidak lebih dari 3 (tiga).
Mata pelajaran dikatakan tuntas kalau pengetahuan (Ki 3) dan Keterampilan (Ki 4) telah tuntas dengan prediket minimal C. Prediket pengetahun dan keterampilan ini didasarkan pada KBM masing-masing sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa seorang siswa tidak naik kelas alasannya yakni tidak memenuhi kriteria dalam standar penilaian. Siswa akan naik kelas bila menawarkan perilaku dan tingkah laris yang baik, memperoleh pengetahuan dan keterampilan minimal sebagaimana ditentukan oleh KBM sekolah.
Pengertian Asesmen Dahulu kita mengenal adanya Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) yang kemudian diganti menjadi Ujian Akhir Nasional (UAN). Di simpulan kelas enam SD atau kelas tiga SLTP dan SLTA, siswa mengerjakan EBTANAS/UAN untuk memilih lulus-tidaknya siswa tersebut. Proses menyerupai itu dikenal dengan istilah penilaian yang biasanya dilakukan setelah simpulan suatu program. Tujuannya untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk angka atau skor. Jika anak memperoleh nilai delapan puluh berarti anak tersebut menguasai delapan puluh persen materi pelajaran dan berarti lulus.
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum di Taman Kanak-kanak terdapat beberapa kompetensi yang harus dicapai oleh anak didik. Kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum Taman Kanak-kanak dan RA merupakan criteria yang perlu dipenuhi anak didik selama mengikuti pendidikan di TK. Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi anak didik perlu dilakukan penilaian
Untuk anak TK, proses penilaian menyerupai itu tidak sesuai, bahkan tes tertulis menyerupai itu sebaiknya dihindari kecuali untuk tujuan-tujuan tertentu. Pertimbangannya ialah bahwa anak Taman Kanak-kanak belum bisa membaca dan menulis, selain itu tes tertulis sanggup menciptakan anak stress. Sebagai gantinya dipakai asesmen, yaitu suatu proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian kinerja dan karya siswa serta bagaimana proses ia menghasilkan karya tersebut. Asesmen tidak dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu program, tetapi untuk mengetahui perkembangan atau kemajuan mencar ilmu anak.
Asesmen tidak dilakukan di kelas pada simpulan kegiatan atau di simpulan tahun TK, tetapi dilakukan secara sedikit demi sedikit dan berkesinambungan sehingga kemajuan mencar ilmu siswa sanggup diketahui. Caranya pun lebih alami, misalnya, ketika anak bermain, menggambar, atau dari karya yang dihasilkan. Asesmen tidak mengkondisikan anak pada bentuk ujian. Dengan mengetahui bakat, minat, kelebihan, dan kelemahan siswa maka guru tolong-menolong dengan orang renta siswa sanggup memberi pemberian mencar ilmu yang sempurna untuk anak sehingga sanggup diperoleh hasil mencar ilmu yang sempurna untuk anak sehingga sanggup diperoleh hasil mencar ilmu yang optimal.
Informasi diperoleh berdasarkan hukum tertentu dan menyeluruh dalam suatu system penilaian. Informasi tersebut juga tidak hanya mempunyai kegunaan bagi individu yang dinilai tetapi juga bagi yang lainnya menyerupai guru dan orang tua. Informasi yang diperoleh berkaitan dengan pembelajaran, terutama keberhasilan pembelajaran. Keputusan tersebut berupa ketercapaian dalam rentang tujuan yang telah ditetapkan. Melalui penilaian, guru mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan informasi tersebut diputuskan wacana ketercapaian anak secara individual dan pembelajaran secara kasikal. Melalui penilaian diketahui mana belum dewasa yang berhasil, mana yang belum. Juga ditetapkan apakah pembelajaran dilanjutkan atau diulang.
Penilaian pada pendidikan anak Taman Kanak-kanak lebih banyak untuk mendeskripsikan ketercapaian perkembangan anak. Dengan penilaian sanggup diketahui dan ditetapkan aspek-aspek perkembangan yang telah dicapai dan belum dicapai. Makara penilaian dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak ialah suatu perjuangan mengumpulkan dan menafsirkan banyak sekali informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh wacana proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembeajaran.
