Monday, 18 November 2019

Lebih Arif Cerpen Cinta Dan Pengharapan “Dalam Penantian” Oleh Firman Wally


Terkadang hubungan yang kita jalani bertahun-tahun kandas dalam waktu singkat, untuk bertahan dan memperjuangkan tak semudah melemparkan tubuh ke kasur.

Menjalani dan mengahayal sesuai impian tak semanis mimpi indah. Kadang kita merasal sesal atas apa yang kita perjuangkan, semuanya hancur bagai butiran kaca.

Bunga yang kita tanam tumbuh mekar di tamannya orang. Berbulan-bulan bahkan bertahan-tahun bersama orang yang kita percaya bisa melengkapi kekurangan dan mengisi kebahagiaan menuju kesempurnaan hakiki, semua yang diharapakan hancur berkeping-keping.

 Makan bersama,nonton bareng dan jalan bergandengan tangan untuk merangkai cerita, membangun kebersamaan dalam perahu cinta semuanya kandas disapuh ombak keegoisan.

Aku terlihat menyerupai orang bodoh, yang dengan bodohnya berusahan menjaga jodohnya orang tanpa berpikir kebodohan. Ya sudahlah, mungkin itu ialah pengalaman sekalian guru terbaik dalam hidup. Tidak ada yang bisa disesali terkecuali bisa mengikhlaskan yang telah berlalu. Hidup di tangan Tuhan, maka Tuhan lah yang mengatur segalanya serta menjadi sutradara dalam roda kehidupan.

Tak ada kata terlambat untuk membangun dan memulai hal yang baru. Aku merasa sudah mempunyai bekal yang banyak untuk menyambung hidupnya hubungan bersama orang lain, bukan ia masa lalu.

Beginilah kita yang sudah hidup di jaman sekarang, istilahnya jaman now. Semuanya disibukan dengan sosial media, tanpa berpikir kita bersama siapa?' dan siapa yang harus kita pentingkan ?'
Ego sudah menjadi gembok.

Malam ini cuek sekali, untunglah saya ditemani handpone kesayanganku yang menjadi sahabat setia, selalu sedia setiap saat. Aku sudah terbiasa dengan sosial media, otak-atik handpone serti orang sibuk, tau-taunya hanphon sunyi senyap. Beginilah nasib si jomblo, tidak ada yang telpon maupun SMS tapi handpone tak pernah lepas dari genggaman.

Aku buka beranda fbku menunggu pemberitahuan sekaligus pesan dari mitra akrabku, mengenai info kuliah esok. Dari atas turun ke bawah, dari bawah naik ke atas hanya menunggu info sekalian membaca statu belum dewasa jama sekrang, alaynya tak bisa diucapakan dengan kata-kata lagi. Ketika muncul postingan baru, saya kaget.
"Widih bagus sekali orang yang di samping temanku." kataku dalam hati.

Tak perlu usang lagi, saya langung inbox sahabat aku.

"Malam fit" sapahku lewat inbox.
"Malam juga" sahutnya.
"Bagaimana mitra ?" tanya temanku kepadaku.
"Aduh saya barusan melihat cewek cantik, asalnya dari postingan kamu" tutur aku.
"Oh iya, yang itu sahabat aku." jawab fitri.
"Ciee, naksir ya !" kata fitri sambil ngeledek.
"Ya.. Begitulah." jawabku.
"Udah kau hening aja nanti saya urus, semuanya niscaya beres ko'." kata si fitri.
"Oke baiklah, saya tunggu kabarnya esok ya." pintaku.

Duduk merenung dengan secangkir kopi hangat temani pagi yang cuek mendung.

Kring.. Kring !
Kring..kring !
Eh ternyat ada SMS dari fitri
"Andi inj nomornya sahabat aku, nanti kau kenalan aja sama ia ya..!" isi pesan dari Fitri.
"Oke. terima kasih" balasku sambil tersenyum.

Tak ada pacar bantal guling pun jadi, begitulah si jomblo yang ditemani dinginnya malam.
Sambil saya membuka pesan, tujuannya intuk SMS nomor yang dikasi oleh Fitri pagi tadi.

"Malam" SMS gres dari aku.
"Malam juga, bole tahu ini dengan siapa ?" Balasan pesan.
"Oh. boleh kenalan, nama saya Andi !"
"Oh, boleh. Namaku Soraya !" Jawanya.

Malam itu aneka macam dialog yang kami tuangkan lewat pesan singkat. Aku bagaikan berada di atas langit ke tujuh dan dihibur oleh bintang-gemintang.

Bukan saja kita kenalan, saya dan ia pun memilih daerah untuk kita ketemuan esok hari.

Setelah kuliah pagi jam 09:00, saya pribadi menghubungi Soraya lewat pesan singkat.

"Pagi Ra, kau di mana ?"tanyaku.
"Aku lagi di dalam kelas." jawab Soraya dengan akhir lewat pesan singkatnya.
"Apa kau ada kuliah?" tanyaku lagi.
"Tidak ada lagi, Andi"
"Saya sudah di Kantin, kau bisa tiba ke sini" pintaku penuh harpan.
"Oke baik" sahut soraya lewat SMS.

Lima menit kemudian, Sorayapun tiba.
"Waduh, ini orang ternyata bagus sekali" memujiku dalam hati dengan hati dek-dekan.
Stelah ia berada di hadapanku, saya pun mempersilakan Soraya untuk duduk.
"Duduk Ra." ujarku sambil tersenyum.
"Terima kasih." kata Soraya.

Pagi itu aneka macam yang kita ceritakan.
Obrolan kami semakin dekat bagaikan orang yang sudah saling mengenal sebelumnya.

Malam pun tiba. Setelah buat kiprah kampusku, saya pribadi mengambil handphone-ku untuk SMS-an dengan tujuannya untuk melajut pembicaraan denganSoraya lewat pesan singkat.

Setelah saya menyapanya lewat pesan singkat, ia pun merespon dengan cepat.
Malam itu pun, saya pribadi ungkapkan isi hatiku kepada Soraya. Tapi apa jawabnya. Aku sedikit kesal tapi bukan saya sesali.

"Maaf, Andi sebaiknya kita berteman dulu" jawab Soraya menjawab apa yang ada dalam hatiku.
"Sampai kapan kita berteman, Sorya ?" tanyaku lagi.
"Nanti ada waktunya, di samping itu kau cari perempuan yang lain dulu. Sapa tahu kau bisa temukan yang lebih baik dari aku" Jawab Soraya.

Kata orang jomblo itu bahagia, bisa melaksanakan sesuatu hal tanpa ada yang melarang.

Tapi sulit juga jikalau hidup tanpa sang kekasih, yang lebih beratnya lagi, ketika hidup dalam impian dan penantian menyerupai ini.

Karangan : Firman Wally (firmanwally02@gmail.com)
Telah dikirimkan via email melalui Email : publikasikaryatulis@yahoo.com

No comments:

Post a Comment