Tujuan Dan Ruang Lingkup Asesmen
Tujuan asesmen di Taman Kanak-kanak ialah sebagai berikut :
Untuk mengetahui banyak sekali aspek perkembangan anak secara individual, dan sebagainya.
Untuk diagnosa adanya kendala perkembangan maupun identifikasi penyebab persoalan mencar ilmu pada anak.
Untuk menawarkan kawasan dan kegiatan yang sempurna untuk anak, dalam hal ini untuk mengetahui apakah anak membutuhkan pelayanan khusus atau tidak.
Untuk menciptakan perencanaan kegiatan (curriculum planning), dalam hal ini asesmen dipakai untuk memodifikasi kurikulum, memilih metodologi, dan menawarkan umpan balik (fedback).
Untuk mengidentifikasi dan memperbaiki persoalan perkembangan pada anak.
Untuk kajian penelitian
Subjek dan Sasaran Penilaian
Penilaian terdiri dari beberapa aspek, antara lain subjek dan target penilaian:
a. Subjek Penilaian Dalam konteks pembelajaran, berdasarkan Suharsimi (1991) yang dimaksud dengan subjek penilaian ialah individu-individu yang terlibat dalam rangka penilaian tersebut. Berarti yang dimaksud dengan subjek penilaian ialah guru dan anak. Guru sebagai pelaksana penilaian dan anak sebagai orang yang dinilai.
Sebagai subjek penilai, guru harus benar-benar memahami seluk beluk penilaian. Guru harus mengetahui apa yang akan dinilai atau target penilaian, alat apa yang sempurna digunakan, kapan menilaianya dan seterusnya. Guru harus terampil memakai alat penilaian ketika situasi kegiatan pelaksanaan kegiatan berlangsung. Selain itu, guru juga harus mengenali karakteristik anak sebagai subjek penilaian juga.
Anak sebagai subjek penilaian turut menghipnotis kualitas penilaian. Oleh alasannya itu, kesiapan anak untuk memperlihatkan kemampuan yang dimiliki perlu dicermati. Guru harus sanggup membedakan antara anak yang tidak mau dengan yang belum bisa. Misalnya ada anak yang membisu saja ketika ditanya wacana orangtuanya. Guru harus tahu anak yang belum tahu wacana identitas orangtuanya dengan yang tidak mau menyebutkannya.
b. Sasaran Penilaian Suharsimi (1991) mengemukakan bahwa target atau objek penilaian ialah segala sesuatu yang menjadi sentra pengamatan alasannya penilaian menginginkan informasi wacana sesuatu tersebut. Penilaian yang berkaitan dengan perkembangan anak tentunya tidak sanggup mengabaikan aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Suharsimi (1991) mengidentifikasi target penilaian mencakup unsure input, transformasi, dan output.
Aspek input mencakup potensi yang ingin dikembangkan yang ada pada diri anak. Aspek-aspek tersebut terdiri dari enam dimensi pengembangan, yaitu fisik, kognitif, bahasa, seni, social-emocional, dan moral dan nilai-nilai agama. Berdasarkan dimensi pengembangan tersebut, sanggup diidentifikasi potensi yang mencakup aspek-aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan pelaksanaan program.
Aspek-aspek tersebut selanjutnya menjadi target penilaian atau aspek yang harus dinilai dalam kegiatan pelaksanaan program. Aspek-aspek perkembangan yang harus dinilai dikemukakan berikut ini.
1) Fisik Penilaian aspek perkembangan fisik mencakup : a) Motorik halus
Dapat mengurus dirinya sendiri dengan sedikit bantuan: Makan, Berpakaian, Mandi, Menyisir rambut, Mencuci dan melap tangan, Mengikat tali sepatu.
Dapat menciptakan banyak sekali bentuk dengan memakai contohnya tanah liat, plastisin, play dough
Meniru menciptakan garis tegak, miring, lengkung dan lingkaran
Meniru melipat kertas sederhana (1-12 lipatan)
Menggambar orang dengan bagian-bagiannya
Belajar menggunting bebas dengan banyak sekali media
Belajar menggunting dengan banyak sekali media sesuai dengan poa (gelombang, zig-zag, lingkaran, segiempat, segitiga
Dapat menciptakan bulat dan bujur sangkar
Menyusun menara kubus
Menjahit sederhana dengan memakai tali sepatu, benang wol, raffia, dan sebagainya
Menyusun menara kubus minimal 8 kubus
b) Motorik Kasar
Dapat berjalan bangkit tanpa berpegangan
Berjalan: Pada garis lurus, Pada jari kaki (berjinjit), Mendur sejauh 1-3 meter, Di atas papan titian, Dengan tumit dengan keseimbangan, Melompat dengan alat atau tanpa alat, Di tempat, Ke depan, ke samping, Dengan satu kaki, Meloncat dari ketinggian 20 cm, dan Memanjat.
Berlari: Dengan cepat, Sambil melompat, Bermain dengan bola (menangkap, melempar, menendang), Naik sepeda roda dua
2) Kognitif Penilaian aspek perkembangan kognitif mencakup : a) Sains
Mengelompokkan benda dengan banyak sekali cara yang diketahui anak (misalnya, berdasarkan warna, bentuk, ukuran)
Mencari/menunjuk sebanyak-banyaknya benda, binatang, tumbuhan yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau berdasarkan ciri-ciri tertentuMengenal perbedaan antara bergairah dan halus, berat dan ringan, panjang dan pendek, jauh dan dekat.
Membedakan majemuk rasa, bau, atau suara
Menyebutkan perbedaan dua buah benda
Mencari lokasi asal kawasan suara
Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi, jikalau : Warna dicampur, Biji ditanam, Balon ditiup kemudian dilepas, Benda-benda dimasukkan ke air, Benda-benda dijatuhkan, dan lain-lain
Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya
b) Matematika
Menyebut urutan bilangan dari 1-10
Membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda)
Menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan (anak tidak disuruh menulis)
Mengenal konsep bilangan sama dan tidak sama, lebih dan kurang, banyak dan sedikit
Menyebutkan benda yang berbentuk geometri
Mengelompokkan lingkaran, segitiga dan segiempat
Menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk utuh (4-15 bagian)
Mengenal ukuran panjang, berat dan isi
Mengenal alat untuk mengukur
Menyatakan waktu yang dikaitkan dengan jam
Mengenal penambahan dengan benda-benda 1-1
Mengenal pengurangan dengan benda-benda 1-1
Mengurutkan benda 1-10 berdasarkan urutan tinggi rendah, besar kecil,berat ringan, tebal tipis.
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2-3 referensi yang berurutan contohnya merah, putih, biru, merah, putih, biru, merah.
Meniru referensi dengan memakai 4 kubus
Mengerjakan mencari jejak yang lebih rumit.
c) Bahasa Penilaian aspek perkembangan bahasa meliputi
Menyebutkan nama, jenis kelamin
Berbicara lancar dengan kalimat sederhana
Menirukan kembali 2 s.d 4 urutan kata (latihan pendengaran)
Mampu melaksanakan 1-2 perintah secara berurutan dengan benar
Memberi keterangan/informasi wacana sesuatu hal
Melengkapi kalimat sederhana yang diucapkan guru
Dapat mendengarkan dan menceritakan kembali dongeng sederhana dengan urut
Mengekspresikan diri melalui dramatisasi
Membuat kata sebanyak-banyaknya dari suku kata awal yang disediakan dalam bentuk lisan
Memahami konsep lawan kata
Mengenal kata kerja melalui gerakan-gerakan yang sederhana, contohnya duduk, jongkok, berlari, makan, menangis
Menggunakan kata gantu (aku, kamu, saya, dia)
Mengucapkan suku kata dengan nyanyian. Misalnya la-la-la, ma-ma-ma, ti-ti-ti
Menggunakan konsep waktu ( hari ini, besok, sekarang, nanti, pagi, sore, malam, dan lain-lain)
Mengungkapkan beberapa sajak sederhana
Menyebutkan goresan pena sederhana melalui symbol yang melambangkannya.
Dapat menceritakan gambar (gambir yang disediakan atau dibentuk sendiri)
Mengurutkan dan menceritakan isi gambar berseri
Menggunakan dan sanggup menjawa pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana, kapan, dan sebagainya.
Dapat memakai bahasa arahan menyerupai anggukan kepala, gerakan tubuh, tangan dan mata.
d) Sosial-Emosional Penilaian aspek perkembangan social-emosional meliputi
Tenggang rasa terhadap orang lain
Bekerja sama dengan teman
Mudah bergaul/berinteraksi dengan orang lain
Dapat berkomunikasi dengan orang yang sudah dikenalnya
Meniru kegiatan orang dewasa
Mau membuatkan dengan teman
Mau bermain dengan sahabat sebaya
Tolong menolong sesama teman
Dapat mengikuti hukum permainan
Dapat mematuhi hukum yang ada
Dapat memusatkan perhatian
Belajar memisahkan diri dari orangtuanya terutama ibu
Menyayangi anggota keluarga dan teman-temannya
Merasa puas atas prestasi yang dicapai
Dapat mengendalikan emosi
Menunjukkan reaksi emosi yang masuk akal alasannya marah, senang, sakit, takut, dsb
Berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar
Dapat menghindari obat-obat yang berbahaya
Dapat memakai benda-benda yang berbahaya dengan hati-hati
e) Seni Penilaian aspek perkembangan seni meliputi:
Menggambar bebas dengan memakai pensil warna, arang, krayon, dan lain-lain
Menggambar bebas dengan bentuk gambar titik, garis, lingkaran, segiempat, segitiga, dan bujur kandang yang sudah tersedia
Menggambar bebas di dalam lingkaran, segiempat, segitiga, dan bujur kandang yang sudah tersedia
Melukis dengan jari (finger painting), kuas, pelepah pisang, dan sebagainya
Mewarnai bentuk gambar sederhana
Meronce
Menciptakan majemuk bentuk bangunan dari kubus
Menganyam sederhana
Membatik dan jumputan
Mencipta dengan stempel
Permainan warna dengan memakai banyak sekali media, contohnya krayon, cat air, dan lain-lain
Menciptakan kolase, mozaik
Menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama music/ritmik
Bergerak bebas sesuai dengan irama music
Menyanyikan beberapa lagu anak-anak
Meniru gerakan binatang, tanaman, dan sebagainya
Senam dengan banyak sekali variasi
f) Moral dan Nilai Agama
Penilaian aspek perkembangan moral dan nilai agama meliputi
Berdoa sebelum dan setelah memulai kegiatan
Meniru pelaksanaan ibadah agama
Menyayangi dan memelihara semua ciptaan Tuhan
Cinta antara sesama suku bangsa Indonesia
Mengenal arti kebersamaan dan persatuan
Mengenal sopan santun dengan berterima kasih
Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain
Rapi dalam bertindak, berpakaian dan bekerja
Mengenal konsep benar dan salah
Dapat mengurus dirinya sendiri
Bertanggung jawab terhadap kiprah yang diberikan
Menjaga kebersihan diri
Menjaga kebersihan lingkungan
Mengenal bendera
Mengenal suku bangsa, pakaian, rumah adat, tarian
Aspek transformasi terdiri dari materi, metode dan media pembelajaran, system manajemen dan guru serta personal lainnya.
Aspek ini dinilai untuk mengetahui efektivitas pemanfaatannya dalam kegiatan pelaksanaan program. Seberapa besar aspek transformasi sanggup membantu pencapaian perkembangan diri anak.
Aspek output mencakup seberapa jauh anak mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau seberapa jauh anak mempunyai dasar-dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan diri selanjutnya. Dengan kata lain, penilaian akan memperlihatkan seberapa banyak aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan yang telah dikemukakan diatas sebagai input sanggup dimiliki atau dicapai anak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan yang diikutinya.
Manfaat Asesmen
Memberikan informasi wacana tingkat pencapaian kompetensi anak yang berkaitan dengan bidang pengembangan penyesuaian dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan dan kegiatan pembelajaran.
Sebagai materi pertimbangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bimbingan terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Sebagai materi pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Memberikan informasi wacana tingkat pencapaian kompetensi anak yang berkaitan dengan bidang pengembangan penyesuaian dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki kegiatan dan kegiatan pembelajaran.
Sebagai materi pertimbangan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan bimbingan terhadap perrtumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.
Sebagai materi pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.